Chapter 01 Damn!

53 16 40
                                    


Seseorang menghampiriku, entah darimana datang nya tetapi beberapa kali aku memang sering merasakan keanehan pada diri Sarah. Datang tak di undang pulang tak di antar. Begitu-- seperti Jailangkung.

"Are you ready for Party?" Sarah meringis ke arahku mengambil satu gelas martini dan illusions.

Aku membalas dengan cengiran tanda Ya dan aku bersemangat. Lalu tanpa basa basi melakukan ritual sebelum minum.

"Cheers."

Setelah bunyi gelas terdengar, kami tertawa terbahak bahak. Kepala yang tadinya pusing kerena beberapa tugas mata kuliah yang tidak done, akhirnya melayang layang di udara, balapan dengan pesawat terbang, dan terasa lebih baik setelah tiga gelas lagi yang memenuhi kandung kemih.

"Kau payah." Sarah masih menikmati minumannya, yang sudah beberapa kali meminta pelayan datang untuk memberinya lagi.

"Hei besok kita ada ujian, apa kau lupa?" Aku membenamkan kepalaku di atas minibar.

"Bahkan dirimu siapa saja aku tidak ingat ha ha."

"Aku tidak bercanda Sa." Kepalaku yang puyeng tidak dapat di kendalikan.

"Jangan mencoba menggagalkan malamku lagi dengan mengingatkan jadwal ujian."

Aku mengangguk anggukkan kepala.

"Tasmu baru?" Tanyaku setengah sadar.

"Iya pacarku yang membelikan."

"Bukannya minggu kemarin sudah membelikanmu dress dengan harga dua setengah juta?"

"Iya, kau masih ingat ya."

"Sekali kali suruh dia mentraktir minum paling mahal."

"Iya jangan khawatir."

Aku hanya mangut mangut, sibuk melihat orang orang berdatangan dari arah pintu masuk, beberapa di antaranya memiliki kantung mata hitam di bawahnya. Aku berpikir mungkin dia habis lembur kerja.

"Apa kau sudah memutuskan untuk menerima Lucky?" Tanya Sarah tiba tiba.

"Belum."

"Apa akal sehatmu tidak dapat berfikir dengan jernih? Lucky sangat menyayangimu."

Aku tidak menjawab.

Semakin malam kelab ini semakin ramai dengan beberapa pria berjas dengan segepok uang di dalam sakunya, yang kebanyakan terlihat dengan umur tiga puluh tahun ke atas, dan bisa saja ternyata sudah beristeri, atau bahkan sudah berkepala tiga. Aku tidak habis pikir juga dengan wanita wanita murahan yang di gila buta kan dengan pria setengah tua dan uang di dalamnya. Bergelantungan di atas leher pria yang sudah jelas jelas tidak akan menjadi miliknya lebih dari satu malam. Menjijikan!

Aku Kara, pencinta minum yang payah. Tetapi aku tidak setuju dengan perilaku menjijikan di dalam kelab. Jangan suudzon disini aku hanya minum dan perlu di garis bawahhi minum ku hanya bersama Sarah dan kakakku, bukan dengan lelaki berengsek, teman pria, atau pathner kencan. Aku hanya dengan Sarah-- dan Kakakku Raka.

Beberapa detik kemudian aku sudah hampir tersungkur ke lantai. Oke, Kata Sarah aku adalah manusia termerepotkan selama Sarah berada di muka bumi.

Tanpa aba aba tangan sarah menarik lenganku setelah meninggalkan beberapa lembar uang dibawah botol martini. Memapahku pelan pelan menuju ke arah parkiran.

🍀🍀🍀


Minggu pagi yang sangat menjengkelkan. Aku terbangun lebih berdasarkan kebiasaan. Kepalanya berdenyut kemudian kembali meringkuk malas di tempat tidur. Tidak lama handphone berbunyi.

RETURNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang