[duapuluh dua]

1.1K 111 13
                                    

"na?"

jina yang tadinya sibuk mengaduk minumannya dengan sedotan lantas menoleh, "ya?"

"gimana?"

"apanya?"

june menghela napasnya dengan kasar, "jawaban lo atas pertanyaan gue."

jina menunduk, mengaduk minumannya lagi. "harus gue jawab sekarang, ya?"

"gue butuh kepastian."

entah perasaan jina atau memang june seperti itu, jina merasa bahwa nada bicara june datar. tatapannya tajam namun dingin. jina jadi takut.

"gue tau." kali ini jina memberanikan untuk menatap mata june. "tapi gue belum tau jawabannya apa, jun."

"lo gatau jawabannya atau takut gue kecewa sama jawaban lo nanti?"

jina tidak berkutik. june ini roy kiyoshi atau apa sih? kenapa june bisa  tau?

lagi-lagi june membuang napasnya dengan kasar. "yaudah lah kalau belum mau jawab sekarang. gue tetep nunggu jawabannya."

jina diam lagi dan keheningan tercipta lagi.

tiba-tiba saja, lagu berjudul way back home milik shaun mengalun. lagu tersebut berasal dari ponsel milik jina.

jina melirik ke arah handphone nya yang ia taruh di meja lalu sedikit tersentak. lantas ia pun menoleh ke arah june. june pun sedang melakukan apa yang jina lakukan tadi, melirik ke handphone jina.

ada perasaan tidak enak di hatinya.

iya, hanbin menelponnya di saat yang tidak tepat.

jina buru-buru menggeser tombol merah, me-reject panggilan dari hanbin.

satu alis june terangkat. "loh kok dimatiin?"

"n-ngga. ngga apa-apa."

"angkat aja kali. siapa tau ada yang penting."

"dia juga ngga nelpon gua lagi kan? berarti emang ngga penting, jun." katanya seraya tertawa renyah.

june mengangguk-anggukan kepala nya. lalu memilih untuk fokus menatap langit yang mulai meneteskan air hujan. "na, hujan," katanya, tapi masih terfokus dengan langit di luar.

jina mengikuti arah pandang mata june. "iya, hujan," jina tersenyum simpul. "lo suka hujan ngga?" tanya jina random.

"ngga."

senyum jina pudar. "kenapa?"

"berisik."

"bukannya bikin tenang?"

"apanya yang bikin tenang? kan berisik gitu."

"lo bisa nangis sepuasnya karena hujan, hujan bisa nyamarin air mata lo. lo b—"

"gue ga suka nangis. kelihatan lemah nanti."

jina meringis mendengar jawaban june.

jina juga tidak bisa memaksa june untuk menyukai hujan. ini pendapatnya mengenai hujan. jina harus memahami itu.

june menatap jina. entah kenapa, tatapannya kali ini sedikit sendu. "tadi lo bilang hujan nenangin?" tanyanya.

"iya."

"ini yang bikin gue tenang." ucapnya lalu menggenggam kedua tangan jina. jina sedikit tersentak. jina ingin melepaskannya, namun june menggenggam nya terlalu kuat. kuat namun tidak terlalu menyakitkan.

"biarin gue kayak gini sebentar aja.. tolong.." lirihnya.

jina tidak tega.

akhirnya, jina membiarkan genggaman tangan june. sesekali, ia usap punggung tangan june dengan ibu jarinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ga peka • hanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang