Baekhyun sangat terusik dengan suatu cahaya
Berapa kali baekhyun melenguh kesal
Ya, Sinar Matahari
Dengan cepat baekhyun membuka matanya dan duduk
Chanyeol yang sedang memakai dasi dikaca pun segera memeluk baekhyun
"Hey.. Ada apa honey?" Chanyeol mengecup lembut dahi baekhyun
Baekhyun mengepout dengan kesal
"Sinar matahari itu membuatku kesal yeol" baekhyun mengatakannya dengan semakin merengek tanpa sadar
Chanyeol segera menggigit pipi chubby sebelah kanan baekhyun
"Aww eughh ini menyakitkan" dumel baekhyun
Cup
"Jangan seperti itu lagi, paham? Kau membuatku takut Sayang" ucap lembut chanyeol tapi bernada dingin
Baekhyun seketika menegang
Siapa yang akan tahan walau hanya mendengar suara dingin chanyeol
Chanyeol segera mengecup dahi baekhyun dan berkata
"Honey, daddy ingin bekerja dulu okay? Dan baby tidak boleh pergi kemanapun!-"
"Hah? Tapi-"
"Termasuk keluar dari kamar baby" ucap chanyeol dengan kembali mengecup dahi baekhyun
Baekhyun mendumal kesal
"Jika kau berani keluar sedikitpun dari kamar, aku benar benar akan mengikatmu agar kau tetap denganku, baby" tidak.
Tidak, ini tidaklah lagi manis, itu bagaikan ancaman menyeramkan
Baekhyun meringis merinding
Chanyeol mencium bibir cherry istrinya dengan lembut dan setelahnya pergi
Baekhyun segera menidurkan dirinya dikasur dan setelahnya melangkah masuk ke toilet
•
Kini sudah sekitar jam 11
Chanyeol gelisah sedari tadi, beberapa menit lagi chanyeol akan rapat
Tapi sejak tadi chanyeol kepikiran dengan telfon dari kakaknya yang berkata bahwa akan datang kemansion untuk menjenguk baekhyun
Sialan. Sejak tadi chanyeol selalu merutuk kalimat itu.
Chanyeol segera melangkah pergi dan berteriak kepada Sehun
"Cancel semua rapat hari ini"
•
Yoora datang kemansion dan disambut oleh maid lainnya
Jongin yang tak sengaja melihat yoora pun segera menyapanya dengan tundukan 90°
"Selamat siang, Nona"
"Siang jongin, dimana kamar baekhyun?" Yoora berucap sambil terus memeriksa 3 tas belanjaan yang bermerk sangat ah-
Mahal.
Jongin meringis, bagaimana ya?
"Um.. mohon maaf nona? Apa nona sudah bilang pada tuan?" Ucap kai dengan sedikit gelisahYoora menyirit
"Apa maksudmu? Aku hanya ingin bertemu adik iparku kai! Huft yaya Aku sudah menelfon tuan caplangmu itu tadi" Yoora berucap dengan mendumalKai sedikit meringis dan menahan tawa atas ucapaan yoora
Tuan Caplangmu, HAHAHAHA•
"Hey baekhyun sayang, Aku membawamu-
Ah kau masih tertidur rupanya"
Yoora berjalan pelan mendekati baekhyun
Yoora menatap teduh baekhyun yang tertidur dengan teduhnya
Imut.
Baru saja yoora ingin membelai surai baekhyun
BRAK
Pintu terbuka dengan kasar
Baekhyun segera bangun dengan terkejut dan air matanya sudah berlinang dikelopaknya
Siapa lagi kalau bukan
Chanyeol.
"Honey, are you okay? Hm?" Chanyeol menarik lembut dagu baekhyun dan menatap segala inci wajah mulusnya hingga keleher dan segalanya
Berlebihan.
Yoora mendengus
Chanyeol segera menarik pinggang baekhyun dengan Posesif dan menatap tajam yoora
"Yak! Pergilah kau noona! Kau membuat honeyku takut!" Chanyeol menatap tajam yoora
Yoora mendengus
"Ck. Bukan dia yang takut, tapi kau yang terlalu takut kehilangannya bodoh"Yoora tertawa pelan, melihat bagaimana baekhyun dibekap chanyeol didada bidangnya
Lucunya.
"Berhentilah tertawa, tidak ada yang lucu!" Chanyeol mempelototi yoora semakin menjadi
Tapi yoora tidak sedikitpun takut
Ia malah bernostalgia
"Lihatlah adik mungilku Park Chanyeol telah kembali"
Flashback
Chanyeol berteriak dengan keras
"Lepaskan yoora! Jangan sentuh lukisan berhargaku!"
Yoora tidak ambil diam, yoora si tukang usil tetap saja mengusili adiknya
"Yak! Lukisan ini lebih berharga dibandingkan aku eoh? Aku ingin lihat seberapa berharganya lukisanmu ini!"
Setiap kali ada lukisan, pasti yoora dan chanyeol akan bertengkar.
Ck.
Lukisan itu sangatlah berharga.
Lukisan seorang Ratu Pujaannya, yang mati dengan cukup tragis dimasa lalunya.
Byun Baekhyun.•
Okay, author mohon maaf.
Ternyata, flashback masih ada, hehe.
Jadi eps pelakor ditunda dulu:vVote woy! Vote jangan lupa!
Happy ending.
Sad ending.
Bye bye👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Mafia🔞
Romanceseorang namja mungil yang harus rela menerima kenyataan pahitnya, karena apa yang dilihatnya tak sesuai dengan kenyataannya. "Bagiku hari itu tanpa ada perbedaan, tanpa duka maupun bahagia namun tak kusangka setelah bertemunya aku bisa merasakan p...