then and now

5 1 0
                                    

Kau tau apa yang lebih sakit dari kehilangan orang yang kau sayangi?
Yaitu kau sudah tidak bisa bertemu dia lagi
Selamanya~
°
°
°
Re-write
By. Hyploveanya
Happy reading
°
°
°

Sore itu aku kembali ke kota asalku setelah lebih dari 3 tahun aku mengenyam pendidikan sekolah menengah akhirku di Jakarta. Aku Nadya Sahara Putri, kau bisa memanggilku Nadya. Aku berasal dari Semarang namun orang tuaku pindah ke Jakarta saat aku lulus sekolah menengah pertama. Jadi mau tidak mau aku harus mengikuti mereka untuk sekolah disana.

Sebenarnya ada satu hal spesial yang sangat aku rindukan disini. Dia, Raditya Hermansyah. Entah sejak kapan aku mulai sangat dekat dengannya. Dia adalah pria berkacamata yang selalu duduk disampingku dari awal aku masuk SMP.

Aku masih ingat betul dengan penampilannya saat itu. Pria tinggi dengan setelan baju biru putih tengah berdiri di sampingku diawal upacara penerimaan siswa baru di SMP.

"Radit.." Sapanya sambil menyodorkan tangannya meminta sapaan balik dariku.

Aku menjabat tangannya, "Nadya" Disini awal dari perkenalan kita.

***

Aku merebahkan tubuhku sambil bersandar pada tembok dipinggir lapangan tenis. Mata pelajaran hari pertama, olahraga. Aku bukan orang yang begitu menyukai olah raga. Jadi sedikit malas memang dihari pertama sekolah harus disuguhkan dengan rasa lelah setelah berpanas-panas dengan upacara yang dilanjut dengan mata pelajaran olah raga.

Tiba-tiba seorang duduk disampingku dan tanpa aba2 dia langsung menyandarkan kepalanya di bahuku.

"Pinjam bahunya ya, Nad."

Radit pria yang baru aku kenal tadi pagi saat upacara kini sok kenal dengan menyandarkan kepalanya dibahuku. Kita baru kenal beberapa jam lalu. Namun aku sama sekali tidak merasakan canggung sedikitpun dengannya.

Pernah kamu berfikir dihari pertama sekolah, bagaimana jika nantinya kamu tidak punya seorang teman sebangku saat awal masuk disekolah baru. Aku berfikir demikian, bahkan sedikit takut jika aku tidak punya teman disekolah. Namun sepertinya kekhawatiranku bukan suatu hal yang perlu di takutkan lagi.

Perkenalan awalku dengan Radit membuatku sangat dekat dengannya. Kami duduk sebangku, Pergi kekantin dengannya, Berangkat sekolah dengannya, Mata pelajaran olahraga bersama dia. Bahkan sampai banyak yang mengira jika kita ini pacaran.

Memang hubunganku dan Radit sangat dekat. Namun aku tidak pernah berfikir atau bahkan ingin berpacaran dengannya.

Hingga suatu hari. Di ulang tahunku ke 15 tahun. Hari itu aku mendapat kabar kalo Radit gak bisa mengantar aku kesekolah karena sakit. Jadi aku memilih untuk naik angkutan umum ke sekolah.

Selama ini aku belum pernah tau Radit sakit. Jadi rasanya sangat sepi duduk sendirian tanpa ada dia disampingku. Memang terlalu dekat dengan seseorang membuatmu merasa kehilangan saat dia tidak ada disampingmu.

Pulang sekolah aku tengah menunggu angkot di depan sekolah, tiba-tiba sebuah motor berhenti didepanku.

"Radit.." kataku heran. Bukankah dia bilang sedang sakit. Kenapa malah datang kesekolah untuk menjemputku.

"Ayo naik.. mendung, bentar lagi ujan." Sahutnya.

Tanpa pikir panjang aku langsung memilih naik ke motornya dari pada harus menunggu angkot karena cuacanya memang sedang mendung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Euphoria (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang