|~•Ketujuh•~|

4.6K 506 117
                                    

Taehyung terbangun ketika sinar matahari masuk kekamar rawatnya lewat celah-celah gorden putih yang terbuka setengah

Ia pun mengerjap-ngerjapkan matanya pelan, berusaha menyesuaikan pandangan matanya yang sedikit mengabur, saat pandangan matanya sudah kembali jelas ia merasakan tangan kanannya berat seperti ditindih sesuatu

Ia melihat kearah samping kanannya, seketika ia tersenyum, rambut sehitam arang ini hanya milik kembarannya

"Kau pasti lelah menunggu ku terjaga ya chim...maafkan aku ya"

"eugghh~ "

Jimin menggeliat dalam tidurnya saat merasakan tangan yang sendari tadi ia timpa bergerak dan memiliki tenaga. Dengan setengah sadar,  Jimin membuka kedua matanya perlahan,  menyesuaikan cahaya di ruangan tersebut.

"Pagi"
Suara husky Taehyung langsung menarik atensi Jimin,  yang membuat namja itu sadar sepenuhnya.

"Kau sudah bangun eoh?  Dasar anak nakal, sepertinya kau hobi sekali membuatku khawatir dan uring uringan seperti seorang yeoja yang baru putus cinta" 

"Yak!  Kim Taehyung.. Aku sedang kesal padamu!  Dan kau tertawa? Gak ada yang lucu lion!" Jimin melipat kedua tangannya di depan dada dan menatap adiknya itu dengan tajam. Sementara yang di tatap hanya berdecak malas

"Padahal aku baru saja bangun. Tapi dengan seenak jidatnya kau malah memarahiku. Apakah ini sarapan pagi ku?"

Jimin masih melipat tangannya didepan dada dan sekarang ia memalingkan wajahnya kearah berlawanan, menegaskan bahwa ia sedang merajuk

Taehyung yang melihat Jimin merajuk pun berusaha memutar otaknya mencari cara untuk membujuk Jimin, ia tak pernah membujuk Jimin karena biasanya dia yang merajuk dan Jiminlah yang bertugas membujuknya dan sekarang keadaan berbalik dan dia pun harus bekerja ekstra

End gotcha! Taehyung mendapatkan ide

"Shh kepalaku...kenapa pusing sekali?" Ringis Taehyung dengan pura-pura memasang wajah meringisnya

"Mwo! Tae..kepalamu pusing lagi eoh? Katakan padaku bagian mana yang pusing?  Atau mau ku panggilkan dokter?  Ah... Iya ku panggilkan saja ne, kau diam di si—"

Taehyung tertawa saat melihat raut wajah Jimin yang begitu khwatir. Rasanya ia puas sekali mengerjai kembarannya ini.

"Yaa!! Kau bercanda eoh?"
Fix Jimin kesal

"Menurutmu? Aigo chim,  anak ayamnya lion,  ini masih pagi. Seharusnya saat lion mu ini bangun kau sediakan makanan atau apa gitu. Aku lapar chim~"
Ucap Taehyung yang di akhiri dengan rengekan.

Jimin sebenarnya masih kesal karena ulah Taehyung, tapi jika Taehyung sudha merengek beginj Jimin mana bisa menolak

"Huuft baiklah-baiklah jadi adikku ini ingin sarapan ya? Tunggu sebentar lagi akan ada perawat yang mengantarkan makanan untuk mu nee" ucap Jimin halus

"Aniya chim~ aku tak mau makanan rumah sakit, kata temanku rasanya hambar aku tak mau~ kau belikan aku tteoboki saja ya ayolah chiiim~" rengek Taehyung

"Tidak bisa Kim! Kau itu sakit jadi makanlah makanan orang sakit okeey"

Taehyung menunduk dan mengerucutkan bibirnya. Yang membuat siapapun yang melihatnya ingin sekali mencubit pipi singa nakal itu sangking gemasnya.

"Yasudah jika itu mau mu singa akan ku belikan"  Final Jimin

"Beli tteobokki?"
Tanya Taehyung dengan semangat.

Jimin menggeleng
"Beli bubur"

Seketika harapan Taehyung pupus begitu saja.  Rasanya ia ingin sekali membuang hyung nya yang satu ini ke sungai.

I'M FINE-{VMin} END  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang