Jam wekerku terus berdering, ah tapi tubuhku rasanya masih ingin tetap terbaring di ranjang yang hangat ini.
"Kak bangun! Cepat antarkan aku ke sekolah!" Teriak adiku merengek kesal.
Ah sial aku masih tak mampu membuka mata, kepalaku masih pening, aku benar-benar tak ingin bangun.
"Kak! Kak! Ayo bangun, nanti aku telat! Pemalas banget sih! " Teriak adiku lebih keras seraya melompat-lompat di atas 'singgasana ' eh maksudnya 'ranjang' ku.
"Argghh! Brisik banget sih?" Teriakku sambil berguling guling berharap bisa tidur lagi dengan tenang
"Oke ! Aku gak usah sekolah biar nanti aku bilang ke ibuk, kalau aku gak sekolah karna kakak gak mau nganter malah tidur terus!"
Teriak adiku kali ini sengaja di dekatkan ke telingaku
"Arrghh! Iya iya! Aku bangun" sautku beranjak dari ranjang.
Dengan mata masih tertutup dan dengan gerakan kilat, aku cuci muka lalu mencari-cari baju pada tumpukan baju yang belum sempat kurapikan.
Ku aduk-aduk baju yang sudah menggunung sambil sesekali menguap
Akhirnya ku temukan gamis hijau bunga-bunga andalanku.
Yah kalau pakai gamis ini jadi simple nggak perlu pakai celana dalam hehehe.
Maklum susah mencari celana dalam di tumpukan baju yang menggunung-gunung. Setelah memakai baju, aku pun segera mencari-cari handphoneku yang entah dimana. Ternyata setelah lama mencari aku menemukannya di bawah bantal ku dan segera ku kantongi.
"Kakkk! Woy!! Cepetan aku udah telat ini !" Teriak adikku sambil guling guling di lantai.
"Ee buset ..iya ini udah siap..buruan berdiri " ucapku setengah berlari menuju motor kesayanganku yang bensinnya udah kedip kedip.
Adikku yang sedang guling guling pun segera bangun dan naik ke motor. Dengan kecepatan penuh aku mengantarkan adekku ke sekolahnya dalam waktu 5 menit oh mungkin 4 menit lebih 59 detik.
Setelah berjabat tangan, adikku segera berlari ke kelasnya dan melupakan uang saku yang sedari tadi ku bawa. Karena rasa sayangku pada adikku yang sangat tinggi, aku pun menyimpan uang itu untuknya nanti di rumah. Tapi apa daya ada bapak jualan cilok di depan sekolah, aku pun membeli cilok dengan uang itu. "Nanti ku ganti di rumah" batinku.
Setelah sampai di rumah, seperti biasa anak rajin sepertiku selalu konsisten jadi aku langsung menuju ke ranjang yang empuk untuk melanjutkan mimpi. Karna sukses berawal dari mimpi.
Untuk yang kedua kalinya jam wekerku berbunyi lagi pertanda aku harus mandi,sarapan,ganti baju yang tidak nyaman lalu naik motor 1 jam ke kampus. Dengan malas aku mandi dan lupa menggosok gigi, tapi tak terasa karna setelah itu bau mulutku tertutupi oleh sarapan yang aku makan. Masih dengan malas ku naiki motorku yang bensinnya masih juga berkedip-kedip, akhirnya dng berat hati aku mampir ke pom bensin dan kehilangan 10 ribu perak ku yang berharga.
Setelah sampai di kampus eh maksudnya belakang kampus, aku menyapa pacarku yang sedang bekerja berharap diberi uang saku, tapi ternyata dia sedang tidak punya uang
Akupun merasa kecewa dan langsung menuju ke kampus untuk kuliah,
Di kelas sudah ada dosen tapi hanya ada 2 mahasiswa yang sudah datang,
Akupun segera duduk dan tiba-tiba temanku bertanya
" yang lain kemana ?" Aku mengernyit sebentar
Lalu menjawab
"memangnya aku serumah dengan mereka semua?"
2 temanku kelihatan kesal begitu juga dengan dosen, akhirnya perkuliahan dimulai dan berakhir masih dengan 3 mahasiswa yang hadir .
Setelah itu aku kembali ke tempat kerja pacarku untuk makan siang dan tidur yah mana bisa aku menahan godaan tidur siang yang sangat menggiurkan, tak terasa aku ketiduran sampai sore padahal aku harus segera pulang untuk tidur di rumah .
Dengan tergesa-gesa aku pulang tanpa berpamitan. Dan segera makan malam bersama keluarga, lalu bersiap tidur.
ketika aku hampir tidur, tiba-tiba aku mendengar adiku bicara
"apa mimpi itu lebih indah dari pada kenyataan?"
Aku membuka mata sedikit lalu menjawab
" tentu saja, jika bisa aku ingin terus bermimpi tanpa bangun kembali ke kenyataan"
Setelah itu aku benar-benar tidur tanpa ingat apa-apa lagi. Aku tidak menyangka jika apa yang aku ucapkan akan benar-benar terjadi .
KAMU SEDANG MEMBACA
Ingin Kembali
Fantasy🍃Bagaimana jika, sesuatu yang amat kita benci pada akhirnya amat kita rindukan? bersyukur itu Memang sulit , tapi menyesal setelah kehilangan adalah yang paling sulit. pada akhirnya kita pasti akan memilih untuk kembali dari pada memulai kembali de...