Chapter 3

30 4 0
                                    


Warning!!
Kata-kata kasar dan perbuatan yang tidak patut dicontoh bertebaran ⚠⚠

Be a smart reader 🆗❕

Enjoy and hope you like it 🎶🍩

"Ini apartemen milikmu?" tanya Akira begitu memasuki ruangan bernuansa penuh lampu emas tersebut.

"Ini apartemen milikmu?" tanya Akira begitu memasuki ruangan bernuansa penuh lampu emas tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya menatap setiap sudut ruangan dengan kagum. Bagaimana tidak, apartemen ini terlalu bagus dan rapi untuk ukuran pria dingin seperti Galaxy. Mulai dari tata letak hingga perabotan yang terdapat di dalamnya benar-benar berkelas. Ada sebuah benda yang sukses membuat Akira tertipu, yaitu jendelanya. Akira mengira itu jendela sungguhan, ternyata itu hanyalah furniture minimalis yang didesain menyerupai jendela dengan pemandangan yang sangat indah. Tak cukup disitu, Akira kembali terpana melihat miniatur Menara Eiffel yang berdiri kokoh dikelilingi lampu-lampu kecil yang mempesona.

Benar-benar selera yang sangat berkelas batin Akira.

"Sudah puas mengagumi apartemenku? Tanganku mulai mati rasa," ucap Galaxy menyadarkan Akira dari lamunannya.

"Eh iya, maafkan aku. Kau bisa menurunkan aku." Akira salah tingkah karena ketahuan melamun.

Galaxy menurunkan Akira di atas sofa empuk miliknya dan membiarkan gadis itu beristirahat, sementara dirinya berjalan ke sudut ruangan dan membuka laci meja. Tangannya mengeluarkan kotak p3k yang penuh dengan obat-obatan.

"Sini aku bersihkan kakimu," tutur Galaxy sembari memegang kaki kanan Akira. Gadis itu benar-benar kaget mendapat perlakuan semanis itu. Ia sudah banyak merepotkan dan sekarang tambah merepotkan lagi.

"Tidak.. tidak.. hehe, aku bisa membersihkan sendiri. Kamu tidak perlu repot-repot seperti ini. Berikan padaku, biar aku yang melakukannya," balas gadis itu sungkan.

"Kau yakin?"

"Ya, tentu,"

"Baiklah, aku akan keluar sebentar mencarikan mu baju ganti. Kau istirahat saja disini." Galaxy berdiri lalu keluar dari ruangan itu tanpa melihat ke arah Akira sedikitpun. Gadis itu ingin mencegahnya namun tak sempat karna Galaxy sudah keburu keluar.

"Huft, benar-benar pria dingin," lirih Akira.
*
*
*
*
*
*
Sudah setengah hari, Akira berada di apartemen milik Galaxy. Sejak tadi gadis itu hanya duduk membaca deretan novel yang terletak di rak buku. Tadi, setelah Galaxy datang membawakan baju ganti, Akira bergegas mandi dan mengganti bajunya yang sobek akibat perbuatan Deon. Setelah itu ia makan makanan yang dibawakan Galaxy. Hal itu membuatnya benar-benar bosan, ia ingin kembali ke rumahnya untuk melihat keadaan ayahnya, tapi ingatan tentang perbuatan Deon kemarin kembali mengusik ketenangannya.

Gadis itu berdiri, mendekat ke arah jendela. Apartemen itu berhadapan langsung dengan pusat kota, sehingga kesibukan memadati setiap inci pemandangan. Di luar cerah sekali, awan-awan bergerak mengikuti arah angin. Akira menyenderkan kepalanya di sisi jendela. Sejenak ingatannya melayang ke beberapa tahun silam. Saat dirinya menemani bundanya ke pasar, saat dirinya berjalan ke taman bersama kedua orangtuanya, saat dirinya diantar ke sekolah. Ah, semua itu membuat dadanya sesak. Setetes air mata lolos tepat mengenai kerah baju yang ia kenakan.

"Apa kau akan terus memandangi jalanan yang membosankan itu?" Suara bariton milik Galaxy membuat Akira tersadar. Ia terlihat sudah rapi, mengenakan baju kaos putih dilapisi jaket kulit dan sepatu hitamnya. Satu hal lagi, ia mengenakan jam tangan membuat penampilannya benar-benar memukau.

"Aku tau aku tampan, tapi jangan lupa untuk berkedip." Lagi-lagi Galaxy membuyarkan pikiran gadis itu, membuat Akira segera memalingkan wajahnya malu.

Bisakah aku berteriak? Pede-nya itu benar-benar melewati batas!  Batin Akira.

"Aku ada urusan sebentar, bisa kau jaga apartemen milikku?" tanya pria itu tanpa melihat ke arah Akira. Tangannya sibuk membersihkan sepatunya yang menurut Akira sama sekali tidak kotor.

"Bagaimana bisa kau mempercayai orang asing sepertiku untuk menjaga apartemenmu ini?"

Galaxy menghentikan kegiatannya, menatap Akira lurus.

"Memangnya kenapa?"

"Emm, kamu ga takut aku akan mencuri sesuatu?" tanya Akira was-was.

Galaxy mendekati Akira, membuat gadis itu refleks mundur. Sejenak suasana penuh ketenangan menyelimuti apartemen itu. Tak lama kemudian, tawa Galaxy pun pecah. Akira benar-benar tidak mengerti situasi macam apa yang tengah ia hadapi saat ini. Di satu sisi ia bingung bagaimana bisa orang asing sepertinya dapat dengan mudah dipercaya. Di sisi lain ia senang melihat Galaxy tertawa seperti itu.

"Apanya yang lucu!" Akira jengkel.

"Apa yang bisa kau ambil dari apartemen sederhana ini?" tanyanya setelah berhenti tertawa.

Seriously? Apartemen sederhana? Dengan barang-barang high class seperti ini? Akira bergumam dalam hati.

"Emh.. "

"Kau ini polos sekali," ujarnya seraya mengacak rambut Akira, "yak, aku harus pergi sekarang! Ini sudah telat. Mau aku belikan sesuatu?"

Akira berpikir sejenak, "ti.. tidak, aku tidak ingin apapun," jawabnya refleks.

"Baiklah, aku pergi." Setelah itu Galaxy berbalik dan keluar entah kemana.


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
To be continue:)
Papay💕🍩💙🍃💋


711 word

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Before You QuitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang