PROLOGUE

1K 36 6
                                    

"Yah..., Naffa jalan dulu ya," teriak gadis yang manis bernama Afreena Lauren yang sedang berdiri lalu membenarkan sepatunya di teras rumah.
"Iya, pulangnya jangan terlalu malam ya...," sahut seseorang dari dalam rumah.
"OK!" teriak Naffa, ia berdiri lalu beranjak pergi.
Naffa berjalan kaki menuju sebuah caffe yang sedikit jauh dari rumahnya. Namun, sesekali juga berlari seperti anak kecil. Di rumah, Naffa hanya tinggal berdua dengan seseorang yang dipanggilnya 'Ayah'. Naffa pernah bertanya tentang keberadaan ibunya, sayangnya ayahnya hanya mengabaikan dan mengalihkan pembicaraan setiap Naffa menanyakan itu.
Sesampainya di Caffe, Naffa langsung masuk dan memperhatikan orang-orang yang ada di sana. Seorang perempuan yang sedang berdiri di samping tangga Caffe itu sambil melambaikan tangannya kepada Naffa. Seolah menyuruh Naffa untuk menghampirinya. Naffa pun menuju ke arah perempuan itu.
"Hai, Fa..., lama banget ya kita nggak ketemu, gimana kabar kamu?" sapanya sambil menggenggam tangan Naffa.
Naffa membalasnya dengan senyuman yang sangat anggun. Kemudian Naffa mengajak perempuan itu untuk duduk. Ia pun itu mengiyakannya lalu mereka menaiki tangga dan duduk di balkon Caffe itu.
"Ya ampun, Ay..., Kok kamu sekarang cantik banget," ucap Naffa sambil menggenggam tangan Ayana.
Ayana adalah sahabat Naffa dari kecil, tapi sejak kelas 6 SD, Ayana pindah ke New Zealand dan baru sekarang ketemu lagi.
"Haduh...," sahutnya malu.
"Kamu juga tambah imut, Fa," lanjutnya, lalu mencolek hidung Naffa dengan jari telunjuknya.
"Apaan sih," sahut Naffa tersenyum.
"Permisi mbak, mau pesan apa?" ucap seseorang yang sedang berdiri disamping mereka sambil menyodorkan sesuatu.
Mereka pun memesan makanan dan minuman yang ada dipapan menu yang diberikan Waitrees.
"Mbak...," ucap Ayana lalu tertawa lepas karena waitrees tadi menyebut mereka dengan kata 'mbak' tapi setelah waitrees itu udah pergi loh ya.
"Ya ampun, Ay. Kenapa memangnya kalau dia panggil kita mbak," ucap Naffa sambil menggerakkan jari tengah dan telunjuknya dengan kedua tangannya lalu ikut tertawa, tapi tidak seheboh Ayana.
"Nggak papa sih, cuman kesannya kayak tua banget gitu," jawabnya yang masih tertawa.
🗝️
"Ayah lagi ngapain?" ucap Naffa yang melihat Harry yang sedang berdiri di atas atap rumah.
"Benerin genteng nih, soalnya atap kamar Ayah bocor," sahutnya lalu melanjutkan pekerjaannya.
"Kenapa nggak dari tadi sore Yah. Eh, tapi sekalian atap kamar Naffa, ya, Yah, makasih," ujar Naffa lalu beranjak masuk ke dalam rumah.
Ketika Naffa membuka pintu kamarnya, "Ayah, ngapain di sana?" ucap Naffa lalu tertawa.
"Kan kamu bilang atap kamar kamu bocor. Nah, ini Ayah lagi benerin," ucapnya lalu ikut tertawa.
"Oh iya," ucapnya sambil nyengir.
"JELEK!" ucap Harry lalu Naffa memasang wajah horor yang membuat Harry tertawa.
"Yaudah, Ayah hati-hati ya!" ucap Naffa lalu pergi menuju pentry.
Seperti biasa, Naffa memasak makanan untuk malam ini dan menyiapkannya di atas meja makan. Namun, saat hendak mengambil sesuatu di dalam lemari pentry, dia menemukan sebuah amplop yang ditujukan untuknya.
"Amplop apa ini," gumam Naffa lalu membuka amplop itu.
"Naffa, gimana? Masakannya udah jadi?" ucap Harry sambil menghampiri Naffa.
"Udah kok, Yah. Ini amplop apa, Yah?" tanya Naffa sambil memperlihatkannya pada Harry.
Kemudian Harry mengambilnya lalu membuka amplop itu, "kamu dapat ini dari  mana Fa?" ucap Harry lalu mengembalikannya pada Naffa.
"Dari dalam lemari pentry Yah," jawab Naffa sambil mengambil amplop yang ada di tangan Harry.
"Yaudah kamu mandi dah sana, BAU!" ujar Harry mengejek Naffa.
"Yah..., Ayah juga belum mandi, LEBIH BAUUU!" timpal Naffa lalu berlari menuju kamarnya yang ada dilantai dua.
Melihat tingkah Naffa yang lucu, Harry menggeleng-gelengkan kepalanya.
💐
"Ini amplop dari siapa dah? Kok narohnya di lemari pentry, aneh banget!" gumam Naffa lalu membuka kembali amplop yang berisi surat itu.

To : Afreena Lauren
Hai gadis cantik, perkenalkan nama aku Madelyn Laurenia, kamu bisa panggil aku Elyn. Aku tidak akan banyak bicara lewat surat ini. Aku adalah kepala sekolah Laurenia Academy. Pasti kamu bingung kan, kenapa nama sekolah ini ada nama belakang aku dan kamu?
"Iya ya, kok sama dia siapa sih?" gumam Naffa.
Untuk itu, aku mengundangmu agar bisa sekolah disini. Aku sangat mengharapkan kedatanganmu.
Oh iya, kamu nggak usah bawa-bawa banyak barang kalau perlu nggak usah bawa apa-apa, karna disini sudah kami siapkan untuk kamu.
Lusa pagi, kamu akan pergi bersama seseorang yang akan menjemputmu dan ditemani oleh Ayahmu.
Jadi, bersiaplah....
From : Madelyn Laurenia

"Ayah?" gumam Naffa bingung.
Naffa bergegas keluar kamar dan menuruni satu persatu anak tangga. Dilihatnya Harry yang sedang duduk di sofa sambil menatap layar televisi.
"Yah, kata surat ini besok lusa aku bakalan dijemput seseorang untuk pergi ke  Laurenia Academy. Sama Ayah," ucap Naffa sambil duduk disamping Harry.
"Oh, Iya. Ayah sudah tau kok," jawabannya cuek dan masih menatap layar televisi.
"Ayah sudah tau? Tau dari mana?" tanya Naffa sedikit terkejut.
"Ah, I..., I..., I..., itu ta..., ta..., tadi Ayah da..., da..., dapat surat juga," sahut Harry dengan gagah.
"Oohhh, Laurenia Academy itu apa sih, Yah?" tanya Naffa penasaran.
"Kan sekolah," jawabnya singkat tanpa menatap Naffa.
"Ih, Ayah mah..., Naffa juga tau kalo itu sekolah," protes Naffa.
"Maksudnya Naffa itu ini sekolahan di mana? negara mana?" tanya Naffa yang kesal karna Harry bersikap cuek.
"Nanti kamu juga tau. Yaudah mending kita makan aja!" ucap Harry lalu mematikan televisi dan bangkit dari duduknya begitupun Naffa, Harry meletakkan tangan kanannya di atas pundak Naffa.
Mereka menuju meja makan dan memakan makanan yang ada di atasnya.
"Laurenia Academy?" gumam Naffa yang sedang berbaring ditempat tidur. Surat itu berhasil membuat Naffa tidak bisa terlelap malam ini.
Naffa terus menerus memandang isi amplop yang ada di tangannya dan berkali-kali membukanya.
Hingga Naffa mengambil Smartphonenya yang ada di atas nakas lalu duduk di sebuah kadera di balkon kamarnya.
Dia membuka aplikasi mbah Google dan mulai mengetikkan kata 'Laurenia Academy'. Namun sayang, bukannya mendapatkan informasi tentang sekolah itu. Yang ada terpampang nama Laurenia Kaile yang entah siapa. Dilihatnya di laman gambar, kemudian ke laman berita, dan ke Google maps, sayangnya tidak ada hasil yang ditampilkan.
"Iish...," ucap Naffa kesal.
"Fa..., kamu belum tidur juga?" teriak Harry dari dalam kamarnya yang ada di samping kamar Naffa.
"Iya, Yah. Sebentar lagi Naffa tidur kok," sahutnya dengan nyengir.
Tiba-tiba Harry datang melalui balkon yang memang menyatu di antara kamar mereka berdua.
"Ayah ngapain?" ucap Naffa yang terkejut melihat kedatangan Harry.
"Udah kamu tidur sana, nanti kesiangan," ucapnya sambil merangkul Naffa. Naffa pun menuruti perintah Harry dan merebahkan tubuhnya ditempat tidur.
Harry kemudian mengunci pintu yang terhubung dengan balkon itu. Harry memasangkan selimut yang hangat pada Naffa kemudian mencium keningnya.
"Selamat malam, Yah," ucap Naffa sebelum tidur.
"Malam," jawabnya.
Harry kemudian menuju ke kamarnya lalu menuju ke balkon, dilihatnya seseorang yang sedang berdiri disamping pohon yang ada didepan rumahnya, Harry memerintahkannya untuk pergi kemudian orang itu pergi menuruti perintah Harry.
"Dia sekarang sudah benar-benar memperhatikan gerak-gerik Naffa," Gumam Harry, kemudian mengunci pintu-pintu kamarnya.

___________________________________________________________________________________
Kadera: Kursi.

LAURENIA ACADEMY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang