[[ 01 ]] • SETUNGGAL

69 2 0
                                    

»» 01 ««

~ Aku Akan Menemukan Mu ~

🎶I Love You, I Remember You
I. O. I

Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ
Δ

¡HAPPY READING¡

Ooo•ooO

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Tengah Hutan
Jauh di Sudut Timur Wilayah Satata

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Putri Andini berlari. Berlapang tangan pada ibunya untuk memeluk dengan erat.

"Biyung, kapan kita mengusaikan kemah?" Putri Andini meneleng kepala, bertanya dengan polos.

Bukannya sebuah jawaban, gelak tawa datang dari arah punggung kecilnya. Putri Andini menoleh. Itu kakak laki-laki, Putra Mahkota Sanumerta.

Ia menyelesaikan tawa pendek dan berujar. "Apa adikku yang lucu berpikiran kita akan meninggalkan rumah gubuk dengan segera, sedangkan membuatnya saja butuh lima hari tidak berhenti?"

Pangeran Sanumerta membungkukkan tubuhnya di depan Putri Andini. Menyesuaikan tinggi, meski tau itu sia-sia.

Putri Andini memajukan bibir manja. Menatap dengan mata bulat. Pemilik raut lucu itu menunjukkan rasa bingung sekaligus kecewa. Tetapi ia tetap diam dan mendengarkan.

Pangeran berdesis, menarik napas dari mulut dengan mengatupkan gigi-gigi. Alisnya terpaut, seolah berpikir dengan keras.

"Benar. Kang Mas lupa bahwa adik Andini tidak ikut membangun, karena kerjanya hanya melihat dan tidur saja."

Ia mengacak tatanan rambut kepang tunggal milik adiknya seraya menegakkan tubuh dan tersenyum sekilas pada Ratu. Lalu menambahkan sambil berjalan,

"Biyung, aku bawakan kelinci untuk makan malam." ujarnya saat memasuki gubuk.

Dengan kepergian anak sulung, ratu tersenyum memandang punggung putranya yang hilang di balik pintu.

Memusatkan perhatiannya kembali. Ratu tersenyum, coba mencari kalimat paling bagus untuk menjelaskan. Beliau menggenggam kedua bahu Putri Andini.

"Sabarlah sedikit lebih lama lagi Putri, kita akan kembali ke istana dan kau bisa bermain dengan mereka (mainan) lagi."

Ratu tersenyum walaupun penuh dengan keraguan. Beruntung Putri Andini mengangguk dan tersenyum. Lalu berlari untuk menyusul kakaknya masuk.

Bukan apa. Dia hanya merindukan Amber, anak dari pelayan sekaligus sahabat satu-satunya.

Amber tengah menunggunya di istana untuk segera pulang. Agar bisa bermain bersama kembali.

Jadi, Putri Andini harap Ayahandanya cepat memutuskan untuk mengakhiri kemah panjang ini.

***

Aura pemimpin menguar pekat. Berpacu di baris terdepan semakin mempertegas kedudukannya yang dominan.

Tiba-tiba menarik tali kekang, menghentikan laju kudanya. Kuda itu memekik lalu berjalan dengan lebih tenang kemudian.

W I L W A T I K T A; CINTA ABAD 14Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang