CHAPTER II

501 34 8
                                    

"Naffa, ayo bangun!" ujar Harry yang masuk ke dalam kamar Naffa lalu mematikan lampu diatas nakas.
"Kita kan mau ke Laurenia Academy, ayo bangun! Di luar sudah ada yang nunggu," lanjutnya sambil duduk disamping kepala Nafa.
"Iya, Yah, Ayah keluar aja dulu Naffa mau mandi!" ucapnya dengan nada suara khas orang bangun tidur.
Harry pun beranjak pergi dan menuju ke teras rumah menghampiri orang yang ada disana.
"Madelyn sangat menantikan kehadiran Naffa," ucap orang itu. 
"Iya, aku mengerti," ujar Harry sendu.
Di satu sisi, Naffa sudah selesai mandi dan hendak mengganti plester yang menempel dilehernya.  Namun, tidak sempat karena Harry kembali menghampirinya di kamar.
"Jangan dilepas plesternya, Fa!" ucapnya panik.
"Kenapa, Yah. Nggak enak! Plesternya udah basah juga," ucapnya bingung.
"Nggak usah, nanti kalau dibawa jalan bakalan kering kok. Kamu sudah siap?" ucap Harry mengalihkan.
"Sudah Yah," jawab Naffa sambil menjangkau tasnya di atas meja belajar.
Mereka pun keluar kamar dan menuruni satu persatu anak tangga menuju teras. Naffa kelihatan heran karna melihat orang yang ada diteras itu menggunakan masker, topi, dan kacamata hitam besar, lalu Naffa tertawa lepas.
"Kamu kenapa?" tanya orang itu merasa heran.
"Nggak," ucap Naffa singkat.
Setelah Harry mengunci pintu, mereka langsung memasuki mobil milik Orang itu. Mereka menuju ke sebuah hutan banyak akan pohon-pohon. Namun, sesampainya di tengah hutan terlihat sebuah pohon yang sangat besar. Laki-laki itu mematikan mesin mobilnya di depan pohon besar itu.
Terlihat laki-laki itu membuka lubang pohon yang tertutup dedaunan besar.
"Wah...," gumam Naffa takjub.
Naffa menuju ke arah lubang tersebut dan mendorong laki-laki itu ke samping kanannya, lalu terjatuh. Karena merasa kesal, laki-laki itu mendorong Naffa ke dalam lubang portal itu.
"Aa...," teriak Naffa. "Aduh..., sakit...," jerit Naffa setelah terjatuh di sebuah permukiman rumah yang kuno.
Naffa melirik-lirik di sekitarnya yang banyak orang dengan pakaian yang tidak biasa
Tidak lama Naffa terjatuh,
Naffa melirik orang-orang yang berlalu-lalang disekitarnya. Dan dilihatnya diatas langit ada banyak orang berterbangan menggunakan sapu terbang, namun ada pula yang tidak menggunakan sapu terbang.
"Waaaahhhhh...," ucap Naffa kagum.
"Kenapa? Kamu mau?" ucap Harry.
"Iya, Yah. Naffa mau!" Sahut Naffa antusias.
"Belajar dulu!" ucap Orang itu dengan ketus.
"ye...," ujar Naffa cuek.
Mereka pun berjalan menyusuri lorong-lorong perumahan di sana.
Sambil berjalan, orang itu membuka kacamata dan maskernya.
"Raymond?" ucap Naffa heran sambil melongo didepan wajah laki-laki itu, tapi dia hanya tersenyum padanya.
"Ayah tau kalau orang yang sedari tadi sama kita Raymond?" tanya Naffa pada Harry. "Iya," sahutnya singkat.
"Trus yang di sekolah kemarin, Ayah udah kenal sama Raymond?" tanya Naffa penasaran.
"Belum, Ayah baru tau tadi," jawabnya dengan pandangan lurus ke depan.
Tidak perlu waktu yang lama untuk berjalan, mereka sampai dan masuk di sebuah rumah yang paling mewah ala penyihir. Harry menunjukkan kamar Naffa, sedangkan Raymond duduk manis di kursi goyang.
Naffa melihat semua mainan di kamarnya bergerak-gerak sendiri dan itu membuat Naffa sangat tertarik kota ini. Setelah melihat-lihat isi kamarnya, Naffa di ajak Raymond untuk membeli peralatan sekolah.
"tunggu! Pakai ini dulu Fa!" ucap Harry sambil memegang selembar jubah, Lalu memasangkannya pada Naffa.
Jubah itu dilengkapi dengan kerudung yang dapat menutupi luka di leher Naffa, agar orang-orang diluar sana tidak mengetahui siapa sebenarnya Naffa.
"Tunggu, Fa!" ucap Harry lagi.
"Apa lagi Yah...," ucap Naffa kesal. Harry terkekeh.
"Ayah ikut!" ucapnya lalu menghampiri Naffa dan Raymond.
Mereka bertiga langsung pergi ke pusat perbelanjaan ala penyihir yang menjual peralatan sihir. Disana terlihat banyak Orang-orang yang baru dilihatnya dan itu sangat aneh bagi Naffa. Langkah mereka terhenti pada sebuah toko buku tua nan besar, Mereka pun masuk ke dalamnya.
Ketika Naffa membuka pintu toko itu, tiba-tiba ada seseorang yang entah seperti apa rupanya, dia aneh sekali menurut Naffa. Orang itu tidak seperti manusia biasanya, dia memiliki kepala yang lebih kecil dari manusia pada umumnya dan memiliki telinga yang panjang ke atas, bukan hanya itu, badannya juga kerdil.
"astagaaa...," Naffa terkekeh.
"Hai, selamat datang di bookstore Gayden..., perkenalkan aku adalah Athyot. Silahkan masuk!" ucapnya dengan ramah.
Mereka bertiga pun masuk kedalam toko itu.
Harry langsung duduk di kadera yang ada disamping meja Athyot. Naffa sedang memilih-milih buku yang tersusun rapih di rak buku. Sedangkan Raymond sedangg...

Bersambung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LAURENIA ACADEMY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang