Part 2

1 1 0
                                    

Aku mencintaimu tiap waktu, tiap detik  bersamamu atau pun tanpa kamu perasaan ku akan tetap sama. Cinta
- Jevan-

_________________________

Hari ini mungkin hari terbahagia bagi Shasa, setelah lamanya belajar disekolah akhirnya ia pulang dan merebahkan tubuhnya di kasur empuknya setelah mengganti baju seragamnya.

Dengan AC yang sengaja diperbesarkan suhunya dan juga suara speaker yang mengisi ruangan yang dominan berwarna dark purple. Shasa termasuk anak milenial yang mengikuti jaman, kamarnya saja isinya penuh dengan polaroid yang tergantung di sisi sisi kamar. Dengan lampu tumblr light berwarna ungu, dan poster artis idolanya yang terbilang cukup banyak.

Shasa membuka handphone nya yang menyala, membuka aplikasi yang berwarna hijau tua.

Jevan♡

Yang, aku di depan kamar kamu. Cepet buka kalo ga aku dobrak nih!!!

Jevan sudah dari tadi didepan pintu kamar Shasa, mengetuk pintu dan memanggil namanya berulang kali namun Shasa tetap tidak mendengarnya. Buru buru turun dari ranjang dan mengambil sandal yang biasa digunakan untuk dirumah.

Memutar knop yang memang terkunci dari dalam, membuka pintu dan menampilkan wajah yang menakutkan dari arah luar. Ya, itu Jevan dengan baju biru dan celana training hitam.

"Kamu tuh yaa, pantesan ga denger aku ngetuk pintu, volume speakernya gede banget." Jevan memarahi dengan nada kesalnya.

"Hah? Apaan?" Suara Shasa yang kencang membuat Jevan geram.

Jevan masuk kedalam kamar Shasa dengan cepat dan melangkah menuju speaker yang berada disamping ranjang. Mengecilkan volumenya sambil menutup sebelah telinganya, "kan segini lebih enak, eh ko dingin banget sih yang" ucapnya seraya melihat pendingin kamar yang mulai ber asap.

"Ya ampuun, Shasa. Ini tuh dingin banget, kamu udah berapa lama bertahan dikamar yang dinginnya kaya dikorea gini sih? Kamu mau sakit?hah?" Ucap Jevan lagi, mengambil remote untuk mengecilkan suhu pendingin itu.

"Jangan lebay deh ah, ini tuh biasa aja. Emang lo pernah ke Korea? Kaya udah aja" balas Shasa santai, duduk disofa dekat meja belajarnya.

"Tau apa kamu tentang aku?" Tanya Jevan ikut duduk disamping Shasa.

"Banyak, mau sebutin satu persatu kah?" Balas Shasa menantang Jevan.

Jevan terkejut bukan main, karena Shasa memang teman dari kecilnya. Maka dari itu semua kelakuan buruk Jevan pasti sudah Shasa ketahui.

"Satu, pernah pake pembalut gara gara pengen tau gimana rasanya jadi cewek, dua--"

"Udah ah udah, gue ga mau ngedenger" potong Jevan cepat cepat.

"Ngambilin ciki di warung--"

"Stop yang stop, iya iya. Aku belum pernah ke Korea" lagi lagi ucapan Shasa terpotong gara-gara Jevan menyela nya. Shasa tersenyum kemenangan.

Mereka turun kebawah setelah itu, berhubung jam dirumah Shasa menunjukan pukul empat sore, jadi mereka memutuskan untuk pergi ke pertigaan rumah Shasa mencari penjual yang berlalu lalang disitu.

Mata bulat Jevan tak henti hentinya mencari keberadaan penjual sate ayam yang biasanya berada disitu di jam sore ini.

"Yang, mau nungguin sampe jam berapa? Udah sore banget loh ini" bukan Jevan, kali ini Shasa yang mengatakan itu, padahal belum terlalu lama tapi Shasa sudah mengeluh duluan.

Jevan yang terkejut dengan perkataan Shasa tiba tiba menggenggam tangan Shasa dan tersenyum "sampe kiamat juga gapapa asal kamu disamping aku terus" ucap Jevan kemudian mengelus pipi Shasa lembut.

"Ish, malah gombal. Ini serius" Shasa tidak menolak ataupun menepisnya.

"Jangan serius serius ah, ga enak" Jevan berjalan  sambil menarik tangan Shasa lembut.

"Ish, mau kemana?"

"Kemana mana hatiku senang" balas Jevan dengan nada bernyanyi.

"Garing" balas Shasa.

"Kasih air" jawab Jevan seraya mempercepat langkah kakinya.

"Banjir"

"Cinta aku ke kamu dong?" Tanya Jevan yang tiba tiba menghentikan langkahnya.

"Apanya?" Balas Shasa heran.

"Iya, cinta aku buat kamu tuh banyak, kaya air yang mengalir tanpa henti. Dan kamu bisa temuin itu dimana aja, karena air ga akan pernah abis walaupun kadang surut tapi dia gabakal ilang, sama kaya cinta aku" balas Jevan sambil menangkup pipi Shasa dengan tangan kanannya.
Shasa mematung, diam seribu bahasa.

"Gombal aja terus"

"Ini bukan gombalan sayang, aku bakal terus bikin kamu seneng, nyaman, bakal jagain kamu sampe tua" Ucap Jevan lembut.

Jantung Shasa berdegup kencang, hatinya menghangat jika Jevan bersikap seperti ini padanya, selalu dan akan terus seperti itu walaupun Jevan sering memperlakukannya seperti ini.

Jevan terkejut saat tiba tiba tubuh Shasa menabrak tubuhnya, mendekapnya dengan erat, hinggga Jevan membalas pelukan dari sang pujaan hatinya.

"Jangan pergi." Ucap Shasa dibalik dada milik Jevan.

Jevan yang mendengar itu mempererat pelukannya "aku ga akan pergi, sayang. Tapi aku ga janji ya" balas Jevan.

"Kenapa ngomongnya gitu?" Balas Shasa takut.

"Karena"

"Karena apa?" Tanya Shasa, masih dalam posisi berpelukan dengan Jevan.

"Ya iyalah kalo aku disamping kamu terus, nanti yang cari uang siapa?" Balas Jevan dengan kekehan.

"Ish, nyebelin. Kirain beneran mau ninggalin" ucap Shasa sambil memukul mukul punggung Jevan.

Mereka melepaskan pelukan, dengan Shasa yang wajahnya sebal dan Jevan yang tertawa geli.

" lagian siapa sih yang bakal tega ninggalin cewe gemesin kaya kamu" ucap Jevan sambil mencubit pipi Shasa.

"Sakit ih" balas Shasa sambil menepuk nepuk punggung tangan Jevan. Tapi Jevan enggan melepaskan tangannya.

Jevan tersenyum saat menguyel pipi Shasa yang chubby dan lembut, menikmati setiap detik bersama Shasa adalah hal yang selalu dilakukan olehnya. Ia tidak tahu esok akan seperti apa, namun Jevan bersyukur karena tuhan telah mengirimkan orang orang istimewa dihidupnya yang harus ia jaga, contohnya Shasa dan kedua orangtuanya. " I Love You, Sha" ucap Jevan setelah lamanya mencubit pipi Shasa.

"Jevan ih, sakit nih" ucap Shasa sebal dengan perlakuan Jevan.

"Mau sun ngga biar ngga sakit?" Goda Jevan seraya mencolek dagu Shasa.

"Ogah" balas Shasa kemudian melangkah menjauh dari Jevan. Jevan tersenyum dan menyamakan langkahnya dengan Shasa, kemudian merangkulnya dari samping.

Semoga kebahagiaan selalu menyelimuti mereka berdua. Bahagia, satu kata yang bahkan sangat sulit ditemukan saat kecewa menyelimuti.

🍃🍃🍃🍃🍃

Akhirnya part dua selese juga😧
Semoga suka yayyyy
Vote and komen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang