One

249 4 3
                                    

Dee POV~

Kupijat pelipisku pelan. Aku terlalu pusing dengan pekerjaan ini. Aku bekerja di salah satu perusahaan. beberapa folder bertengger di meja kubikelku. Tak lama handphone-ku bergetar dan tanda pesan masuk.

From :

Firash Leonard Shahbaz

Dee, nanti aku jemput yaa....

To :

Firash Leonard Shahbaz

Oke, thanks.

Perkenalkan namaku Adishree Chatura Trudchen, teman teman biasa memanggilku dengan nama Dee. Oh iya pesan diatas itu adalah pesan ku dengan sahabat baikku -Firash-, jadi apabila kalian mengira dia pacarku kalian salah. Kami bersahabat sejak SMA kelas 10 hingga sekarang. Firash itu cowok yang dianugrahi wajah yang bisa membuat Brad Pitt rela membunuh untuk memiliki wajah sepertinya, well mungkin aku berlebihan. Dia orang yang paling mengerti diriku. Kebanyakan orang mengira kami berpacaran, tapi kenyataan mengatakan sebaliknya. Dia hanya menganggapku sebagai teman biasa walaupun aku menginginkan lebih. Jika kalian berfikir aku adalah salah satu korban friendzone kalian memang benar. Awalnya aku terus menerus mengelak dari kenyataan ini tapi pada akhirnya aku menyerah dan mengakui itu pada diri sendiri.

Back to the reality, Firash akan menjemputku sekitar 20 menit lagi karena jarak antara kantorku dengan kartornya tidak terlalu jauh dan itu artinya barang-barang ku sudah harus rapih ketika dia datang. Hhhh, dia itu tipe cowok perfeksionis yang tidak suka melihat barang-barang yang berantakan.

5 menit berlalu

Akh aku stress aku tidak akan bisa merapikan kertas kertas sialan ini hanya dalam 5 menit, Firash nyebelin. Ketika aku sedang memikirkan caranya merapikan barang-barang ku ini dan malah berlanjut dengan acara mendengarkan musik-musik kesukaanku, Firash tiba-tiba mengirimiku pesan yang mengatakan kalau dia akan datang dalam 5 menit. Aku mencoba menerapkan tehnik yang pernah kubaca di internet tentang cara menenangkan diri sendiri, inhale exhale inhale exhale, sepertinya cara itu tidak manjur karena aku masih merasa tidak tenang. Ya Tuhan, aku berharap kau masih memberiku mukjizat karena ketika firash mencerocos tentang kerapihan aku yakin omongannya tidak akan selesai dengan cepat. Omongan Firash itu sama panjangnya dengan pidato presiden di istana negara dan itu pasti membuatku bosan.

Dan benar saja firash datang saat aku setengah merapihkan kertas-kertas yang berserakan di kubikelku. Ia berkacak pinggang melihatku dan semua ini berantakan. Like a boss!

"Astaga, Dee. Kamu itu cewe. kenapa bisa berantakan seperti ini?" Ia mendekat ke arah ku.

"Yah, tadi tumpukan kertasnya kesenggol tanganku, jatoh deh."

"Makanya kalau--blablabla" dan benar saja firash mencerocos seperti sang presiden berpidato. Mulai deh bawelnya. batinku seraya mencibir tanpa sepengetahuannya.

"Tuh kan kamu tuh kalau aku bilangin ngecibir mulu deh.." Aku menyengir kepada Firash yang sedari tadi masih berkacak pinggang. Ia menghembuskan nafasnya kasar lalu membantuku merapihkan kertas-kertas yang berserakan. Hingga akhirnya selesai..

Rambut berantakan, baju berantakan, keringat pun bercucuran. Akh untung saja dibantu sama Firash, kalau tidak bisa-bisa mati ditempat. Sekarang kami duduk dilantai.

"Thanks udah bantuin. Kalau gak ada kamu rash, aku bisa pingsan duluan."

"Iya, sama-sama." Firash menatapku lalu ia sibuk mengambil sesuatu di kantongnya. Oh, ternyata ia mengambil sapu tangan. Dan ia mengelap keringat dikeningku dan disekitar wajahku. Aku hanya menatap Firash yang serius mengelap keringatku.

