SCR #2

34 12 0
                                        


"Teh Rahma" Ucap seorang wanita yang usianya lebih muda dari dirinya

"Iya ada apa Ning? lain kali ucap salam dulu ya"

"Eh ma..maaf teh lupa, soalnya disuruh buru buru sama ummi"

"Ummi? ada apa?"

"Itu ada Ummi Maryam sama Kang Faiz, katanya mau ngelamar teteh"
Tiba tiba pipinya memerah

"Ciee teh Rahma sudah mau dihalalin"

"Ihh kamu Ning kecil kecil kamu ih"
Dia meninggalkan Nining yang masih senyam senyum melihat tingkahnya.
Sesampainya di rumah benar saja Ummi Maryam ada di rumah dengan anaknya sekaligus kakak kelas tingkatku di kampus

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam" Jawab Faiz yang duduk di sofa ruang tamu namun tidak terlihat Ummi maryam, mungkim sedang di dapur bersama Ummi.

"Emm Kang saya ke belakang dulu, permisi" ucapku tanpa menoleh wajah Faiz

"Rahma, ganti bajunya ya terus jangan dulu keluar" Hatinya berdebar saat ini, mungkinkah Faiz ingin melamarnya?

"Iya mi"
Ia mengganti baju yang ternyata sudah tersedia di kasur, rupanya ummi telah merencanakan ini semua.
Ia duduk diatas kasur sambil membaca koleksi novelnya, tanpa disadari ada Teh Ica dipinggir tempat ia duduk, dia adalah kaka iparnya, istri dari kakak pertamanya yaitu A Hadi.

"Teteh, kapan kesini?" Dia berbalik dari posisi dudunua
"Iya kemarin di telpon sama ummi katanya ada yang mau lamar kamu, jadi Teteh sama Aa kamu kesini"

"Oh, kemana Ramdan?"
Ramdan adalah putra dari A Hadi sama Teh Ica usianya baru 2 tahun dan jika bertemu dengan Rahma ia selalu minta dibelikan Ice Cream, katanya upah dia mau ikut jauh jauh dari Purwakarta ke Bandung.

"Nggak ikut, dia sama Jiddah disana teteh juga gak akan lama paling malam pulang, banyak kerjaan Aa kamunya"

"Ohh" Dia terlihat membulatkan bibirnya

"Calon kamu ganteng juga ya, kalo teteh masih jomblo belum nikah sama Aa kamu teteh mau banget dilamar sama dia" Ucap teh Ica

"Istighfar teh, nanti Rahma bilangin sama A Hadi loh"

"Nggak teteh bercanda kok, ihh cemburu ya"
Rahma hanya menenggelamkan wajahnya ke bawahh karena malu dengan pipinya yang berubah warna menjadi merah

Di balik kamar ia mendengar obrolan A hadi, Ummi, Ummi Maryam sama Kang Faiz
" Ummi saya ingin melamar Rahma"

"Ummi setuju, tapi tetap pilihan ada di tangan anak Ummi, Rahma" Ummi terlihat sedang mengahampiri Rahma di kamar yang sedang duduk bersama Teh Ica

"Bagaimana nak?"

Rahma hanya mengangguk pelan, sembari terus menenggelamkan wajahnya kebawah, karna malu saat pipinya berubah warna menjadi merahh.

Setelah tahu lamarannya diterima Ummi Maryam dan Kang Faiz pamit pulang, namun saat mengintip di balik kamar, wajah Kang Faiz ternyata wajahnya sangat datar, tak ada wajah kesenangan dalam dirinya, tak selang berapa lama Kang Faiz dan Umminya pulang selang berapa lama Hafsah datang ke kamar Rahma.

Hafsah adalah Santriwati yang mondok di pesantren uwa, sama dengannya. Namun ia yatim piatu tetapi ia sudah Ummi anggap sebagai anak sendiri, karena kejujuran dan kepandaiannya tak hanya itu sosok Hafsah itu cantik dengan mata bulat yang bola matanya hitam pekat, bibir tipis, hidung lancip, serta terdapat lesung pipi yang menambah kecantikannya. Pantas saja banyak santri yang menyukainya karena bisa dibilang ia wanita sempurna.

"Assalamu'alaikum Teh" Ucapnya sembari mengetuk pintu kamarku

"Wa'alaikumussalam Hafsah"

"Selamat ya teh, teteh udah mau nikah" ucapnya seraya memelukku hangat

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Setitik Cahaya RomaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang