kalian pasti lebih tahu, bagaimana cara menghargai sebuah tulisan. Tap the stars and write your opinion in coloum comment. Thanks you.
Aroma obat-obatan menembus hidung seorang gadis yang sedang terbaring lemah diatas ranjang miliknya. Tetesan air mengalir terdengar jelas oleh indera pendengarannya. Posisinya yang semula tertidur kini beranjak untuk bersandar pada bantalan ranjang. Gadis itu melirik kian-kemari. Matanya mengabsen seluruh sudut ruangan. Jantungnya kembali berdetak kencang saat memorinya kembali mengingat perlakuan bengis yang barusaja ia alami. Gadis itu tampak bergidik seraya mengusap bulu lengannya yang kian merinding.
"Kau sudah bangun?"
Suara pria itu berhasil mengembalikan ingatannya pada detik ini.
"Kau pingsan," ujar pria itu seolah menjawab pertanyaan yang tersirat dari garis wajah sang gadis, kebingungan.
Gadis itu hanya terdiam. Ia barusaja mendengar penuturan dari pria yang selama setengah tahun ini telah menjadi suami sahnya.
"Bagaimana dengan luka-mu?" akhirnya, gadis itu membuka suara. Matanya menilik tubuh pria yang kini berdiri tak jauh dari posisinya.
"Lukanya baik-baik saja." Junhoe, pria tinggi dengan rambut cokelat mengkilap itu terlihat tenang menanggapi pertanyaan sang istri.
"Apa sudah diperiksa?" Rosie, gadis itu kembali bertanya. Bagaimanapun kondisinya, Rosie tetaplah manusia biasa yang khawatir akan kesehatan oranglain.
Junhoe menggeleng pelan. "Aku menunggumu sadar."
Rosie tertegun sejenak. Gadis itu kembali menatap pakaian yang dikenakan Junhoe. Tampak jelas dalam penglihatannya, bercak merah darah terlukis dipakaian yang pria itu kenakan.
"Kenapa tidak segera mengobati lukamu? Kalau begitu, lukamu bisa saja infeksi."
Junhoe tersenyum. "Bagaimana dengan keadaanmu? Aku takut kau trauma."
"Aku baik-baik saja."
Junhoe kembali tersenyum. Pria itu sangat senang sekaligus khawatir melihat Rosie yang terbaring lemas diatas ranjang. Junhoe sangat khawatir jika gadis itu terserang depresi atau hal lainnya. Mengingat kasus ini adalah kasus pelecehan seksual.
"Syukurlah. Kalau begitu, makanlah bingkisan ini. Aku yakin kau suka. Aku membelinya direstoran yang sering kita kunjungi bersama. Entahlah, aku belum pernah mencobanya lagi terhitung sejak kita menikah," Junhoe membeo.
"Kau mau kemana?" tanya Junhoe saat dirinya melihat Rosie beranjak dari ranjangnya.
"Aku akan mengantarkanmu ketempat pengobatan. Ayo, lukamu harus diobati. Dua tembakan ditubuh sangatlah berbahaya. Terlebih, peluru itu masih bersemayam ditubuhmu."
Rosie menarik tangan Junhoe pelan. Gadis itu telah lengkap dengan busana rumah sakitnya. Rambut kemerahannya tergerai indah menghiasi tubuh ramping nan tinggi miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTOLD | Junrose [COMPLETE]
Romance"Tak terhitung seberapa sering kau membuat luka yang kering bernanah kembali, kau tetap menjadi alasan terbesarku untuk terus bernapas." Koo Junhoe - Roseanne Park. . . . Written by Nabila ( pinkynbl ) The fanfiction about Junhoe and Rosie. Happy...