cherish
(v.) to love, protect, and care for someone or something that is important to you.(v.) to keep hopes, memories, or ideas in your mind because they are important to you and bring you pleasure.
🔵🔴🔵
"Nao-senpai, sport drink kita habis." Haruka menunjuk box kosong di sana. Peserta dari kedua universitas beristirahat sejenak untuk makan siang.
Natsuya muncul dari kolam renang. "Habis? Oke, aku akan beli di minimarket."
Ia pahlawan!
"Terima kasih, Natsuya-senpai."
Natsuya mengeringkan rambutnya dan mengelap tubuhnya. Tetap memakai celana renang, yang menutupi badannya hanyalah jaket klub. Ini lebih dari cukup, katanya.
Di luar, Natsuya melihat pantai yang jernih.
🔵🔴🔵
"Sekitar setengah jam lagi Alex sampai."
Himuro mengangkat layar handphone. Menghela napas. "Dia ingin kita terus berada di luar. Menyambutnya. Haah, merepotkan sekali."
(Name) mengangkat bahu. "Aku tidak masalah. Toh dia adalah gurumu juga, 'kan?"
Masih setengah jam lagi. (Name) berniat untuk menawarkan bantuan pada Natsuya. Ia tidak melihat satu perempuan pun tadi. Nao pasti lelah karena akan seharian mengarahkan banyak peserta. Bagaimana dengan makan malam dan cucian piringnya?
Lewat chat. Telefon takut mengganggu.
(Name) berpikir sejenak sebelum menyentuh simbol kirim. Apakah ini akan baik-baik saja? Kalau memang tidak ada perempuan, berarti ia akan menjadi satu-satunya?
Siapa pun tidak akan mengizinkan.
(Name) menghela napas. Semoga saja ada staff wisma yang akan mencuci piring-piring mereka. Mereka pasti sudah merencanakannya juga, 'kan? Tidak perlu khawatir.
Untuk memastikan karyanya, (Name) memeriksa beberapa logo yang sudah ia buat. Bagus. Paket internet habis.
"Sepertinya aku harus ke minimarket dulu."
"Perlu aku temani?"
"Tidak usah. Bisa gawat kalau Nona Alex datang sementara salah satu dari kita tidak ada."
Himuro mengangguk. "Baiklah. Hati-hati."
🔵🔴🔵
Dari luar minimarket (Name) sudah melihat Natsuya berbicara dengan petugas kasir. Saat masuk, Natsuya langsung tersenyum lebar.
"Kita bertemu di sini, (Name)-chan."
(Name) meneguk saliva. Natsuya sama sekali tidak menutup jaketnya. Sebenarnya (Name) sudah biasa melihat Natsuya bertelanjang dada. Sejak dulu. Namun karena beberapa lama ini jarang bertemu, pemandangan itu hanya akrab jika Natsuya ada di area renang.
"(Name)-chan? Kenapa? Kau baik-baik saja?"
Natsuya berjalan mendekati (Name). Ketika akan menyentuh dahinya, (Name) langsung menepuk dada Natsuya.
"Tutup jaketmu, Mechakucha no kami!"
Bahu (Name) melewati Natsuya. Cekikikan di belakang berubah menjadi gelak riuh. Natsuya datang lagi dari belakang. Merangkul (Name) dengan caranya. Kuat dan tiba-tiba.
"Heh, rasanya sudah lama aku tidak mendengar nada lantangmu itu." lanjut tertawa tanpa ada niat menarik zipper ke atas. "Dan panggilan itu." Dari pundak berpindah ke rambut. Mengacak-acak. "Mechakucha no kami..."
(Name) berusaha keluar dari tangan Natsuya yang begitu kuat dan berat.
"Tolong lepas, Natsuya-kun! Aku sakit perut..." Dia berkata jujur.
Natsuya melepas tangannya dari (Name). "Kurasa ada toilet di belakang. Perlu aku temani?"
Tidak usah. Takut memperlama sedangkan Natsuya sedang ditunggu. "Oke, baiklah."
—tapi (Name) juga ingat kalau waktunya terbatas. Alex akan segera datang.
Jadinya (Name) menitipkan handphone-nya pada Natsuya untuk dibelikan pulsa. "Beli yang seperti biasa. Uangnya aku ganti nanti."
Natsuya menggeleng-geleng sambil tersenyum. Satu box besar sport drink pesanannya baru saja diletakkan di atas meja kasir.
"Sekalian beli pulsa, Mas."
Natsuya menyebutkan nomor dan nominal 'seperti biasa'. Berpikir sudah membuka kunci layar dan jaring-jarang ia bisa sebebas ini, Natsuya melihat galeri.
Setiap gambar selalu membuatnya terkekeh. Foto selfie (Name) dengan keluarganya, karya-karya yang entah ada di pameran mana, dan banyak foto (Name) bersama Natsuya. Laki-laki itu mengusapnya pelan...
Terhadap foto berikutnya, Natsuya menelan ludah. Mata tertutup satu, ada tahi lalat di ujung mata yang terlihat, laki-laki di dalam foto ini absolut Himuro Tatsuya.
(Name)-chan menyimpan fotonya? Rambutnya diacak gusar. Tapi kenapa?
Pria dikasir memberitahu bahwa pembelian selesai. Natsuya membayar untuk sport drink dan pulsa. (Name) datang dari belakang. Natsuya menghapus jejak di handphone.
"Terima kasih, Natsuya-kun."
Ada dua kaleng soft drink yang (Name) letakkan di atas meja kasir. Dalam situasi seperti ini pasti yang satunya itu buat Himuro Tatsuya 'kan?
"Aku juga mau."
"Hm?"
"Soft drink itu."
(Name) terlihat berpikir sejenak. Bukankah yang satu untuk dirinya sendiri dan yang satunya untuk Nat—pintar. Ia lupa tentang Himuro. Namun sepertinya Natsuya-kun salah paham.
Sepanjang perjalanan kembali ke tempat semula, Natsuya tidak terlihat keberatan dalam membawa satu box sport drink. Matanya sesekali melirik (Name).
Apa mereka sering sekali bertemu? Mengobrol? Lalu guru-guru yang lain, atau bahkan murid memasangkan mereka berdua?
Apa (Name)-chan menyukai laki-laki itu?
Haah, Natsuya. Kau hanya kelelahan, 'kan?
to be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐜𝐡𝐞𝐫𝐢𝐬𝐡𝐢𝐧𝐠 ↯ kirishima natsuya
Fanfiction𝓚. 𝓝. ✧ ❝ Secara tidak sadar, aku telah menganggapmu seperti air. Kau bukan keinginanku. Tapi kebutuhanku. ❞ Free! © Kouji Ouji. © 2018.