Budayakan vote dan komen ketika membaca cerita
-----
Bila kalian menemukan part cerita ini berakhir sebelum 'tbc' dan author note berarti part ini terpotong. Silahkan komen atau refresh ulang cerita ini.
-----
"Waktu yang sudah berlalu tidak pernah bisa kita putar ulang."
-----
Carramel memandang sarapan paginya dalam diam. Tidak ada yang salah dengan satu potongan sedang sosis, dua buah roti bakar ukuran kecil, satu telur mata sapi setengah matang dan salad diatas piring; yang salah adalah siapa yang membuatnya.Orang yang menjadi pusat perhatian Carramel tersenyum sambil bersiap makan dari piringnya sendiri; mengabaikan tatapan curiga Carramel bahkan sejak gadis itu dipaksa turun untuk ikut bergabung di ruang makan.
"Kamu tidak ingin memakannya?"
Suara maskulin menghentikan tatapan Carramel; kembali menunduk mengamati sepiring makanan berpindah ke orang dihadapannya dan kembali ke piring, hal yang dilakukan Carramel berkali-kali sampai suara maskulin itu kembali terdengar.
"Daddy akan menyingkirkannya kalau kamu tidak suka." Xavier berniat mengambil piring dihadapan Carramel, "akan daddy buatkan yang baru. Kamu ingin makan apa?" Tapi gerakan Xavier terhenti saat tangan Carramel menahan pergerakannya.
"Tidak. Aku akan memakannya."
Carramel mengambil garpu, menusuk sepotong tomat sebelum memasukkan ke dalam mulut.
"Dimana Samantha?"
"Kenapa kamu selalu menanyakan itu setiap kali kita sedang berdua?" Xavier memilih meneguk air dalam gelas ketika mendapati isyarat mata yang diberikan Carramel.
"Tidak tahu."
Jawaban Xavier terdengar tidak peduli tapi bukan Carramel namanya kalau tidak memancing di air keruh.
"Lalu apa yang daddy lakukan disini?"
Xavier meletakkan alat makan; memberikan perhatian penuh pada Carramel yang mulai santai mengunyah makanannya. Tiba-tiba Xavier sudah tidak merasa lapar, bahkan niatan untuk membalas kata-kata sarkas Carramel menguap entah kemana. Xavier terlalu senang mendapati sikap tenang Carramel dihadapannya.
Carramel pagi ini mengenakan kemeja biru muda kebesaran dengan salah satu bahu terbuka yang dimasukan bagian depannya kedalam celana jeans hitam. Tampak cantik dengan rambut diikat tinggi memperlihatkan leher jenjang bekalung emas putih sederhana.
Kening Xavier berkerut dalam, menyadari penampilan Carramel terlalu rapi pagi ini.
"Kamu akan pergi?"
Carramel menghentikan suapannya sebentar, mengangguk sebagai jawaban sambil melanjutkan kegiatan makannya.
"Kemana?" Tuntut Xavier. "Kakimu. Bukankah masih sakit?"
Carramel menunduk, menatap kaki terperbannya yang terbungkus sandal bulu.
"Benar." Carramel mendongak, kembali menatap mata Xavier. "Aku ingin memeriksakannya."
"Daddy akan mengantarmu."
Sebelum Carramel sempat menolak, Xavier sudah bangkit dari duduk; meninggalkan Carramel terdiam di ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's little girl
RomanceBudayakan follow sebelum membaca. Carramella, gadis keras kepala yang selalu bersikap seenaknya. Mendapatkan apapun yang diinginkan semudah mengganti pakaian. Banyak lelaki mudah menunduk untuk meminta cintanya. Namun itu semua terasa tidak berarti...