Dentuman musik memekakkan telinga, ratusan pasang anak manusia asik meliukkan tubuh dalam ketidak sadaran.
Gadis dengan pakaian super mini, memandang kosong kehadapan para pemuja kenikmatan dunia, dia tak menemukan apapun di tempat ini. Tak ada kasih sayang ayahnya, tidak juga mengembalikan kehadiran ibunya. Dia sendirian dengan hanya menggenggam segelas jus jeruk, air mata menetes pasrah satu persatu mengalir di pipi mulus Yasmin, namun dia sendiri tak tau apa yang membuatnya harus begitu.Dia meletakkan gelas yang isinya telah ludes dalam sekali teguk itu dengan kasar, dihapusnya sisa air mata lalu berjalan dengan wajah dibuat super bahagia kearah kumpulan orang yang sedang berusaha membohongi diri. Sama seperti Yasmin.
Laki-laki yang duduk di meja sebelah Yasmin hanya menarik napas, lalu menggeleng pelan.
Bagaimana bisa air mata yang sedetik lalu masih mengalir lalu di hapus dan berganti dengan tawa bahagia?.............
Klakson mobil di depan rumahnya membuat Yasmin berlari keluar menyerobot buah apel merah di meja makan rumah besar yang dingin dan kesepian, entah kapan terakhir ada yang duduk bercengkrama melingkari meja besar itu, Yasmin sendiri sudah lupa."Hey!"
Sapa lelaki tampan yang menyambut Yasmin dengan senyum kebahagiaan. Di tatap nya Yasmin dari ujung kaki hingga kepala. Rok mini, dengan kaos menempel erat di tubuh langsingnya, dengan kerah yang terlampau rendah. apa benar Yasmin akan berangkat ke kampus?Dikecup nya pipi kiri dan kanan Yasmin dengan mesra, tak lupa juga di bukakan pintu mobil sport berwarna hitam pekat miliknya itu, mempersilakan Yasmin untuk masuk.
"Thanks"
Senyum manis terkembang di bibir mungil Yasmin.Alfan, laki-laki yang seminggu lalu menyapa Yasmin di lantai dansa. Pertemuan awal mereka yang berhasil membuat Alfan kini masuk kedalam hari-hari Yasmin.
Ini bukan yang pertama, Untuk wanita baru dewasa seperti yasmin ini menjadi hal yang biasa baginya, bergonta-ganti pasangan semaunya. wajah yang cantik dengan postur bak miss Indonesia, juga harta melimpah milik orangtua, maka mudah saja mendapatkan laki-laki yang dia inginkan.
Yasmin. Dia seperti dititipi seisi dunia. apapun yang dia ingin pasti akan didapatkannya."Sama-sama"
jawab Alfan dengan manis lalu melajukan mobilnya menuju ke kampus tempat dimana Yasmin mengemban pendidikan. Kampus swasta ternama."Kamu yakin mau ke kampus?" tanya Alfan dengan ekspresi wajah tak tertebak.
"Maksud lo?" Yasmin terlihat bingung dengan pertanyaan Alfan barusan.
"Gak mau jalan aja sama aku?"
"Gak deh, gua harus ketemu dosen today. Hehe"
"Ok deh"
Dengan terpaksa, Alfan terus melajukan mobilnya menuju kampus.
Yasmin memang tidak bisa dikatakan baik, namun baginya pendidikan itu hal yang sangat penting. Bagaimanapun masa depannya nanti, yang dia tau dia harus tetap belajar. Wajah cantik saja tak akan cukup untuk masadepan, dia tak ingin berakhir dengan menjual kecantikannya. Yasmin mempunyai mimpi yang besar, kelak dia ingin menjadi wanita yang cerdas dan tak membutuhkan lelaki kaya untuk hidupnya. lelaki kaya yang bisa sesuka hati mengganti dia dengan wanita cantik lainnya.
Atau menjadi wanita yang hanya sekedar cantik namun kurang mempergunakan otaknya, lagi-lagi hanya bisa menjual kecantikan pada lelaki kaya satu ke yang lainnya.
"Come on, Yasmin. kamu lagi sama aku sekarang, jangan ngelamun aja dong. aku bukan sopir taxi online loh."
"Eeeee anu hehe iya Fan, sorry deh"
Yasmin merasa tidak enak dengan Alfan."Nanti kamu mau aku jemput jam berapa?" Tanya Alfan lagi.
"Belum tau nih, semoga dosennya bisa cepet di temuin."
Jawab Yasmin sembari mengikat rambut panjangnya asal. Alfan melirik Yasmin dengan tatapan yang masih tak bisa di mengerti dan Yasmin tak juga menyadari bahaya yang ada didekatnya.
Mobil berhenti di parkiran yang masih nampak sepi karna hari yang memang masih pagi.
Yasmin membenahi makeup dan rambutnya dengan spion belakang yang menghadap kearahnya, dia tidak menyadari bahwa Alfan sudah semakin dekat mencondongkan tubuh kearahnya, dekat dan semakin dekat.
Alfan mencium Yasmin secara paksa, Yasmin yang sadar bahwa dirinya dalam bahaya kini memberontak hebat namun hal itu justru membuat Alfan memeluknya semakin erat.
"Lepasin gua, brengsek!"
plaakkkkkk
Tangan lembut Yasmin mendarat dengan sangat mulus di pipi kiri Alfan. Alfan yang kaget dengan perlakuan Yasmin secara refleks melepaskan pelukannya.
"Ciiihhh. berani-beraninya ya lo nampar gua! perempuan kayak lo bisa seratus gua dapetin! Sok suci lo perempuan murahan!"
Alfan menatap Yasmin dengan remeh, tatapan yang begitu melukai hati Yasmin.
"Bajingan lo!"
"Apa? kenapa? gua belum ngasih lo uang? butuh berapa lo biar gua bisa nikmatin semua hidangan yang lo sajiin ini? Haaa??!"
"Alfan! Jaga mulut kurang ngajar lo itu!"
Keadaan semakin memanas, Yasmin sudah menahan air mata nya agar tidak jatuh di hadapan lelaki seperti Alfan. dia tidak ingin terlihat lemah dihadapan siapapun, terlebih lagi orang yg sudah menghinanya.
Ingin sekali Yasmin meninggalkan mobil terkutuk ini, namun usaha nya gagal. Alfan mengunci pintunya."Buka!!" bentak Yasmin.
Alfan tertawa mengejek kearah Yasmin lagi.
"See, Buka pintu mobil gua aja butuh usaha, butuh keluar urat buat triak. Sementara lo? ngaca! hampir semuanya ke buka! bukan salah gua kan?"
Deg!
Yasmin begitu terpukul mendengar perkataan Alfan.
"Gua bilang buka, Bajingan!!!"
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
Yasmin [SUDAH TERBIT]
SpiritualitéJika hujan bisa menghapus jejak kaki, dan menyamarkan air mata. maka boleh kah aku berharap agar hujan menghapus ingatan tentang masalalu dan menyamarkan sedikit saja luka?? Tidak kah Tuhan merasa harus adil pada hambaNya yang menyerahkan seluruh...