Setelah sering aku menemukan kain kavan itu, tak lama satu per satu teman-teman ku hilang. Kelas terlihat amat sepi. Niko teman sekelas ku yang sangat jahil juga hilang. Aku bosan sekolah. Aku bingung apa mau mereka? Apakah mereka menginginkan aku? Ataukah aku mengganggu mereka? Semua itu sangat sulit dijawab. Lama kelamaan aku frustasi. Apakah mereka menginginkan aku mati? Atau mereka ingin memeberiku sesuatu?
Beberapa hari ini aku sangat marah. Entah kenapa saat aku menemukan kain kavan itu aku langsung marah. Apakah mereka yang mengirimku kavan adalah penyihir yang bisa mengubah diriku?
"Aku lelah di permainkan. Aku bosan dengan keadaanku. Rasanya a mi u ingin mati saja" ceritaku kepada Mawar. Tetapi Mawar hanya berdiam diri. Aku semakin mencurigainya. Aku bersyukur karena leo tidak hilang, tetapiaku tidak tahu kapan waktunya datang. Aku tak ingin kehilangan leo.
Betapa susahnya aku melalui rintangan-rintangan ini. Apakah ini pertanda dari Tuhan? Tetapu mengapa Tuhan harus mengirimkan ku kain kavan? Memang aku hanya mempunyai sedikit keluarga. Jangan sampai kain kavan itu merenggut keluarga ku.
Perasaanku mudah berubah setelah sebulan aku mengalami kejadian ini. Aku cepat mudah berubah pikiran, sifat, bahkan kelakuanku. Rasanya aku ingin meminta kepada Tuhan agar ia melindungi keluargaku selalu, agar mereka tidak ikut masuk ke pengakap penjahat itu.
Jika aku bertemu dengannya tak akan ku amluni dia jika ia berani merenggut nyawa keluarga maupun sahabatku.
Aku selalu berdoa kepada Tuhan "Ya Tuhan, ampunilah mereka yang menggangguku, sadarkanlah mereka agar tidak melakukan kejahatan itu lagi. Amin. "
Dalam doa ku berseru juga agar Tuhan melindungi keluarga kecilku dan teman teman ku lainnya.
Waktu demi waktu pun berlalu, di setiap langkahku terdapat jejak kaki merah yang berarti darah. Di situ aku berfikir sejenak. Inikah yang mau mereka tunjukkan?Tetapi mengapa mereka harus melakukan ini semua? Apa yang mereka inginkan sebenarnya?
Langkah demi langkah alu menginjakkan kaki di mana tubuhku terbaring di situ, berkerumunan orang mengelilingiku. Hari itu aku sadar bahwa aku sudah "mati". Aku merasa lega karena mereka tidak merenggut nyawa keluarga kecilku. Aku baru ingat bahwa keluargaku adalah keluarga yang bisa melihat makhluk "tak kasat mata". Pantas saja mereka bisa berbicara kepada ku. Perasaanku campur aduk saat melihat diriku yang sebenarnya.
Sebenarnya aku tertabrak truk dan setengah kepalaku pecah. Aku ugal-ugalan saat menaiki motor.
Pesan: jangan sekali kali ugal-ugalan saat menaiki motor. Jika kalian menyayangi orang orang, maka sayangilah diri kalian sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
mysterious death
Fantasyhai... namaku Sekar, aku duduk di bangku kelas 1 SMA. Di sini aku akan menceritakan kejadian kejadian yang aku alami selama aku duduk di bangku kelas 1 SMA. Setiap beberapa hari, aku menemukan selembar kain kavan di tempat yang berbeda. Saat ak...