Pelajaran pertama telah usai, kini kelas XI IPA 2 sedang menunggu Pak Joele atau biasanya meraka sebut dengan panjul (:v)
Nova masih sibuk mencatat tugas dari Bu Maryam yang tadi belum selesai ia kerjakan.
"Eh anjing pangeran gue dateng"
"Woy gila Park Jimin ada dimarih"
"Ya ampun oppa"
"Oh pangeran adindamu disini"
Nova yang penasaran mengapa kelasnya berubah menjadi ramai menghentikan aktivitasnya. Ia menilai penampilan lelaki yang sedang berdiri di depan kelasnya, rambutnya yang berwarna hitam pekat, badan tinggi jangkung, kumis tipis, alis tebal, dan bola mata berwarna coklat cerah.
"Masih gantengan Kirito" Ujar Nova dengan wajah yang masih di taruh di atas meja.
"Sudah anak-anak tidak usah kacau" Ujar Pak Joele meleraikan keramaian di kelas XI IPA 2, "Baiklah nak, silahkan perkenalkan namamu"
Anak baru itu mengangguk lalu menatap ke arah mereka, "Perkenalkan nama saya Nauval Artmaja. Kalian bisa memanggil saya Nauval"
"Woohh"
"Mas noval boleh kali eneng karungin"
Sorak-sorak murid mulai terdengar kembali.
Pletak!!
Pak Joule memukul papan tulis dengan penggaris kayu, seketika kelas hening kembali.
"Oke, Nauval kamu bisa duduk di sebelah Angga"
"Syukurlah, Gue bisa nyelamatkan lo bangku kramat" Ucap Nova pelan sambil mengelus-elus bangku kosong disebelahnya.
"Eh, tunggu nak" Pak Joule menghentikan langkah kaki Nauval yang sedang melangkah ke arah Angga.
"Kamu duduk di sebelah Nova saja. Bisa-bisa kamu ketepa badung kalo berkumpul dengan mereka"
"Yah bapak ga asik lah!" Ujar Reno yang duduk di depan Angga.
"Tau huhh"
"Pak daripada sama Nova mending sama saya pak"
"KALIAN INI TIDAK BISA SEBENTAR SAJA TIDAK BERKOMENTAR HAH!"
Suara menggelar Pak Joule membuat kelas menjadi sangat angker.
"Sudah, kamu duduk di sebelah Nova" Ujar Pak Joule pada Nauval.
Nauval mengangguk lalu berjalan ke arah tempat duduk di pojok belakang kelas, "Baik pak"
Harum tubuhnya langsung meruak masuk ke indra penciuman Nova saat dia menduduki bokong nya di bangku sebelahnya. Harum yang belum pernah ia cium sebelumnya namun terasa damai.
"Bapak harap kalian menerima Nauval dengan baik dan dapat berteman dengan baik"
"Iya pak"
"Buka buku paket halaman 45 dan lanjutkan tugas kemarin. Saya tinggal sebentar dan kalian jangan ribut"
Nova menaruh buku paket di tengah-tengah mereka agar Nauval bisa melihatnya.
"Kerjain yang ini" Tunjuk Nova pada salah satu soal di buku itu.
Nauval menatapnya datar dan tidak mengeluarkan satu kata pun. Nova tidak menghiraukannya, ia mengerjakan tugas dari Panjul dengan buku paket yang harus berbagi dengan murid baru itu.
"Sorry tangan lo nutupin soal" Ucap Nova se-ramah mungkin.
Nauval tidak menjawab sedikitpun, tatapannya pun masih sama seperti tadi.
"Bisu kali nih orang"
Nauval tersendak salivanya sendiri, ia menatap Nova yang sedang asik mencatat tugas.
"Hai?" Windi memberikan tangannya ke arah Nauval, "Nama gue Windi Sahara lo bisa panggil gue Windi atau sayang"
Nova melirik wajah Nauval dari samping, ia penasaran dengan reaksinya. Namun tatapannya tidak berubah sedikitpun. Ia masih fokus mencatan tugas.
"Hahaha" Tawa Nafa menggelegar di kelas, "Mana mau dia kenalan sama manusia macem lo! Hush hush" Nafa mendorong tubuh Windi, "Hai ganteng kenalin nama gue Nafa"
Nauval masih dengan posisi yang sama bahkan mengangkat wajahnya untuk melihat mereka pun tidak.
"Ck, ini tangan guee di jarang-jarang loh di anggurin gini" Nafa lebih mendekatkan tangannya ke wajah Nauval.
"Minggir-minggir babang Reno mau lewat. Neng Nafa mending salaman sama babang Reno" Reno merangkul pundak Nafa, dengan kasarnya Nafa melepaskan rangkulan Reno.
"Geli gue!!!" Ucapnya lalu berjalan ke luar kelas, "Gue mau ke kantor mau manggil panjul. Kalian semua siap-siap ngumpulin tugas"
"Woy! Ke tempat gue kuy kita ngomongin apa kek daripada lo disini" Reno menepuk pundak Nauval dan dijawab gelengan olehnya, "Gue mau mabar"
"Yahh babang kecewa. Yaudah lain waktu oke?"
Nauval mengangguk mengiyakan.
"Lo ngapain sih Nov?" Tanya Ica pada Nova, karena sedari tadi ia sibuk memainkan gadgetnya.
"Gue mau mabar bareng Rey kiyosi" Jawab Nova dengan arah pandang masih ke arah Smartphone.
"Woy tae! Nama gue Reynald" Ujar Reynald seraya melotot ke arah Nova.
"Ga takut gue nzenk" Nova balik melotot ke arahnya.
"Mari lo merapat" Reynald menepuk kursi yang ada di sebelahnya, "Jangan jauh-jauh gue susah nyari lo nya"
Nova mengangguk, "Misih, gue mau lewat"
Nauval memajukan badannya sedikit ke depan.
"Ga muat. Kurang maju lagi"
"Loncat kan bisa"
'Buset nih anak, dikira gue tarzan kali'
Dengan bertekad sedikit nekat Nova berusaha melompati bangku yang disisakan sedikit di bagian belakang.
Brakk!!
"Adaw" Ucap Nova sambil mengelus bokongnya yang terasa nyeri.
"Buahahaa" Reynald tertawa terpingkal pingkal di lantai kelas, "Mampus lo mampus!!"
Nova melihat wajah Nauval yang tidak meresponnya sedikitpun. Entah apa yang ia sibukkan dengan buku tulis nya itu.
Setelah berhenti menertawakan Nova, Reyland mengulurkan tangannya membantu untuk bangun.
"Sakit?"
"Enak banget njer!"
"Lagi coba lagi"
"Muke gile lo tolol!" Ucap Nova sambil menjitak kepala Reynald.
Salam❤
NurFadiah
KAMU SEDANG MEMBACA
DI BALIK SEBUAH RASA
Teen FictionDitakdirkan menjadi seorang wanita bukan berarti aku harus seperti putri raja. Yang harus memiliki sifat lembut dan ramah. Bukan berarti harus lemah saat ditimpa masalah. Bukan berarti harus menangis meratapi masalah. Aku tak suka sesuatu yang dipak...