Hari ini sekolah Nusa Bangsa pulang cepat. Lina yang mendadak dipanggil wali kelasnya memutuskan untuk menyuruh Lona pulang duluan bersama Tiara.
Lina menyusuri lorong lorong sekolah yang tidak terlalu sepi, masih ada siswa yang main game bareng, piket kelas, dan yang sedang melalui koridor untuk pulang.
Lina memasang earphonenya, karena ia sangat bosan. Tak sadar ia ikut menyanyi walaupun sangat pelan.
Ia mematikan lagu yang diputarkan, dan melepaskan earphone. Kemudian mengetuk pintu kantor guru tak lupa mengucapkan salam.
"Maaf Bu saya dengar ibu panggil saya? Ada apa ya?" Tanya Lina dengan sopannya. Bu Naila adalah guru fisika sekaligus wali kelasnya.
"Duduk Lin, ibu mau beri kamu amanat aja. Ini ada tugas sebenarnya untuk Reyhan tapi pas ibu ke kelas, Reyhan udah pulang. Ibu tanya tanya sama Miko dan yang lainya katanya Reyhan udah pulang dari tadi"
"Ibu juga sudah suruh Miko sebenarnya tapi ibu gak begitu percaya sama Miko. Jadi ibu mau ngasih kertas kertas ini ke kamu nanti kamu kasih ke Reyhan" ucap Bu Naila. Lina meneguk ludah dengan susah payah.
"Maaf Bu bukanya saya nolak tapi... Em.. itu kayanya kertasnya banyak banget Bu. Saya takut itu penting... Emm" ucap Lina terbata bata. Ia sulit rasanya mengungkapkan bahwa ia sebenarnya bingung mau ngasih gimana ke Reyhan, dan ia takut ada apa apa dengan kertasnya kan bahaya takut penting.
"Oke oke... Jadi ibu tahu. Lin, ibu sudah sering minta tolong ke kamu. Semua baik baik saja. Ibu percaya ini ke kamu. Gak terlalu penting juga, tapi kamu tetap harus kasih di Reyhan. Dan dikumpulkan ke ibu 5 hari lagi. Jadi ibu mohon secepatnya" ucap Bu Naila panjang lebar. Jujur Lina sedikit keberatan tentang ini, biasanya ia biasa saja tapi entah kenapa dia jadi sedikit keberatan.
"Baik Bu, saya izin pulang ya Bu takut dicariin mamah. Assalamualaikum" ucap Lina yang mengambil kertas kertas itu kemudian bergegas pergi dari sana.
***
Lina sedang mengerjakan PR-nya, sedangkan Lona sedang mengadakan konser dadakan. Sudah beratus kali Lina menyuruh Lona untuk diam. Tetap saja Lona ingin bernyanyi.
"Berisik lon!! Gue gak bisa serius belajarnya!" Omel Lina lagi, sudah 10 kali ia membaca soal bahasa Indonesia namun hasilnya nihil dia tetap tidak mengerti isi soal tersebut.
"UOOOOOO KUMENANGISSSS.... MEMBAYANGKANNN, BETAPA KEJAMNYA DIRIMU.. uhkk.." Lona terbatuk-batuk Karen mulutnya yang disumpal kertas oleh Lina.
"Ah Lo tuh jangan ganggu gue" ucap Lona yang sudah acang acang ingin bernyanyi kembali. Buru buru Lina membekap mulut Lona.
"Ja...huad.. l..loo.. le..pas..in..gue" ucap Lona tak karuan karena mulutnya yang masih dibekap Lina.
"Makanya diem!! Gue mau belajar!!" Omel Lina lagi. Lona hanya mengangguk pasrah. Setelah itu Lina lepaskan dan ia mulai kembali serius dengan PR-nya kembali.
"JANGANNNN LAHH KAU DATANG LAGII!!!" Lona kembali dengan aksi jahilnya. Kemudian Lona lari sebelum kakaknya mulai memarahinya lagi.
"LONAAA!!!!" teriak Lina yang sudah tidak bisa sabar kembali. Setelah melihat Lona pergi dari kamar. Lina kembali berusaha untuk fokus kembali.
Tiba tiba ia teringat tentang amanat dari Bu Naila, buru buru ia langsung lari kearah tasnya.
"Aduh buka gak ya? Gue takut kalau mau buka, tapi gimana caranya gue tau ini penting apa enggak" oceh Lina pada dirinya sendiri. Dengan ragu ia membuka MAP tersebut kemudian mengambil 1 lembar kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
Teen Fictionini cerita tentang anak kembar yang lahir hanya berbeda 10 menit. Alina Dwi Sandika dan Alona Dwi Sandika Alina yang biasa disapa Lina adalah seorang kakak. ia hobby bermain musik itu sebabnya ia pandai bermain musik, ia tidak ceroboh, jutek kepada...