Part 1

50 8 1
                                    

"Sayaaaaaaaaaaang," teriak seorang perempuan yang berlari di koridor sekolah.

"Eh kamu rupanya beb," jawab seorang laki-laki yang berdarah campuran itu. "Kamu udah makan sayang?"

"Belum," ucap perempuan itu dengan wajah memelas. Rupanya dia Shafa si pemilik suara yang cetar membahana.

"Kita makan bareng yuk. Mau gak?" ajak Azka.

"Uhh, siapa sih yang mau nolak pangeran kambingnya Shafa yang imut ini," Shafa mencubit pipi Azka dengan gemasnya.

"Kamu so sweet deh sayang," ucap Azka yang langsung merangkul Shafa. "Mau makan dimana? Kantin sekolah atau ke warung Bi Sri?"

"Ke warung Bi Sri aja biar jauh, biar bisa jalan agak jauh sama kamu." Shafa mengeluarkan senyuman mautnya. Siapa saja yang melihat senyuman Shafa pasti dia akan meleleh di tempat atau bisa saja langsung diabetes.

Mereka berdua pun berjalan dengan mesranya menuju warung Bi Sri. Warung yang sederhana namun nyaman untuk jajan atau hanya sekedar nongkrong disana.

"Sayang, kemarin ada yang bilang aku cantik lho," ucap Shafa. Memang tak dapat dipungkiri lagi, Shafa memang cantik. Kulitnya yang bersih, pipi chubby ditambah dengan lesung pipi yang menambah kecantikannya.

"Terus reaksi kamu gimana, beb?" tanya Azka dengan memasang wajah santai.

"Aku baper lah. Dia malah ngajakin aku dinner. Gak pa-pa kan aku dinner sama dia, beb?"

"Ya gak pa-pa lah. Selama kamu bahagia dinner sama dia, aku ikut bahagia aja."

"Seriusan nih gak pa-pa? Kamu gak cembokur eh cemburu gitu? Kamu gak sayang aku gitu?" Shafa menghentikan langkahnya.

"Iya serius. Aku bukannya gak sayang, beb. Hanya saja cemburu itu gak ada faedahnya beb. Aku sayang kamu, makanya apapun yang kamu lakukan kemudian kamu bahagia, aku juga ikut bahagia," jawab Azka sembari mengeluarkan senyumnya yang manis.

"Ihh, kamu itu ya bisa aja buat aku meleleh. Bang, hayati meleleh bang. Tanggung jawab lho kamu," goda Shafa.

"Apa sih kamu." Mereka pun tertawa lepas.

Tak ada raut wajah cemburu yang terpancar dari wajah Azka. Sungguh, dia sangat santai dan dengan mudahnya membolehkan Shafa dinner bersama orang lain. Menurut Azka, tak ada faedahnya cemburu dan posesif. Setidaknya, jika Azka tidak bisa membuat Shafa bahagia ada orang lain yang membuatnya bahagia. Azka memang tipe laki-laki yang tidak bisa melihat kekasihnya sedih.

Disisi lain, ada dua sahabat Azka yang tentu saja tak kalah tampan dengan Azka. Mereka Abimanyu Aditya dan Adhiyaksha Marsello. Abimanyu atau yang biasa disebut Abi tergolong orang yang mempunyai senyuman maut yang membuat kaum hawa menjerit seolah mereka kesurupan. Hanya saja, senyuman Abimanyu sangat langka untuk dilihat karena dia termasuk orang yang cuek dan dingin. Sedangkan Adhiyaksha atau biasa disebut Yaksha termasuk orang yang ucapannya sangat pedas melebihi ucapan para netizen medsos yang maha benar. Sampai sekarang pun tidak pernah ada orang yang berani membuat Yaksha marah.

"Woy!" ucap Yaksha.

"Apaan sih njeng. Ngagetin aja," jawab Azka dengan sinisnya.

"Apa lu gak punya otak ya? Atau otak lu ada di dengkul? Tadi kalau gak salah lu ngebolehin si Shafa dinner sama cowok lain?" Yaksha pun langsung menginterogasi Azka. Sedangkan Abi hanya diam menikmati gorengan Bi Sri.

"Apa iya ya gue gak punya otak? Ya jelas punya lah njeng. Gue itu mau Shafa bahagia. Bebas, tanpa ada rasa tertekan karena keposesifan gue. Apapun demi Sang Ratu Shafa bakal gue lakuin, Sha" jelas Azka dengan santainya. Shafa yang sedari tadi makan, menghiraukan perbincangan mereka.

"Kalau si Shafa selingkuh gimana? Lu gak sakit hati didua-in? Paling nanti lu nangis kejer diselingkuhin si Shafa. Lagian nih ya, kalian kan pacaran masa gak ada rasa cemburu sedikit pun," Yaksha pun mulai menceramahi Azka. Karena bagi Yaksha pacaran tanpa ada rasa cemburu itu mustahil. Atau bisa saja tak saling sayang.

"Gue diselingkuhin? Bodo amat. Pacar gue mau pacaran lagi juga gak bakalan gue cegah. Cemburu itu cuma buat orang lemah Sha. Gue kan se-te-rong, Sha" jawab Azka sambil memamerkan otot yang ada di lengan atasnya.

"Eh, lu be-"

"Udah Sha udah. Mending lu makan nih gorengan. Daripada nyeramahin orang kayak Azka. Unfaedah Sha!" Abi pun angkat bicara karena lelah melihat dan mendengar mereka berdua debat.

Yaksha pun mulai menyantap gorengan yang ada dihadapannya. Tak lama kemudian,

"Beb, itu tuh orang yang bilang aku cantik," ucap Shafa sembari menujuk ke seorang laki-laki yang duduk di pojok warung Bi Sri.

"Oh dia. Namanya Glen. Dia kelas 3 Sosial 2," jawab Azka.

"Aku kesana boleh? Mau nge-acc ajakan dia,"

"Boleh kok beb. Apa sih yang gak boleh buat ratu hatiku ini," ucap Azka sembari mencubit pipi chubby Shafa.

"Ah, makin sayang kamu deh."

Shafa pun meninggalkan Azka, Abi dan Yaksha dan duduk disamping Glen. Terlihat sangat asik pembicaraan mereka berdua. Tetapi, lagi dan lagi tak ada raut wajah cemburu yang terpancar dari wajah Azka.

"Lu gak cemburu, Az?" tanya Abi.

"Gak. Buat apa cemburu," jawab Azka santai.

"Bego sumpah lu bego. Bego lu sampai ke DNA. Bego kok dipelihara?!"

-------

Bersambung

-------

Jangan lupa vote dan komen yaaaa. Author sayang reader semua. Salam hangat dari author buat para reader yang gans dan cans. Saranghaeyo😘

7 Januari 2019
Salam hangat,

Sif

RELATIONSHITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang