💌; sembilanㅡ batal.

598 92 12
                                    

"hoi!" panggil seseorang dari belakang sejeong.

ia menoleh, dan benar saja dugaannya. itu adalah lai guanlin.

"eh, ada apa, lin?" tanyanya ketika guanlin mendekat.

yang ditanya justru diam dan duduk di sebelah sejeong.

"lagi sibuk ngga?" sejeong menggeleng.

"untung deh," guanlin menjeda kalimatnya, "kalo nanti pulsek sibuk ngga? atau ada acara gitu?"

sejeong nampak berpikir, "eum, engga deh kayaknya."

"kalo nanti kita makan bareng habis pulsek mau ngga?"

"eh? tumben banget nih. tapi kayaknya enggak dulu deh, uang gue menipis gara gara ke mall kemarin." tolak sejeong dengan halus.

guanlin tampak kecewa, namun ia mencoba cara lain, "gua yang bayarin deh! gimana?"

"ngrepotin ngga nih??"

"ngga lah! kayak sama siapa aja lo!" jawab guanlin lalu menyenggol lengan sejeong.

"kalo gitu gas deh! hehehe."

"oke." jawab guanlin sambil mengacungkan jempolnya lalu segera pergi.

beberapa detik setelah itu, mina datang. lalu segera minta penjelasan kenapa guanlin berbicara padanya.

"guanlin ngapain tuh?"

"hah? oh, itu.. dia mau ngajak makan bareng."

"dih tumben banget? berdua doang nih??"

"iya."

"jangan jangan..." tebak mina.

"jangan jangan apa?" tanya sejeong penasaran.

"jangan jangan dㅡ"

"WOI PINJEM BOLPEN DONG, NA!" teriak daehwi dari depan kelas.

mina dan sejeong sama sama mendengus.

"nih, ga modal banget si lo!"

"hehehe sorry, bolpen gue ilang soalnya."

mina tak menjawabnya lalu kembali fokus pada sejeong.

"cepet lanjutin!" kata sejeong.

"gausa deh, besok aja. pak sehun dah masuk tuh." jawab mina sembari menunjuk guru matematikanya itu.

"hufft."



























"udah?" tanya guanlin.

"oh udah kok. yuk!" jawab mina semangat, guanlin lantas tersenyum kecil.

"lo bawa motor apa mobil?"

"motor. mobil gue lagi di service."

"oh."

keduanya sudah sampai di parkiran. sejeong juga sudah naik di atas motor guanlin.

"btw kita mau makan dimana nih?"

"maunya dimana?" tanya guanlin balik sambil melajukan motornya.

sejeong menepuk pundak guanlin, "ye, kok tanya gua sih? kan lo yang ngajak."

"ya siapa tau lo mau ngasih saran gtu??"

"engga deh, gua nurut aja."

"seafood suka nggak?"

"lo kayak baru kenal gua aja, lin! dari dulu kan gue suka seafood, perasaan dulu lo pernah nanya deh." jawab sejeong.

"eh? masa sih? kok gue lupa?"

"kasian banget lo, masih muda tapi udah pikun!" kata sejeong sambil terkekeh kecil.

"ini bukan pikun, tapi lupa."

"nggak beda jauh, njir."

"beda dong, beda hurufnya! hahahhahaha." jawab guanlin sambil tertawa renyah.

"ini nih akibat bergaul sama daehwi! jadi receh kan lo!"

"heheheh maㅡ "

"eh bentar lin, ada telfon." kata sejeong sambil mengeluarkan handphone nya dari saku.

mama is calling...

"siapa?"

"mama gue."

"halo, ma?"

"kamu di mana sekarang?"

"di jalan ma, sama guanlin. aku pulangnya agak telat mau makan dulu hehe."

"pulang sekarang aja."

"loh kenapa, ma?"

"kamu lupa kalo hari ini ada les sama daniel?"

sejeong menepuk jidatnya, "oh iya, ma heheheh. yauda aku balik sekarang. bilangin ke kak daniel suruh tunggu bentar."

"iya cepetan."

"iya ma."

pip.

sejeong pun memasukkan handphone nya kembali.

"kenapa?"

"eum lin, kita nggak jadi makan bareng, ya?
anuㅡ mama gue telfon, gue lupa kalo hari ini ada les."

"oh gitu yaudah gapapa." jawab guanlinㅡ padahal ia kecewa.

"gue anterin pulang sekalian ya."

"duh makasih banyak ya!"

"haha gapapa kali." guanlin diam sebentar, "tapi lain kali jadi, ya?"

"SIAP!" jawab nya.

guanlin hanya terkekeh kecil dari depan.




++
ngaret lagi... mian yorobun😥😔

KAK DANIELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang