*Jangan lupa vote setelah baca. Jika takut lupa, boleh vote dulu.
🌈Happy Reading🌈
__________________________________
________________***
"MILY LO GILAAA?!" bentak seorang pria berambut klimis. Badannya terbilang pendek jika dibandingkan dengan badan pria kebanyakan yang seumuran dengannya.
"Aku nggak bisa kalau tanpa kamu," ujar Mily dengan suara parau. Hidung dan sekeliling matanya memerah,mata dan pipinya juga sudah banjir air mata. Sementara itu di dekat kakinya berserakan pecahan kaca dan bedak yang sudah rusak karena terjatuh. Tangan kanannya memegang pecahan kaca yang siap ia goreskan pada tangan kirinya.
"Tapi nggak gitu juga!" Pria itu kembali membentak Mily.
"Kenapa sih harus putus?!" lirih Mily masih dengan posisi siap menyakiti dirinya sendiri.
Pria itu menarik napas panjang,berusaha untuk menenangkan dirinya. Saat itu mereka berada di belakang perpustakaan dan sudah jam pulang jadi keadaan sudah benar-benar sepi.
Pria itu menghembuskan napas kasar,"Yaudah aku nggak akan ninggalin kamu. Tapi stop ya, buang pecahan kacanya," ujar pria itu dengan penuturan yang sangat hati-hati.
Pelan-pelan ia menghampiri Mily lalu merebut pecahan kaca itu dan melemparnya jauh-jauh. Ia memeluk Mily untuk menenangkan gadis itu.
"Kita nggak putus kan,Lang?" lirih Mily setelah tangisannya reda.
"Udah sore,nih. Aku anterin pulang ya."
********
First Story nih, semoga aja kalian suka ya.
Support terus cerita ini ya, kalau kalian suka jangan lupa vote ya. Meski sederhana tapi itu sangat berarti banget buat aku ❤
Jangan lupa vote dan komen ya! 😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Trauma Jatuh Cinta
Teen Fiction"Lo serius?" "Nggak gue bercanda, kalau mau nangis ya nangis aja!" dengus Rangga yang masih berusaha menyembunyikan rasa cemasnya. "Ih ini bukan waktunya bercanda!" "Ini juga bukan waktunya buat nangis, ngerti" "Tapi gue kan--" "Apa? Sedih, gala...