"Firash"

"Hmm.."

"Kenapa sih kamu selalu ada saat aku butuh bantuan?" Firash terhenti dengan aktivitasnya lalu menatap mataku dalam hingga aku tersesat di dalam matanya. Aku mengedipkan mataku. Dan Firash mengalihkan pandangannya dari mataku.

"Karena... Karena aku sahabat kamu" Aku tak puas dengan jawaban Firash tadi. Entah kenapa, aku merasa sesak di dada. Tapi kenyataannya aku adalah sahabatnya. Tuhan, apa maksudnya ini?

"Baik sahabat setia ku mari kita pulang. aku sudah bosan disini." Ku alihkan pembicaraan tadi. Aku tak ingin tiba-tiba menangis di depannya. Firash berdiri dan diikuti oleh ku. kami berjalan meninggalkan kubikelku dan menuju mobil Firash yang berada di parkiran.

Mobil ferrari merah berplat nomer B 1604 FD. Itu berasal dari tanggal lahir ku dan firash dan tercantum inisial namaku dengannya. 16 adalah ulang tahun firash dan 04 adalah ulang tahunku. F adalah inisial dari Firash dan D itu Dee.

Akupun segera masuk ke dalam mobil Firash. Kalau kalian bertanya tentang mobilku, aku sebenarnya punya namun menurutku naik mobil pribadi itu bikin capek lagipula kalau aku nebeng kan aku jadi hemat BBM Hehehehe. "Rash kita mau kemana? Gue suntuk nih, kerjaan gue daritadi cuma ngeliatin angka, huruf, ama kertas. Coba aja di kertas itu ada fotonya Zac Efron pasti gue jadi tambah semangat" ucapku ketika mobil Firash baru mulai berjalan membelah keramaian Jakarta di jam pulang kerja seperti ini. Firash tiba-tiba saja dengan spontan menjitak kepalaku cukup keras "Dee, lo kalo mengkhayal jangan ketinggian, ga mungkin foto Zac Efron bisa dengan tiba-tiba muncul di dokumen perusahaan elo, kalo foto gue sih gue bisa percaya pake banget, kan kegantengan gue ngalahin artis Hollywood". Kini gantian aku yang menjitak kepalanya "Rash lo jadi cowok jangan terlalu PD, nanti kalo gak ada cewek yang ngelirik elo,gimana? walau gimanapun juga gue gamau jadi sahabat dari bujang lapuk" dan diikuti dengan suara tawa ku yang menggema di dalam mobil.

Setelah pembicaraan kami, suasana berubah jadi hening dan tiba-tiba mengalun lah lagu yang cukup booming di kalangan remaja

Kita adalah sepasang sepatu

Selalu bersama tak bisa bersatu

Kita mati bagai tak berjiwa

Bergerak karena kaki manusia

Ehm, waktu yang tidah tepat untuk lagu itu mengalun. sial, aku merasa tak nyaman sekarang.

Aku sang sepatu kanan

Kamu sang sepatu kiri

Ku senang bila diajak berlari kencang

Tapi aku takut kamu kelelahan

Ku tak masalah bila terkena hujan

Tapi aku takut kamu kedinginan

Aku melirik ke Firash yang masih terfokus pada jalan. Aku tau bahwa lagu ini sangat menandakan hubungan kami. Kuharap ia tak menyadarinya.

Kita sadar ingin bersama

Tapi tak bisa apa-apa

Terasa lengkap bila kita berdua

Terasa sedih bila kita di rak berbeda

Di dekatmu kotak bagai nirwana

Tapi saling sentuh pun kita tak berdaya

...

Dan keadaan menjadi hening.....

***

Hai kawan, maap kalau ceritanya freak-freak gak jelas.

Dixonn/4_hipster

Ini crita pertama kami. Maaf kalo ada typo dan critanya agak sedikit aneh. Kami minta vomentnya ya^v^

Happy reading !!!

Chicapril/4_hipster

About me and himTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang