Selamat membaca, selamat menikmati😊
~~~~**~~~~
"Kenapa sih, setiap lo ngobrol sama gue tanggapan lo cuma, ya, oh, mm" Bagas mulai bersuara, mencoba memecah keheningan yang terjadi selama kurang lebih lima belas menit semenjak dia dan Diana duduk di atap sekolah. "Malahan lo lebih sering diem waktu gue ajak ngobrol, lo sebenernya ada masalah apa sih sama gue Di?"
"Enggak, nggak ada masalah apa-apa. Perasaan lo doang kali, gue mah biasa aja" jawaban Diana yang terkesan cuek malah menambah rasa penasaran Bagas.
"Ck, kalau nggak ada masalah apa-apa. Kenapa respon lo selalu cuek gitu tiap gue ajak ngobrol?"
"Gue emang gini kok." jawaban singkat itu terucap dengan santainya dari bibir Diana.
"Iya, tapi cuma sama gue. Sama yang lain enggak tuh. Lo fine fine aja."
Mendengar pernyataan sepihak Bagas yang agak sarkas membuat Diana menghentikan aksinya membaca buku dan mengalihkan perhatiaannya kepada Bagas. "Denger ya Gas. Gue emang gini, sifat gue emang kayak gini. Jadi kalau gue cuek bukan berarti gue punya masalah sama lo. Lagian dari dulupun kita cuma kenal nama kita juga nggak saling kontak. Jadi gue minta lo jangan gampang nyimpulin apa-apa tentang gue karena lo nggak tahu gimana gue sebenarnya!" Ucap Diana dengan nada menggebu, dia tidak terima jika cowok yang duduk di sampingnya ini sembarang menilainya tanpa mengetahui bagaimana sifat seorang Diana. Nafas Diana menggebu, matanya menyalang tajam ke arah Bagas. Namun yang ditatap dengan rasa tidak bersalahnya tertawa terpingkal melihat reaksi Diana akan perkataannya tadi.
"Kenapa lo ketawa?!"
"Enggak, cuma lucu aja ngelihat lo ngomel ngomel kayak tadi." ucap Bagas yang masih mencoba untuk mengontrol tawanya yang kian menjadi.
Diana yang melihat reaksi Bagas kemudian tertawa sinis. Lucu dia bilang batin Diana. "Sakit lo emang."
Gerah, Diana pun melangkah pergi daripada dirinya makin tambah emosi.Bagas yang menyadari Diana yang akan pergi, dia pun menghalangi langkah Diana dengan menodongkan tongkat kasti yang sedari tadi dia mainkan. Diana kontan berhenti, dia melayangkan tatapan tajam ke arah Bagas. "Singkirin gak!" datar, dingin dan penuh peringatan seperti itulah cara Diana mengucapkannya.
Bagas yang keras kepala tetap mempertahankan posisi tongkatnya. Masih dengan posisi duduk tanpa menoleh ke arah Diana dia berkata "Lo bilang gue enggak tahu apa-apa kan tentang lo? Kalau gitu," Bagas menjeda kalimatnya sebentar untuk menolehkan kepalanya ke arah Diana. Menatap mata Diana tepat di bola matanya "Buat gue tahu semua tentang lo."
~~~~**~~~~
Akhirnya......
Setelah sekian lama cuma nangkring di work. Baru sekarang berani buat publish.
Sebenarnya ini bukan cerita pertama, dulu udah pernah ada tapi mangkrak bertahun-tahun dan berakhir dengan saya unpublish.
Semoga yang ini tidak bernasib sama kayak yang terdahulu🙏🙏
Jadi buat reader yang baca tolong mohon dukungannya ya.....Baik vote maupun comment, untuk comment saya berharap banget kritik dan saran dari kalian supaya nanti kedepannya cerita ini bisa lebih baik.
Jangan lupa juga buat Share supaya temen kalian juga pada tahu (tapi gak papa sih kalau nggak mau saya juga nggak maksa kok🔪🔪😈😈)
Kayaknya udah panjang banget ini note nya. Baiklah sekian dari saya. Sampai jumpa di chapter selanjutnta👋👋
Terimakasih sudah membaca😇😇
KAMU SEDANG MEMBACA
LOCKED
Teen FictionBagas dan Diana, keduanya merupakan siswa SMA Garuda yang memiliki banyak prestasi baik dari segi akademik maupun non-akademik. Bagas sang ketua OSIS dan playmaker andalan tim basket dari SMA Garuda yang selalu menjadi momok bagi SMA lain. Sedang D...