Bagian 4 (first look)

4 0 0
                                    

Tiba-tiba terdengar suara ibu memanggil.

"Yanti...mbok yanti...." sudah datang ya, ayo sini masuk!" Suara ibu ku dari dalam yang ternyata sudah mengetahui kedatangan wanita itu.

Akupun tidak terlalu mengurusi, karena yang ku tau dia harusnya mengurus ayah dengan benar. Akupun segera bergegas untuk pergi menuju ke kantor yang ibu maksud.

Akupun sedikit terkejut karena penampakan kantor yang asing buatku.

"Ternyata masih ada kantor yang seperti ini di kota ini" ujarku dalam hati tercengang.

Karena melihat bangunan kantor yang terlihat sudah sangat tua dan tidak bertingkat.

Terlihat oleh ku seorang laki-laki berperawakan tidak terlalu tinggi berpakaian tidak terlalu rapi keluar dari pintu.

"Permisi pak," sapaku

"Saya ingin mengantarkan surat lamaran kerja."

Terlihat bapak itu lalu menyalami ku sambil tersenyum.

Ternyata bapak itu adalah bapak Sholeh. Salah satu pekerja yang bertugas sebagai penjaga malam di perusahaan itu dan dia hendak pulang saat itu.

"Iya nak...kamu pergi ke dalam dan berikan berkasmu kepada perempuan yang duduk di dekat jendela!" Jelas bapak itu.

Aku pun sedikit bingung karena kantor yang tidak bertingkat ini yang kupikir kecil ternyata memiliki bangunan yang luas. Setelah bapak itu menjelaskan lagi secara lebih terperinci, barulah aku faham.

Segera aku masuk menuju meja yang sudah di jelas kan oleh pak Sholeh tadi. Terlihat oleh ku wanita dengan paras cantik.

"Wah cantik sekali wanita ini" aku terdiam sejenak mengagumi kecantikannya.

"Mas...mas..."

"Mas...." ternyata dia sudah menegurku dari tadi

"Amm...emmm iya iya" aku tersadar dari lamunanku, seperti terhipnotis aku dengan kecantikannya.

"Maaf ada perlu apa?" tanyanya

"Ini...anu saya mau mengantar lamaran" jawabku terbata-bata.

"Aneh, sebenarnya apa yang terjadi padaku, kenapa aku jadi gerogi seperti ini." Keluhku dalam hati.

"Baiklah mas, kami terimakan berkasnya untuk di proses lebih lanjut. Segera kami akan hubungi mas." Jelasnya sambil tersenyum.

"Woilahh... manis sekali senyum itu" lagi-lagi aku terkagum-kagum, tapi berusaha ku kendalikan diriku saat itu.

"Bba...baik mbak, terimakasih."

                                  .............

3 hari berlalu setelah aku mengantarkan surat lamaran itu. Kuterima pesan singkat berisi perintah untuk melakukan interview kerja.

"Selamat siang bapak Gino. Diharap bapak datang besok untuk melakukan interview di perusahaan kami, pukul 09:00 WIB. Diharap bapak hadir setengah jam sebelum waktu yang ditentukan. Terimakasih."

Begitulah kira-kira pesan singkat yg kuterima. Aku pun tidak bereaksi terlalu bergembira akan kabar itu. Justru aku berharap tidak diterima di situ. Karena ada pamanku itu.

Pamanku yang kumaksud bernama Tono. Dia adalah orang yang sangat menolak perjodohan antara ibuku dan ayahku di waktu terdahulu. Dia sangat membenciku. Sebenarnya semua keluarga dari pihak ibuku hampir semuanya tidak ada yang menyukaiku. Dan paman Tono ada lah orang yang sangat tidak menyukaiku.

Keesokan harinya akupun pergi untuk interview.

"Permisi pak..."sapaku memasuki ruangan interview menemui bapak kepala cabang perusahaan.

"Iya mari silahkan duduk!" Serunya

Banyak pertanyaan yang dia berikan kepadaku. Kujawab semua pertanyaan yang dia berikan dengan sedikit gugup. Maklum aku baru pertama kali mengikuti interview kerja. Sekitar lebih kurang 15 menit aku di wawancara.

"Baiklah karena kami sedang butuh tenaga kerja untuk bersih-bersih dan menyiapkan minuman (office boy) disini. Dan kamu memenuhi kriteria yang kami perlukan, maka mulai besok kamu boleh masuk bekerja di sini." Jelas bapak kepala itu

"Maksudnya pak? Saya diterima?" Tanyaku lagi

"Iya benar. Selamat kamu saya terima untuk bekerja disini" jawabnya tersenyum sambil menyalami ku .

"Terimakasih pak." Jawab ku tanpa ada reaksi apapun, seperti biasa saja.

"Kamu kenapa tidak terlihat bahagia?" Tanya bapak kepala

Akupun lalu tersenyum dan karena tidak enak lalu akupun beralasan.

"Maaf pak, saya terlalu senang sehingga tidak dapat berkata" begitu jawabku mengelak.

Akupun mulai bekerja disitu sebagai pembantu.

Yah... mereka bilang office boy, cleaning service. Ya tetap saja buatku itu adalah pembantu. Hanya katanya saja yang di perhalus.

Tapi ya sudahlah.

"Toh aku hanya seorang lulusan SMA, mau jadi apa lagi aku, mau jadi manajer. Haha tidak mungkin" ujarku dalam hati.

Tapi aku bersyukur saat itu, karena sekarang jadi ada yang merawat ayahku. Mbok Yanti namannya berumur sekitar 43 tahun berperawakan pendek gemuk. Sekarang akupun tidak perlu khawatir lagi dengan ayahku.

Akupun mulai bekerja di kantor itu tepat di tanggal 1 Februari. Aku masuk kerja pukul 7 pagi dan pulang pukul 7 malam. Banyak pekerjaan yang belum ku mengerti. Apa yang harus kulakukan. Aku tidak tau.

Untung saja pak Sholeh si penjaga malam itu. Sebelum dia pulang, dia mengajari ku dan memberikan ku instruksi, apa saja yang harus ku perbuat.

Pagi itu, ku siapkan semua minuman untuk semua orang yang bekerja di kantor itu. Ada yang meminta di buatkan kopi, ada juga yang minta di buatkan teh. Kuturuti semua yang mereka minta. Setelah selesai akupun segera mengambil sapu dan pel untuk membersihkan kantor.

"Gino...Gino...." terdengar suara keras. Rupanya pak Tono yang Memanggilku, yang tidak lain adalah pamanku sendiri.

Segera ku tinggal peralatan bersih-bersih ku dan ku datangi panggilannya.

"Kamu itu bagaimana. Kenapa kopi saya manis sekali. Kamu bisa bekerja tidak?" Nadanya sedikit meninggi.

Aku hanya diam dan menunduk "maaf pak" sa...saya....

I am not psycho Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang