SK - 1

31 4 0
                                    

"Cuma orang, bodoh! yang mau ngepel lapangan basket" celetuk seorang laki laki, yang ntah sejak kapan bersender di tiang basket dengan senyuman yang mengejek.

Clarissa mendengus sembari mengerjakan hukumannya, tanpa menoleh ke arah sumber suara itu

Dia tau suara itu, suara yang tadi pagi melambatnya masuk ke kelas.

"Sampe kinclong kalo bisa mba, jangan cuma basah doang". Laki laki itu terkekeh dengan suara mengejeknya.

Clarissa menoleh ke arah cowo itu.

Aduh nih senior kampret banget deh. Apes gue punya senior kaya dia.

"Kalo basah doang kenapa? Yang penting di pel, toh nanti juga kering, tebir (ribet)". Desis clarissa.

"Anak baru sebulan sekola disini udah berani ya bandel, ckk. Anak jaman" tatap laki laki itu ke arah clarisa dengan senyum miringnya.

Clarissa tidak memperdulikan ocehannya, yang ia ingin hukumannya cepat selesai, bayangin saja dirinya di suruh ngepel lapangan basket yang lebarnya selebar lautan NIL.

Diem juga kan lu gak ngoceh, eh tunggu, wait.. Kok kaya bunyi suara bola basket di drible ya? What..WHAT? TANPA BERDOSANYA, DIA MAIN BASKET?!.

"ALDINO WIJAYA MARCELLO!!!"

Merasa di teriaki namanya, aldino menoleh dengan alis terangkat satu

Clarissa menatap lakilaki itu geram. Ia tidak terima jika pekerjaannya di injek injek seperti itu.

Aldino berjalan mendekat ke arah clarissa dengan bola basket di peluk dari samping, clarissa sedikit mendongkak dengan tatapan super tajamnya.

Jujur saja clarissa ingin menangis saat ini, tapi ia tahan. Lakilaki itu membuat dirinya tidak di hargai.

"Sial! ". Gumam clarissa. Matanya terus menatap lakilaki itu dengan sorot kebencian.

Aldino hanya mengangkat satu alisnya mendengar gumaman wanita tersebut.

Clarissa membuang muka, tidak lagi ia menatap lakilaki itu.

"Kenapa gak di lanjut, ngepellnya?" tanya aldino dengan suara mengejeknya.

Clarissa lagi lagi menoleh dan mendongkak, mengingat tubuh lakilaki itu lebih tinggi darinya.

"Dan lo seenaknya main basket?" decak clarissa.

"Why? Ini lapangan sekolah, dan gue berhak dong main basket disini?" kekeh aldino.

Clarissa berdecih. "Apa lo gak liat? Ada orang yang lagi ngejalanin hukuman disini?!". Clarissa bener bener muak dengan kaka kelasnya.

"Gak, lo kecil, gak keliatan" ledek aldino.

Clarissa membolakan kedua bola matanya, "apa lo bilang?!".

"Lo kecil, gak keliatan" ulang aldino dengan malas.

" bast**d! umpat clarissa.

Aldino mendengar umpatan gadis itu mengekerutkan keningnya. " kasar sekali umpatannya, nona" aldino tersenyum sinis.

Clarissa menatap cowo itu tajam.

"Jadi perempuan jangan galak galak, cepet tua!" celetuk aldino.

Ingin sekali rasanya clarissa mengumpat serapah buat cowo itu.

"Pergi, deh lo!" dengan kesalnya clarissa mengusir cowo itu.

Aldino lagi terkekeh,mendengar usiran perempuan itu "lo ngusir? Gabaik ngusir orang, dosa!".

"ngusir lo gada kata unsur dosa!". Desis clarissa.

"Gausa banyak omong, gausah ngusir ngusir segala, gue juga mau keluar dari sini. " aldino sengaja memotong ucapannya.

"Soalnya ada dedemit yang lagi ngeliatin lu, dari ujung sono noh, serem. " bisik aldnio melanjutkan omongannya.

matanya melebar mendengar bisikan aldino di telinganya.

" ALDINOOOOOOOO!!!" clarissa berteriak saat mendapati aldino tengah berlari seraya tertawa.



*****





Ini sebenernya cerita garing bett dahh😂.. Intinya~

Ayoo kepoin cerita selanjutnya😝

See you next part 🤗

Senior KampretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang