Part 9

13 7 0
                                    

Melati POV

Ineka dan Lavenderia memberikan semangat kepada Melati agar Melati berhenti menangisi ayah nya yang sudah tiada, tetapi Melati tidak kunjung berhenti menangis melainkan terus menangis.
Yaa, memang sangat sedih dan pedih merasakan itu semua. Tetapi alangkah baiknya kita menerima kenyataan dengan ikhlas agar ia yang sudah tiada tenang dan bahagia di dunianya.

"Mel, udah dong jangan nangis terus. Iya kita tau kalo kamu sedih, tapi kamu harus inget kamu masih punya ibu buat kamu bahagiain" ucap Ineka menenangkan Melati

"Iya mel, udah dong. Yuk kita ngobrol bareng aja di kamar mu yuk, jangan nangis-nangis terus kita ikut sedih tau" ucap Lavenderia menyetujui ucapan Ineka

"I i i i iya" ucap Melati terbata-bata karena sesak kelamaan menangis

"Kamu harus menerima semua kenyataan ini dengan ikhlas walaupun ini sangat pait kamu rasakan, tapi ayah mu butuh senang disana dengan itu kamu harus mengikhlaskan kepergiannya" jelas Ineka agar Melati paham dan mengikhlaskan kepergian ayahnya

Selang beberapa jam akhirnya Melati berhenti menangis dan bergembira kembali bersama Ineka dan Lavenderia, Melati sedikit melupakan kepergian ayahnya dan mengikhlaskannya. Melati mulai berfikir dewasa atas kepergian ayahnya

Bersyukurlah kamu masih memiliki keluarga yang lengkap, bersyukurlah kamu masih bisa bersenang-senang bersama keluargamu. Karna, masih banyak orang di luaran sana yang ingin bahagia dan bersenang-senang bersama keluarganya.

Kamu yang sudah tidak punya keluarga lengkap terimalah dengan ikhlas, terimalah dengan lapang dada, terimalah dengan senang. Jangan takut! Jangan sedih!
Kamu berhak bahagia :)









Maap kalo ada typo" nya yaa :/
Cerita nya sengaja makin kesini mau aku bikin sedih, dan kaya kisah nyata gtu wkwkwk :v
Jangan lupa vote dan comen yaaa readers :)

Instagram @adhityaaa.12

Rindu Di Ujung WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang