"Gue balik," seseorang tadi menggunakan helm nya kembali
"Eh eh tunggu. Ini buat siapa?" Lili mengangkat box pizza tersebut
"Lo dan Bunda Lo," kemudian seseorang tadi menancap gas motor nya dan menghilang dari pandangan LiliSementara Lili masih terdiam, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi. Lili pun berlari kecil memasuki rumah nya.
"Bun ini ada Pizza." Lili hanya menyimpan pizza itu dan berlari menuju kamarnya
"Loh dari siapa?"
"Manusia gajelas." jawab Lili dari lantai atas
"Kamu yang gajelas tuh Li," cibir Kiran"Elanggg!" Lili melihat Elang sudah tertidur dalam layar ponsel nya
"Elang elang bangun dulu Lili mau cerita." Lili berusaha membangunkan Elang sambil sedikit berteriak, berharap Elang akan terbangun, tapi nihilLili menghela nafas "Yaudah deh besok Lili cerita lagi ya. Kasian Elang lama ya nungguin Lili sampai ketiduran. Lili tidur juga ya, selamat malam Elang." Lili meletakkan ponsel yang masih terhubung dengan Elang di samping kasur nya lalu ikut terpejam tanpa mematikan sambungan itu
— — —
"Elang..." panggil Lili sambil mengetuk pintu rumah Elang yang hanya berjarak 20 meter dari rumah nya
"Eh Li? masuk dulu. Elang masih tidur, ngebo banget. Lo bangunin aja gih." titah Sasa, kakak Elang
"Ada Om Ken?" tanya Lili malu
"Engga kok tenang aja, papah sudah berangkat kerja. Mamah juga sama, gausah malu dan khawatir. Udah sana,"
Lili tersenyum lalu mengangkat jari jempolnya
"Sip sip oke."Lili berlalu menuju kamar Elang. Kamar bernuansa biru dengan tema luar angkasa itu menyambut kedatangan Lili.
Lili menghampiri Elang lalu tersenyum gemas melihat Elang yang masih tertidur lelap. Lili lalu menekan-nekan pipi Elang sembari berkata,
"Elang bangun, ini Lili."
"Namau macih ngantuk pengen bobo agi,"
Lili terkekeh geli "Ih alay.""El, bangun." Lili memanggil Elang dengan panggilan Elang saat masih kecil
Elang pun terbangun dengan wajah cemberut yang menggemaskan. Serta rambut yang masih acak-acakan."Jangan panggil Elang dengan nama itu. Elang ga suka,"
Lili mengacak-ngacak rambut Elang "Cepet mandi, Lili tunggu di bawah." Lili berdiri berniat beranjak. Tapi Elang menahannya
"Apalagi Elang?"
Elang tersenyum lalu menunjuk pipinya.
"Morning kiss dulu dong,"
Lili menyentil telinga Elang "Gaboleh. Belum sah."
"Yaudah nanti Elang sah-in.""Mandi dulu Elang,"
"Iya ibu negara. Tunggu di bawah ya."
"Iya. Papai," Lili berjalan menuju lantai bawah"Udah sarapan belum Li?" tanya Sasa sembari menyiapkan beberapa potongan roti beserta selainya
"Lili ikut makan disini ya, Kak? hehe." Lili lalu mengambil sepotong roti lalu mengoleskan selai blueberry kesukaannya.
Sementara Sasa hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya sembari bergumam kecil,
"Cewe ga jaim-an. Langka,"Lili memakan sepotong roti itu dengan lahap.
"Li, astaga. Itu belepotan gitu," Ucap Sasa seraya memberikan Lili selembar tisu
Lili tersenyum sampai matanya yang sipit makin menyipit."Maaf Kak Sasa," baru saja Lili hendak mengambil tisu itu, tangan Elang lebih dulu mengambil tisu nya
"Ih Elang," Lili hendak memukul Elang tapi tertahan karena Elang memegang tangannya lalu membersihkan mulut Lili yang belepotan"HM, TAI BABI DUGONG."
"Ganggu aja lo babi!" cibir Elang pada kakaknya
Sasa melotot lalu mengangkat sebuah garpu yang hendak ia lemparkan pada Elang
"Gue kakak lo ya dugong! sialan."
"Sut sut," Lili menengahi
"Jangan baikan." ucap Lili polosLili terdiam sesaat menyadari ada yang salah dari ucapannya.
"Ralat. maksud Lili jangan bertengkar. Lili berangkat sekarang aja ya, Kak?"
Sasa kembali terduduk lebih santai dari sebelumnya.
"Selamat lo kali ini," Sasa menatap Elang sinis
"Bodo! Ayo Li." Elang menarik Lili