Seorang pria berjalan dari arah yang berlawanan dari tempat Zahra berdiri.
Pandangannya lurus ke depan. Ia sempat menolehkan pandangannya ke seorang Gadis yang sedang berdoa di depan air pancur itu. Ternyata masih ada saja orang seperti itu di Jakarta fikirnya. Ia melewati Gadis itu dan tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh saat keduanya saling bersisian, perasaan yang sulit di gambarkan.
Entahlah, dia merasa ada perasaan sedikit lega. perasaan ini seperti ketika ia bertemu dengan Rafa setelah dua tahun berpisah di Amerika, hanya saja perasaannya lebih lega dan senang. Seketika ia menghentikan langkahnya. Alif berbalik melihat gadis cantik itu dalam.
gadis itu masih saja berdoa di tengah keramaian. Ia pun membalikan badannya kembali. Mungkin hanya perasaannya saja. Ia berusaha menepis hatinya yang berkata bahwa gadis itu Zahra, Istri yang selama ini di carinya, istri yang sempat ditinggalkannya.
Zahra membuka matanya. Ia menurunkan tangannya dan memegang ujung blusnya dengan kuat. Ia tidak ingin menangis disini. Ia harus kuat, ia harus bisa bangkit.
Tiap kali ia berdoa untuk Alif, Ia selalu menangis. Tapi hari ini ia sama sekali tidak boleh menangis begitu juga dengan hari-hari selanjutnya. Yang harus ia lakukan sekarang adalah melakukan apa yang di katakan Alif.
Ia harus mencari seseorang yang lebih baik dari Alif. Seseorang yang lebih bisa menjaganya daripada Alif, orang yang bisa mencintainya lebih dari rasa cinta Alif padanya. orang yang tak akan meninggalkannya..
Zahra meletakkan bunga dan mulai melangkahkan kakinya.
Namun, tiba-tiba kakinya terasa kaku. Dan tanpa ia sadari, Zahra membalikkan tubuhnya ke belakang. Matanya tertuju pada punggung seorang pria yang memakai jas berwarna abu gelap. Rambut pria itu di cat agak coklat dan style rambutnya seperti pria-pria yang sering ia lihat di tv.
"Mungkinkah itu...?"
Tidak. Itu pasti bukan orang yang ia cari. Lagipula ia tidak melihat wajahnya, hanya punggungnya.
Zahra menepis hatinya yang berkata pria itu adalah Alif, pria yang selama ini di tunggunya, pria yang selalu didamba siang dan malam, pria yang masih memiliki hatinya, pria yang selalu hadir dalam doa-doanya dan pria yang sangat ingin ditemuinya, pria yang tak diketahuinya keberadaannya.zahra menghela nafas ....tersenyum sambil memejam mata dan menggelengkan kepala beberapa kali,
" Tuhan aku benar-benar merindukannya" setitik air mata turun dari pipinya