Aku Alif, seorang street dance terkenal di Jakarta. Semua orang pecinta street dance di Jakarta pasti tau aku. Selain karena dance-ku,aku juga terkenal karena aku tampan. Hahaha narsis ya? Tapi itulah yang orang bilang. Aku tampan. Hahaha...
Banyak agensi besar yang ingin menerbitkan ku menjadi seorang artis. Tapi aku menolak semuanya. Itu karena ibuku. Ya... Itu semua demi orang yang kucintai itu. Satu-satunya keluargaku yang masih tersisa. Satu-satunya alasanku untuk tetap hidup.
Ibuku menderita penyakit kejiwaan. Dia sedikit gila. Ya mungkin dia benar-benar gila.
Aku lupa nama penyakitnya. Yang pasti dokter bilang ibuku sakit jiwa. Tapi meskipun begitu aku tetap menyayanginya. Bahkan mungkin aku menjaganya bukan hanya karena rasa cintaku, tapi juga rasa bersalahku. Dia seperti ini juga karena diriku. Mungkin dia sudah terlalu lelah mengurusku sampai akhirnya dia jadi gila. Ibuku sangat menentang keinginannku yang ingin menjadi seorang superstar. Katanya, kehidupan superstar itu tidak ada jaminannya. Dia menyuruhku untuk bekerja di tempat lain. Tapi tetap saja, aku tidak bisa melepaskan bakatku ini. Ku rasa, bakat menari ini sudah sangat melekat sampai sulit di lepaskan. Tapi meskipun begitu, aku tetap menghargai keinginan ibuku yang tak ingin anaknya jadi superstar. Lagipula jika aku jadi superstar, siapa yang akan merawat ibuku? Aku bukan seorang anak yang akan mengirimkan ibunya di panti jompo. Sampai kapanpun, aku akan tetap mengurus ibuku. Sampai kapanpun itu.
Hari sudah hampir tengah malam. Alif berjalan sendiri sambil memegang piala menuju rumahnya. Ya, hari ini ia memenangkan kompetisi street dance terbesar di Jakarta.
"Ah! Aku akan ke restoran dan membeli makanan kesukaan ibu! Hahaha" ia tertawa sambil mencium pialanya. Lalu ia berjalan menuju sebuah restoran cepat saji.
Alif keluar dari restoran dengan wajah sumringah. Ibunya pasti akan senang. Hari ini ia dapat uang banyak dan membelikan makanan kesukaan ibunya. Ia pun berjalan ke rumah dengan perasaan senang.
Namun tiba-tiba...
Dari kejauhan tampak sebuah mobil sedan melaju kencang. Tampaknya orang di mobil itu sedang mabuk. Alif tidak menyadari mobil yang melaju kencang di belakangnya. Ia pun terus berjalan sampai ketengah jalan, dan tiba-tiba...
CRASSSHHHH!!.......
Makanan yang Alif beli terlempar di tengah jalan. Pialanya pun hancur. Dan Alif
Aku membuka mataku. Putih... Hei! Sejak kapan kamarku di cat putih? Seingatku cat kamarku berwarna hijau. Ini dimana? Kepalaku sedikit pusing. Aku memegang kepalaku dan berusaha untuk bangun. Tapi..
"Eh? Kau sudah bangun..." aku mendengar suara seorang pria dan dia membantuku untuk duduk. Aku melihatnya sejenak. Siapa dia? Setahuku aku tidak pernah punya teman yang dahi nya lebar. Aku menatapnya bingung. Seolah mengerti tatapanku, ia mengenalkan dirinya.