Anak Baru

7 2 0
                                    

Sudah 1 minggu aku menjadi murid SMA. Selama 1 minggu ini aku tidak pernah mendapat masalah, kecuali bersama senior itu. Aku berusaha untuk tidak bermasalah dengan para senior apalagi bersama kak Angga yang membuatku emosi setiap hari.

Setiap hari dia membuatku mengalami darah tinggi, dari memfollow akun instagramku dan memberiku pesan DM yang banyak sekali. Aku malas menanggapinya, entah apa maunya itu.

Hari ini kelas akan dipenuhi dengan promosi ekstrakulikuler, sebenarnya aku ingin masuk ekstrakulikuler paduan suara. Tetapi aku urungkan niatku. Aku pun memilih untuk masuk ekstrakulikuler basket dan karya tulis, sebenarnya aku tidak terlalu yakin akan bisa mengikuti 2 kegiatan ini.

Setelah pendaftaran ekstrakulikuler, aku mengikuti basket putri di hari rabu. Sebenarnya aku sangat menikmati hal ini, tapi ada satu yang paling aku benci. Senior menyebalkan itu juga menjadi salah satu pembimbing kami. Seraya aku berpikir "kenapa aku harus ikut basket."

Untuk mengawali ekskul ini, kita diwajibkan untuk berlari mengitari lapangan 3 kali. Aku berlari biasa, tapi aku berusaha untuk memperpendek jangkauan lari ku karena ada senior itu. Parahnya lagi, aku mendengar mereka membicarakanku. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi aku tidak suka.

"Eh... Jingga sini dong." Perkataannya membuatku ingin menghajarnya. Apalagi dia seolah-olah menggodaku.

Aku pun membiarkannya, terserah apa yang dia mau. Aku hanya fokus berlari. Sampai pada akhirnya, aku berhenti berlari karena ada seseorang yang sedang membersihkan lapangan yang basah. Aku pikir dia adalah tukang sapu sekolah, tapi ternyata dia adalah salah satu anggota basket.

"Permisi pak."
"Pak? Apa lo bilang? Bapak?? Gue ketua basket disini!"

Saat itu juga aku benar-benar ketakutan. Amarahnya meledak bak gunung berapi. Rasanya aku ingin berlari sekencang mungkin dan kabur, tapi apa daya banyak sekali senior yang memperhatikanku disitu.

"Ma-maaf kak... aku gak tahu kalau tadi itu kakak."

Dia melihatiku cukup lama, membuatku semakin takut bahwa dia akan menghukumku.

"Hahahahaha.... lucu banget ekspresi lo... hahahah"

Dengan santainya dia tertawa seperti itu, sedangkan sekarang aku ingin sekali mati gara-gara perlakuannya. Entah apa yang ada dipikiran senior ini. Dia terus tertawa, bahkan semakin kencang. Apalagi banyak sekali senior disitu yang melihatku sambil berbisik-bisik.

"Pan... stop deh, lu ngapain sih." Kak Angga yang menyebalkan ini langsung menghampiriku dan ketua basket ini.

"Apaan sih ngga... gue cuma ngerjain dia kok, gak lebih."
"Tapi yang lo lakuin itu keterlaluan ngerti ga!"
"Santai dong, gue ga ngegas."
"Serah lo."

Angga pun menarik tanganku pergi dari ketua basket itu. Dia menarikku menuju keluar sekolah, cukup jauh memang. Cukup lama juga dia menggenggam tanganku dan menarikku keluar sekolah. Aku sempat kaget dan berontak, karena dia menarik tanganku tanpa seijin ku. Tapi dia tetap bersikukuh memegang tanganku.

"Eh-eh kak, lepasin ahh.. ngapain sih!"
"Gue cuma belain lo doang kok gak lebih dan gak kurang, tapi inget pesen gue yaa... lebih aman lo gak usah deket sama dia oke. Gue duluan, ada les."

Dia pun meninggalkanku sendirian di luar sekolah. Aku pun kembali masuk dengan tatapan datar dan kosong. Kelas basket selesai, aku ingin sekali langsung pulang. Untung saja hari ini ayah bisa menjemputku, jadi aku tidak perlu memesan ojek lagi.

Ayah datang disaat yang tepat, karena aku sudah sangat lelah dan ingin sekali istirahat. Memang paling favorit setelah pulang sekolah adalah dijemput ayah dengan motor matic-nya. Aku tidak masalah ayah menjemputku dengan becak sekali pun, yang penting dijemput ayah. Bagiku itulah kebahagiaan tersendiri.

15 Agustus 2018

Sudah 1 bulan aku bersekolah di SMA ini. Tidak ada yang istimewa, sehari-hari hanya berjalan seperti biasa. Jika kalian menanyakan kak Angga, aku tidak bisa menjawab, karena aku tidak tahu kabarnya lagi. Ada satu info yang aku tahu, bahwa kak Angga baru saja jadian dengan kak Nabila. Pasti mereka sedang bahagia sekarang, terkahir kali kita berbicara ya... saat awal latihan basket dan selanjutnya, kita tidak pernah bicara. Hanya sekedar tatap mata walaupun itu hanya 2 detik. Mungkin dia takut jika kak Nabila curiga padanya, aku juga tidak berniat untuk merusak hubungan seseorang.

Tapi... aku ingin jujur pada perasaanku sendiri, bahwa aku suka dengan seseorang. Yang sebenarnya sudah aku pendam 1 bulan ini, ya... dia ketua osis ku sendiri namanya kak Bayu. Dia pintar dan manis menurutku, tapi... dia memiliki banyak sekali fans. Ya, aku tahu sih dan tidak terlalu kaget mendengarnya. Tapi salahkah aku mencintainya? Lebih tepatnya aku hanya kagum.

"Cie... Cindy, udah resmi aja sama kak Bayu."

Deg.

Aku mendengar suara anak kelas yang ricuh mengucapkan selamat untuk Cindy. Dan yang paling membuatku sakit adalah ketika tahu bahwa kak Bayu sekarang milik Cindy. Dan aku terus berpikir dan berharap jika ini hanyalah mimpi.

JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang