3

638 105 108
                                    

Sebelum membaca ada baiknya kita memvote part ini dahulu. Vote dimulai:"

Enjoy the reading! Aku harap kalian suka❤.

****

Kehadirannya mengajarkanku satu hal. Melepaskan. Ya, percayalah bahwa siap memiliki juga harus siap untuk melepaskan.

-Jehan Carlyle Tegan-

----

Kringgg... Kringgg... Kringgg...

Suara alarm dari jam beker Jehan telah terdengar. Jehan pun bangun dari tempat tidurnya melihat jam pukul 05 : 00 AM. Jehan beranjak dari kamar tidurnya untuk mandi.

Tak lama setelah ia selesai mandi, terdengar suara teriakan Mamanya. "JEHAN! KELIMA CURUTMU SUDAH DATANG! JANGAN TERLALU LAMA BERDANDAN!"

"Iya!" sahut Jehan lalu memakai celana olahraganya dengan kaos berlengan pendek, dan sepatu kets berwarna biru. Lalu mencepol rambutnya asal menyisakan beberapa helai rambut. Dan Jehan pun segera turun ke lantai bawah.

Jehan pun berpamitan pada Mamanya. Dan segera keluar dari rumahnya.

Mereka pun berlari santai menuju Taman Lavender. Yang katanya, tamannya lumayan bagus, indah, dan instagrammabel pastinya.

55 menit kemudian, Jehan ddk sudah sampai. Cukup jauh dan lelah memang, namun kelelahan mereka hilang saat melihat keindahan taman itu. Banyak yang berfoto ria disana termasuk Jehan dan teman-temannya.

Saat Jehan tengah berfoto sendiri, ia kaget melihat hasil fotonya terdapat seorang pria, dan dengan spontan berteriak.

"Kau itu berisik sekali!" cibir Fasya.

"Sedang apa kau disini!?" tanya Jehan dingin.

"Kau ini dingin sekali, Mrs. Carlyle." ucap Rega yang tak dibalas apapun oleh Jehan membuat pria itu mendengus kesal.

"Aku sangat sakit hati, selalu diacuhkan olehmu." ucap Yogi dramatis.

"Kalian gila!" ucap Jehan lalu meninggalkan Fasya dkk.

"Yah, aku selalu gagal mendapatkan hatinya. Semuanya gara-gara dirimu!" kesal Fasya seraya menunjuk wajah datar Saddam. Namun tak dibalas apapun oleh pangeran es itu.

Fasya dan teman-temannya pun, mencari keberadaan Jehan dkk untuk berolahraga bersama. Namun bagi Fasya, untuk percobaan mengambil hati sang Ratu Elsa.

"Hai, Je!" sapa Fasya saat melihat Jehan namun tidak dijawab apa-apa oleh gadis itu. Entah ia pura-pura tak mendengar, apa memang tidak mendengar. Entahlah.

Lagi-lagi diacuhkan.

Jehan lebih memilih memainkan permainan online Free Fire daripada melihat lelaki didepannya ini. Perlu dicatat, Jehan itu gamers akut!

"Apa aku harus menjadi Free Fire dulu supaya kau selalu memperhatikanku?" tanya Fasya dengan wajah memelas.

"Berisik!" jawab Jehan malas dan tak menatap pria itu sedikitpun.

LuchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang