WIWITAN

67 19 0
                                    

[Recommendation]

🎶 Will Be Back
Im Sun Hae



Ooo•ooO

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Akhir tahun 1427

Pasca Pergantian Kekuasaan

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sinar rembulan tutuk tahun menyorot dengan terang layaknya kristal yang berjatuhan. Menembus melewati celah dedaunan jati yang lebar dan menghijau.

Masa ulat telah beralih menjadi kupu. Artinya, waktu untuk hujan turun.

Namun, suara hewan yang berdesing nyaring khas nyanyian malam ikut mempertegas fakta bahwa hujan tidak akan turun dalam waktu dekat.

Samar-samar makin jelas terdengar derap langkah kuda yang saling bersahutan. Beradu gemercik dengan dedaunan kering sebagai pijakannya. Dengan congak membelah keheningan di kegelapan hutan. Bahkan hewan yang semula bersua riang, menciut bisu. Ikut menyimak.

Bukankah itu sekelompok prajurit serta Putra Mahkota sebagai pemimpin mereka?

Sekarang ini, waktu telah memasuki purnama keempat. Tepat setelah kejadian mengerikan itu terjadi.

Saat raja mengangkat pasukan untuk menyerang Kerajaan Satata, sebab raja mereka, Raja Sanurata menunjukkan dagu pada orang yang salah. Beliau tak sudi menjadi bagian dari mancanegara (wilayah persekutuan Majapahit).

Dan lebih memilih menghancurkan kerajaannya?

Sudah dapat dipastikan, perang tak dapat dihindari. Berlangsung hanya dalam dua hari satu malam saja bersama Panglima Som sebagai pemimpin perang.

Raja Airawilangga I sangat totalitas. Ia menunjuk semua angkatan perang sebanyak enam blok yang masing - masing terdiri dari sepuluh ribu prajurit terlatih untuk meluluh lantahkan bumi Satata yang sebesar namanya.

Tak ada perlawanan yang berarti dari rakyat Satata. Sebab sialnya, keluarga inti kerajaan telah menyiapkan diri.

Pasca menerima surat perang, mereka memutuskan untuk melarikan diri. Meninggalkan wilayah serta para rakyat yang tak berdosa di dalamnya dan dengan egois memilih untuk menyelamatkan diri mereka sendiri.

Raja Airawilangga I sangat murka, beliau setelahnya memutuskan untuk mengadakan pencarian.

Tentu, Majapahit tidak pernah benar-benar bersusah payah dalam menemukan burung yang telah kabur dari sangkarnya.

Tak membutuhkan macam sayembara sia-sia. Tanpa keraguan, sang Putra Mahkota yang saat itu berusia 13 tahun mengajukan diri sebagai pemimpin pasukan pemburu keluarga Satata.

Menyanggupi tak lebih dari lima purnama bersama sepuluh orang prajurit termasuk panglima di dalamnya, penerus tunggal Majapahit itu mengangguk tegas.

Sudah tidak heran bila ini bukanlah yang pertama bagi Putra Mahkota. Tak perlu diragukan lagi bukan, bahwa raja setelah itu mengangkat kepalanya penuh dan dengan mantap menjawab,

'Ya putraku. Kembalilah dan bawakan aku kepala mereka!'



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

V O T E

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

nb.

Mancanegara adalah wilayah Kerajaan Majapahit yang melikupi Negara Agung. Dalam cerita, area ini masih meliputi 76% wilayah Jawa, diluar itu Raja Airawilangga I dan raja-raja sebelumnya tengah mengusahakan memperluas wilayah. Tidak peduli dengan cara damai maupun perang.

From ®
For readers

Diperbarui pada Sel 19/02/19
©copyright by ZYRIXS™

W I L W A T I K T A; CINTA ABAD 14Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang