Suatu hari pada tahun 2003
"Bunda~" suara nyaring yang disertai derap langkah kecil terdengar semakin dekat dari dapur
"Kenapa dek?"
"Aku bosen, disini sepi nggak ada kakak" tapi tak kunjung dapat jawaban dari sang bunda
"Bunda aku lagi ngomong nengok dong" bocah berumur 5 tahun itu merengek seraya menarik baju bundanya yang sedang sibuk membuat sarapan.
"Kan kakak lagi sekolah dek, disini banyak kok temennya coba kamu tunggu diteras depan yah" akhirnya bunda menoleh pada anak nya yang sejak tadi memasang muka bete. Ini nih yang buat Nadira nggak betah disini, karena keluarganya baru saja pindah beberapa hari yang lalu membuat Nadira harus menyesuaikan diri dengan lingkungan sekaligus mencari teman yang baru lagi.
" Baik bunda, aku ke teras depan"
Sejak bunda menyuruhnya ke teras depan yang katanya akan menemukan banyak teman, tapi sejak tadi Nadira tidak menemukan anak kecil seumuran dengannya lewat.
Sampai pada akhirnya Nadira mendengar suara anak kecil sedang berebut sesuatu. Senyum merekah, langsung saja bocah perempuan itu berlari menuju sumber suara. Namun langkah nya terhenti sampai gerbang rumahnya, menatap kedua bocah laki-laki yang memperebutkan bola secara bergantian.
"Ini bola Kevin jangan diambil"
"Aku cuma pinjam sebentar kok"
"Kok kamu maksa sih, Kevin nggak mau"
"Dasar pelit"
Mata Nadira terus mengamati keduanya sampai bocah yang dipanggil Kevin didorong oleh temannya itu.
Ia langsung teringat bundanya yang selalu berkata untuk membatu siapapun yang membutuhkan pertolongan.
'Dia pasti butuh pertolongan' langsung saja kakinya melangkah mendekati keduanya atau lebih tepatnya mendekati Kevin.
"Kamu nggak papa?" Jangan lupa tangan Nadira yang membantu Kevin membersihkan bajunya yang kotor terkena tanah.
Setelah ia menolong Kevin arah pandangan tertuju pada bocah yang mendorong Kevin tadi.
Tanpa diduga Nadira bangun dan langsung mendorong bocah itu hingga tersungkur kebelakang dan menangis.
Setelah melakukan itu tangannya bergetar seraya berpikir apakah yang dilakukanya ini benar atau tidak.
Karena merasa bingung akhirnya Nadira pergi berlari meninggalkan keduanya untuk kembali ke rumahnya, 'aku sudah menolong orang kan?'
Setelah kejadian itu Nadira tidak mau keluar rumah, dia merasa bersalah. Namun karena bosan akhirnya dia memutuskan untuk bermain di teras depan rumahnya.
Tak lupa diboyongnya mainan yang akan menemani kesendiriannya."Hey"
Tiba-tiba suara menginterupsi pendengarannya yang sejak tadi sibuk dengan mainannya sendiri menoleh kearah sumber suara yaitu gerbang rumahnya."Kevin boleh masuk nggak?"
Izin si pemilik suara pada Nadira yang sejak tadi hanya memandangi Kevin pun berjalan ke arah gerbang rumahnya"Oh ternyata kamu yah, boleh kok kamu boleh masuk" setelah itu mereka menuju teras rumah Nadira
"Ini buat kamu, soalnya kamu udah nolongin Kevin" disodorkannya dua bunga matahari pada Nadira tak lupa senyum cerah yang diwajahnya
"makasih yah"
Nadira langsung menerima bunga tersebut. Setelah itu Kevin mengulurkan tangannya pada Nadira mengajak isyarat mengajaknya berkenalan."Oh iya, Nama kamu siapa?"
"Nama aku Nadira, Nadira Khanza" ucapannya dibarengi dengan menampilkan deretan gigi susunya
"Halo Nadira, Mau nggak kamu jadi temennya Kevin" Nadira menjawabnya dengan anggukan manis
"Rumah kita bersebelahan, kamar ku di atas jad-""Kevin, mandi nak udah sore loh ini"
"Udah ya Na, mama udah suruh aku mandi sampai ketemu besok yah bye" Kevin langsung berlari menuju rumahnya disertai lambaian tangan untuk Nadira
Pandangan Nadira tertuju pada bunga matahari yang ada ditangan seraya tersenyum.
Dia belum pernah melihat bunga itu sebelumnya namun langsung menyukainya.
Kevin dan bunga matahari, Nadira sama-sama menyukai keduanya
Kevin Archenar
Nadira Khanza
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Were Young Ft. Na Jaemin
Ficțiune adolescențiBunga Matahari yang menjadi pembuka kisah diantara kita. Awalnya aku hanya mengagumi senyum hangatnya, tetapi dengan lancang nya aku mulai menyukai atau lebih tepatnya mencintai dirinya. #4 - jaeminna (26/02/19) ©191015 by deterjaem Cover by gyuwoo...