two. * lime or strawberry *

7.1K 295 12
                                    

in previous chapter

"Ini bahan kualitas bagus," kata pria itu datar, "Borgolnya dilapisi bantalan empuk." Dia menggerakkan tali kulit untuk memamerkannya. "Top of the line," tambahnya tanpa sadar.

Sehun terdiam dan hampir mempertimbangkan. Lalu dia menggelengkan kepalanya. Apa yang aku pikirkan? Dia bertanya-tanya sembari mencaci dirinya sendiri. Hanya karena Jisoo menggodaku, bukan berarti aku harus melakukannya. . . untuk. . . .

"Apa mereka kuat?" Sehun bertanya lagi.

--------------------------------------------------------------------------

Rabu 05.12.2018, jam 13:17 KST

"Soo-ya nanti kamu akan terlambat ke kelas lab," tegur Sehun.

"Biarkan saja," Jisoo menjawabnya singkat.

Sehun tidak mengerti bagaimana Jisoo bisa tahu ada tempat tersembunyi di lemari penyimpanan di sekitar area kampus tapi anehnya justru Ia juga menikmatinya.

Bibir Jisoo perlahan-lahan mencium leher Sehun kemudian naik menuju ke arah telinga Sehun.

Nafas Sehun seperti tercekak dan kedua telapak tangannya mencengkeram pinggul Jisoo karena sentuhan bibirnya membangunkan libidonya.

Jisoo tersenyum kemudian Ia menggigit cuping telinga Sehun sebagai pembalasan.

"Bad boy," gumamnya.

Kedua tangannya menelusuri tulang belakang Jisoo dan berakhir di dua bongkahan bawah Jisoo yang padat dan berisi lalu meremasnya tanpa melupakan bibirnya bermain juga menelusuri rahangnya.

"Bad girl," balasnya sebelum akhirnya ujung lidahnya membelai bagian bawah dagu Jisoo, mengecup dan menghisapnya dengan kuat.

Sehun pasti telah menyentuh titik sensitifnya.

Jisoo tiba-tiba tersentak ke depan, satu tangan mengepal dengan kuat bersamaan dengan itu ada gumpalan kenikmatan kecil berbentuk desahan keluar dari saluran pernafasannya.

Sayangnya, kepalan tangannya itu tidak sengaja menghantam rahang Sehun.

"Aduh!" teriaknya.

"Jisoo!" Dengan hati-hati ia memaju mudurkan rahangnya. "Untuk apa itu?"

"Aduh maaf " ucap Jisoo terdengar sangat menyesal ikut mengusap-usap rahang Sehun.

Sehun dengan lembut memeriksa rahangnya yang lembut dengan jari-jarinya.

"Kau bisa saja menggeser rahangku," ledeknya.

"Ups, maaf," Jisoo mencium lembut rahangnya sebagai tanda penyesalan.

Lemari penyimpanan itu cukup gelap bagi Sehun untuk melihat ekspresi wajah Jisoo tapi Ia bisa merasakan kalau kekasihnya sedang menertawainya.

"Soo-ya!!" katanya sekali lagi dengan suara yang sedikit mengancam.

"Maaf, sayang," Jisoo terkikik sebelum sekali lagi mengalungkan kedua tangannya ke leher Sehun.

Ketika jemari mungilnya mulai menggodanya lagi dengan membelai dan menyisir rambutnya secara acak, amarahnya seketika memudar.

Saat bibirnya mulai menemukan bibir berbentuk hati yang selalu menggoda imannya itu, Ia lupa akan rahangnya yang berdenyut.

Tentu saja, memar di leher cukup mengesankan bagi Sehun untuk tidak melakukan make out mereka di lemari penyimpanan selama beberapa hari.

*Lime or Strawberry * [SehunxJisoo 21+ Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang