Kim Taehyung

8 6 0
                                    

Nyawa Taehyung tinggal tersisa 15 menit lagi. Lebih dariitu, dia pasti akan mendapat hukuman dari Kyojangnim yang menakutkan di Daegu High School, Kim Hana. Sepertinya marga Kim tidak berpengaruh bagi perempuan paruh baya yang menjabat sebagai kepala sekolah itu. Siapapun yang bersalah, harus dikenakan hukuman. Tak memandang dia siapa, darimana latar belakangnya, atau apapun itu. Sekali peraturan tetap peraturan.

Bis yang menganggkut Taehyung tidak juga kunjung bergerak sejak 10 menit yang lalu. Pemandangan yang langka mengingat tak pernah dijumpai kemacetan di kota Daegu. Taehyung tak begitu tertarik dengan apa yang menjadi penyebab kemacetan ini. Dia masih harap-harap cemas dengan waktunya yang semakin lama semakin menipis. Perempuan tua itu pasti sudah berdiri di gerbang sekolah mencari mangsanya. Mungkin mangsanya kali ini adalah Kim Taehyung.

Tak kunjung juga bergerak dimenit berikutnya, Taehyung memutuskan untuk turun dari bis. Jarak sekolahnya memang masih cukup jauh, tapi dia tak mungkin terus diam didalam sana.

Baru saja Taehyung berjalan beberapa langkah dari tempat duduknya, seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam dan masker hitam menghadang jalannya. Saat Taehyung bergerak ke kanan, laki-laki itu bergerak ke kiri begitupun kearah sebaliknya. Taehyung mengkerutkan alis. Dia tak tahu siapa orang dibalik masker hitam dan topi hitam itu. Dia bahkan tak bisa melihat matanya karena laki-laki itu terus menunduk.

Joesonghamnida.” Ucap Taehyung masih dengan kadar kesopanannya. Tapi laki-laki itu tak kunjung ingkah dari hadapannya.

Taehyung kembali mencoba menerobos kesisi kanan dengan sedikit memberi dorongan pada laki-laki itu. Nihil. Laki-laki itu tetap menutup jalan Taehyung. Taehyung menghembuskan nafas kasar. Orang ini tak bisa diajak bekerja sama, pikirnya.

“Saya mau turun!” Tiga kata penuh penekanan sukses membuat laki-laki misterius itu menyingkir dari jalannya. Taehyung yang tak berniat memperpanjang hal-hal tidak berguna dengan laki-laki itu, langsung bergegas turun dari bis.

Waktunya menjadi semakin menyempit akibat kejadian tadi. Andai saja Taehyung tidak ingat sedang di tempat umum, dia pasti sudah melayangkan kepalan tangannya pada laki-laki misterius itu.

Lupakan soal itu semua. Taehyung harus mengeluarkan tenaganya untuk berlari menuju sekolah serta harus menghemat tenanganya untuk menjalanlan hukuman dari kepala sekolahnya.

Tak butuh waktu lama bagi Taehyung untuk sampai digerbang sekolah. Walaupun gerbangnya sudah menutup, tapi perempuan tua itu masih berdiri sambil melemparkan tatapan sinisnya pada Taehyung yang sudah banjir keringat.

“Kim Taehyung! Kau terlambat!” Laki-laki yang baru saja dipanggil namanya itu menelan salivanya. Jika sudah begini, tamatlah riwayat Taehyung.

“M—”

“Berdiri disana!” Belum sempat Taehyung mengucap kata maaf, perempuan itu sudah memotongnya terlebih dahulu.

Tak ingin menambah amarah Kim Hana, Taehyung lantas membungkuk dan mengikuti perintahnya.

Secara kebetulan, dirinya tidak sendiri. Ada seorang perempuan yang terlebih dahulu berdiri disana. Taehyung tak ingin repot-repot mengetahui siapa perempuan itu. Otaknya masih mengduga-duga hukuman apa yang akan diberikan Kim Hana. Apakah kali ini dia harus membersihkan teras satu sekolah dimulai dari lantai 1 hingga lantai 3? Atau dia harus menguras seluruh bak kamar mandi di sekolah? Oh atau dia harus bermalam bersama satpam sekolah untuk menjaga sekolah? Ah tidak, tidak mungkin. Walau kepala sekolahnya itu kejam, dia tak mungkin tega membiarkan muridnya bermalam disekolah sementara besoknya dia masih harus sekolah.

“Jam berapa ini?”

Pertanyaan dari Kim Hana membuat Taehyung dan perempuan disampingnya mendongkakan kepala. Detik berikutnya, keduanya refleks melihat pergelangan tangan kiri masing-masing.

“Delapan.” Mereka menjawab bersamaan. Baik Taehyung juga perempuan itu sama-sama terkejut. Bedanya, Taehyung tak terlalu memperlihatkan dan tak langsung menatap perempuan itu. Dia hanya menganggap itu sebuah kebetulan.

“Kalian sudah siap diberikan hukuman?” Tanya Kim Hana. Sebenarnya tak perlu mereka jawab, mereka pasti harus menerima hukuman dari kepala sekolahnya itu.

Ne.” Untuk kedua kalinya, Taehyung dan perempuan itu mengucap kata yang sama dan waktu yang sama. Apa itu masih disebut kebetulan? Ah tapi Kim Taehyung masih tak ambil pusing. Itu hanya sebuah kebetulan, pikirnya.

“Hari ini ada kiriman buku. Tugas kalian membereskan semuanya. Tata semua buku dengan rapih kedalam rak. Mengerti?”

Ne.” Kini hanya perempuan itu yang menjawab. Sengaja Taehyung tidak menjawab padahal suaranya sudah berada di tenggorokan. Andai dia membuka mulut, pasti akan menjadi kebetulan yang ketiga.

“Kim Taehyung, kau mengerti?” Sadar Taehyung tidak menjawab, Kim Hana menegur Taehyung.

Ne.” Suara beratnya terdengar pasrah.

Kim Taehyung melangkahkan kakinya menuju perpustakaan. Dia yakin perempuan yang sedaritadi berdiri disampingnya dan akan menjadi partnernya dalam menjalankan hukuman sedang mengekor dibelakangnya.

Sejauh ini, perempuan itu tidak melakukan hal-hal aneh seperti kebanyakan orang-orang saat melihat Taehyung. Itu sudah cukup.

Sampainya mereka di perpustakaan, Taehyung terdiam kaget. Langkahnya tiba-tiba terhenti membuat perempuan yang sedaritadi mengekorinya menabrak punggungnya.

“Aduh. mianheyo.” Ucap perempuan itu.

Taehyung tidak membalasnya. Dia masih tidak percaya dengan apa yang ada didepannya. Tumpukan buku-buku yang masih ada didalam plastik bening dengan cover berbagai macam warna dan ketebalan yang berbeda-beda. Ini pasti akan menjadi hukuman panjang bagi Taehyung.

“Banyak sekali. Ini pasti akan menjadi hukumam yang panjang.” Kata-kata perempuan itu cukup mengungkapkan apa yang Taehyung rasakan. Untuk pertama kalinya, Taehyung menatap perempuan itu. Dia memperlihatkan ekspresi terkejutnya. Taehyung baru menyadari ternyata perempuan itu memakai seragam yang berbeda dari seragamnya.

“Kau murid baru?”

Perempuan itu menatapnya. Wajahnya begitu cantik dengan pipi chubby dan bibir tipis. Ditambah lagi bola mata bulat yang menambah kesan cute pada perempuan itu. Belum lagi rambut hitam sepundak dan poni yang menutupi dahinya. Tunggu, mengapa Taehyung malah jadi menilai perempuan itu? Ah lupakan.

Ne. Jung Ara imnida.” Perempuan itu menjulurkan tangannya tanda perkenalan.

“Taehyung. Kim Taehyung.” Balas Taehyung.

Perempuan bernama Jung Ara itu tersenyum manis kearah Taehyung. Tak berniat membalasnya, Taehyung melangkahkan kakiknya untuk masuk kedalam perpustakaan dan menjalankan hukumannya.
Jung Ara kembali mengikuti dibelakangnya.

Sekali lagi, ini pasti akan jadi hari yang panjang.
.
.
TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang