-
-
-
-
-
"Aduh!" sontak Bryan Eratama Rizky atau biasa dipanggil Iki ini berteriak kaget karena satu jitakan berhasil mendarat dengans sempurna mengenai kepalanya.
"Sakit bego!" tambahnya dengan wajah kesal.
"Lagian lo dipanggilin budegnya murni banget sih!" timpal Karina Frederica atau Karin yang memang sedari tadi sudah memanggil Iki dari atas gedung sekolah.
"Yaelah dasar kutu air! Salah lo sendirilah kenapa manggilnya dari atas gak langsung ke bawah" kata Iki menggerutu.
"Bacot ah lo mah, udah ayo buruan balik, gue laper nih" ajak Karin sambil menarik tangan Iki menuju parkiran.
"Astaga lo gak bisa diem banget ya?! Tadi tiba-tiba ngejitak sekarang narik-narik!" gumam Iki sambil memegangi tangan sebelah kirinya yang memerah akibat Karin menariknya dengan kencang.
"Iya, iya gue minta maaf, abisnya gue pengen cepet-cepet balik Ki" ucap Karin memasang muka melas.
"Tumben lo pengen cepet balik kesambet apaan?" ledek Iki sambil terkekeh.
"Mami sama daddy ada tugas kerja ke luar negeri dan jam setengah 5 sore ini mau berangkat ke bandara, ya kali gue gak perpisahan dulu" jawab Karin lirih.
"Yaaaaaaaa... kasihan anak mami mau ditinggalin hahaha" lagi-lagi Iki meledek Karin sambil tertawa dan memakai helmnya pertanda akan segera pulang.
Tanpa membalas ledekan Iki lagi, Karin segera memakai helmnya dan menaiki motor yang dikendarain Iki lalu melaju dengan kencang.
Diperjalanan tak ada pembicaraaan, Karin sedang bingung dengan nasibnya nanti yang akan ditinggal oleh orang tuanya seorang diri di rumah yang hanya ditemani oleh pembantu dan supirnya itu. Karin memikirkan nasibnya, apa jadinya jika seorang gadis manja seperti Karin yang setiap harinya biasa dipenuhi kasih sayang pelukan hangat seorang ibu dan perlakuan manja dari sang ayah tiba-tiba harus dijeda untuk beberapa hari kedepan. Meskipun orang tua Karin keduanya bekerja, tetapi mereka pandai membagi waktu untuk Karin anak semata wayangnya.
Berbeda dengan Iki, orang tua Iki sudah lama berpisah, sejak Iki masih berusia 3 tahun, usia yang masih cukup belia dan seharusnya tidak mengalami hal yang sesedih ini. Iki tinggal seorang diri di sebuah kostan kecil, orang tuanya sibuk dengan dunianya masing-masing, sedangkan Iki tak mau tinggal bersama salah satu orang tuanya. Jadi, Iki memutuskan untuk memisahkan diri, nasib Iki bisa dibilang antonim dari nasibnya Karin.
Sesampainya di rumah terlihat orang tua Karin sedang memasukan koper ke dalam bagasi mobil.
"Mami... Dadddddyyyyyyyy" teriak Karin yang segera turun dari motor dan melepas helmnya lalu segera berlalu menuju orang tuanya.
"Eh... My princess udah pulang" ucap mami
sambil mengelus rambut Karin dan memeluknya."Mami, Karin gak mau ditinggal, nanti siapa yang siapin sarapan buat Karin?" rengek Karin begitu manja.
"Kan ada mbok Jum sama pak Nasir, lagian juga daddy sama mami gak lama-lama kok, kamu doain biar cepet selesai ya" sahut daddy yang sedang merapikan bagasi mobilnya.
"Tapi 'kan nanti Karin sendiri terus kalo galau gimana?" ucap Karin mengerucutkan bibirnya.
"Kan ada the lord Iki, sayang" kata mami yang matanya mulai menelurusi mencari Iki yang tengah memainkan ponselnya di atas motor.
"Iki! Sini sayang!" ajak mami kepada Iki.
"Oh iya tante meluncuuuuur" sahut Iki segera bergegas menghampiri.
"Jadi gini, tante mau pergi ke luar negeri untuk beberapa hari, kamu tau sendiri Karin gimana 'kan?" ucap mami pada Iki yang hanya dijawab dengan anggukan kepala pertanda Iki mengerti apa yang dikatakan mami.
"Tante titip Karin dulu ya? Jagain Karin selama tante gak ada, kamu boleh deh nginep di sini, asal jangan apa-apain Karin" tambah mami pada Iki yang disertai kekehan kecil.
"Idiiiiiih, lagian juga ogah banget Iki ngapa-ngapain Karin. Tapi, siap deh sama amanahnya" jawab Iki.
"Yuk mam!" ajak daddy pada mami.
"Yaaaaaa... Udah mau pergi ya? Hmm ya udah mami sama daddy hati-hati ya, telpon Karin kalo udah sampe, terus jangan lama-lama nanti Karin kangen" gerutu Karin yang sepertinya sangat tak ingin ditinggal oleh orang tuanya meski sebentar.
"Iya sayang, siap" jawab mami sambil mencium kening dan mengelus rambut Karin yang disusul pelukan hangat perpisahan.
"Daddy sama mami pergi sebentar ya? Kamu jaga diri baik-baik. Iki, om titip Karin ya?" pesan daddy sambil menaiki mobil.
Iki yang menyaksikan adegan tadi sangatlah merasa sedih karena sedari kecil ia belum pernah diperlakukan seperti Karin oleh kedua orang tuanya, ia tidak bisa merasakan hangatnya kasih kedua orang tua seperti Karin, untuk sekedar berkomunikasi pun Iki sangatlah jarang, orang tuanya sangat tidak mempedulikan bagaimana kondisi Iki.
Bersambung...
YOU ARE READING
"99" CATATAN USANG
De TodoGada kata-kata, katain makanya ya:v happy reading, semoga bacanya ga esmosi karena ceritanya garing kek tempe gosong wkwkwkw:v tinggalin jejak, awas kalo ganinggalin, gue begal:v wakandah pokripah:v