Chapter 1

59 8 0
                                    

"Kau pikir kau gadis yang beruntung? Kau akan tetap menerimanya meski aku melarangmu?" tanya wanita dengan bibir merah pekat itu, ekspresi dinginnya mencela.

Ekspresi itu sudah biasa dihadapi Zarana Kinsley, gadis cantik berusia 18 tahun yang selama ini hidup bersama keluarga bibinya, Scarlette Abilardo.
Faktanya, ia menoleransi ketidaksukaan yang secara terang-terangan Scarlette tujukan padanya.

"Dengar, kau hanya gadis kecil yang ditinggal mati oleh ayah dan ibu bodohmu. Sudah untung aku dan suamiku bersedia mengurusmu," kata Scarlette seraya membuka kotak hitam kecil di tangannya.

Zara mengangkat kepalanya, "Ibu bodohku adalah adik kandungmu."

Scarlette tertawa, "Lily bukan adikku, sejak kecil aku tak pernah menyayanginya. Wanita bisu yang merebut semua kebahagiaanku!"

Kini Zara berusaha untuk menahan emosi dan tangisnya. Cukup, ia tak boleh lagi menangis.

"Tolak tawarannya," ketus Scarlette dengan tangan yang tengah sibuk menyalakan sebuah pemantik dan tatapan tajamnya pada sang lawan bicara.

"Aku takkan menolaknya. Aku akan menerimanya. Bibi tak bisa seenaknya melarangku, lagi pula keputusanku takkan memberatkanmu bukan?" ucap Zara dengan suara tertahan.

Scarlette menatap lekat tubuh Zara dari atas ke bawah, "Hei.. lihatlah dirimu. Apakah kau iri pada Bethrix?"

Zara menghela napas pelan, mana mungkin ia iri pada gadis manja yang selama ini menyakitinya.

"Aku tak pernah iri sedikitpun pada Bethrix."

Scarlette tertawa, "Ya benar, bagaimana mungkin aku membandingkan gadis sepertimu dengan anakku."

Zara jengah, "Sudah cukup hidupku diatur. Aku hanya ingin mengejar mimpiku dengan atau tidak seizinmu, dan jika keberatan, bibi tak perlu mengeluarkan sedikitpun uang bibi untukku. Aku bisa mendapatkannya dengan bekerja paruh waktu," ujar Zara yang bersiap pergi.

Zara melakukan hal yang tepat, berlama-lama berbicara dengan bibinya hanya akan membuatnya terluka.

"Dan satu lagi. Jika Paman Edward tak melarangku pergi, aku sudah pergi dari sini sejak lama."

Scarlette beranjak dari duduknya dengan cepak menghampiri Zara dan
Plak! tamparan singkat tepat sekali mendarat di pipi mulus Zara. Seketika Zara memegang pipinya yang sakit.

"Kau memang benar-benar tak tahu diuntung, sekarang pergilah dari hadapanku!"

Zara membalikkan badannya dan segera beranjak pergi dari hadapan wanita di depannya itu menuju ke kamarnya.

Scarlette menatap kepergian keponakannya tersebut. Tersirat akan kecemasan di mata wanita paruh baya itu.

"Sayang sekali, pria itu melarangku untuk tidak menyiksamu lebih. Dasar gadis pembangkang!" ucap dingin Scarlette bersamaan dengan hembusan asap putih yang keluar dari mulutnya.















14.01.'19

NEXTTO CHAPTER ONE

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 19, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

ZARA AND NOLANWhere stories live. Discover now