We The Kings - Sad Song

2.1K 71 16
                                    

Request from @CristinSidabutar

Luffy x Nami

(Author ikut nangis buat cerita ini)

Happy reading, minna-san!

* * *

"Ayolah, Nami, jadilah Navigatorku."

"Aku tidak akan menjadi bajak laut, tapi aku akan bergabung dengan kalian untuk mewujudkan tujuan kita masing-masing."

*

"Luffy... Tolong aku."

"AKU AKAN MENOLONGMU!"

*

"NAMI! KAU ADALAH TEMANKU!"

*

"Hoy, Nami, lihat wajahku! Ayolah tersenyum! Tersenyumlah! Gawat, Nami sama sekali tidak tersenyum!"

*

"Nami, tunggu saja! Aku akan menyelamatkanmu. Aku akan keatas gunung sana apapun yang terjadi."

*

"Kau itu navigator calon raja bajak laut, tidak seharusnya kau bingung seperti itu."

*

"ZORO!"

"ZORO MENGHILANG!"

"USOPP! HENTIKAN!"

"BROOK!"

"SANJI, HENTIKAN! JANGAN!"

"FRANKY, AWAS!"

"LUFFY, TOLONG AK....."

"NAMI!!!"

"HENTIKAN, CHOPPER!"

"LUFFY!"

"ROBINNN....!!!!"

*

"Lepaskan aku! Aku harus pergi ke bawah! Aku harus menemui Luffy!"

"Kenapa kau begitu kerasnya ingin ke bawah? Bukankah kau ingin belajar disini?"

"Koran itu... Disana tertulis berita tentang kaptenku. Setelah berpisah dari teman-temannya, dia berjuang keras sendirian untuk menyelamatkan kakaknya, tapi pada akhirnya Luffy melihat kakaknya mati didepannya. Aku tidak bisa membayangkan betapa hancurnya dia sekarang."

"Hoy, hoy, gadis muda! Kau mengeluarkan air mata lagi ditengah tidurmu!"

Nami membuka matanya perlahan saat mendengar suara berisik itu, lalu melihat seorang kakek tua didepannya.

Nami memegang pipinya dan merasakan lembab disana.

'Aku menangis lagi.'Pikir Nami muram.

"Kenapa kau suka sekali menangis ditengah tidurmu?"

"Urusai! Ini bukan urusanmu!"Balas Nami ketus sambil menghapus bekas air mata dipipinya.

Namipun bangkit berdiri dan kemudian berjalan ke arah jendela, lalu dia membuka jendelanya. Nami menatap langit cerah diatasnya.

"Aku merasa kosong, aku merasa ada yang hilang."Pikir Nami sambil memeluk dirinya sendiri.

Tubuhnya mulai gemetaran mengingat berita tentang kematian Ace.

"Jangan mengingat hal itu lagi, bodoh. Kau sudah tahu kalau Luffy tidak apa-apa setelah peperangan itu."Gumam Nami merutuki dirinya, berusaha menghentikan tubuhnya yang gemetaran.

"Benar, Luffy tidak apa-apa, dia sekarang sedang latihan dengan Rayleigh-san untuk bertambah kuat."Gumam Nami berusaha meyakinkan dirinya.

"Tapi... Apa Luffy benar baik-baik saja?"Gumam Nami, jatuh sudah air mata yang sedari Yadi ditahannya.

Nami menjatuhkan tubuhnya terduduk sambil terus memeluk dirinya. Tubuhnya semakin gemetaran karna memikirkan Luffy.

"Hoy, hoy, gadis muda ada apa?"

'Ini percuma saja. Aku tak bisa menghilangkan perasaan ini. Aku tak bisa menghilangkan perasaan kalau aku membutuhkanmu, Luffy. Aku merindukanmu.'Pikir Nami dengan berlinangan air mata.

Nami benar-benar merasa kosong dan hancur. Dia membutuhkan Luffy disisinya, dia ingin Luffy memakaikan dia topi jeraminya dan mengucapkan kata-kata yang membuatnya tenang seperti yang biasa Luffy lakukan. Nami ingin memeluk Luffy sekarang.

* * *

"Nami akan bergabung dengan kalian dan menjadi bajak laut. Dia akan melalui perjalanan yang berbahaya. Tapi tak ada pilihan lagi, tak masalah bagiku. Tapi jika kau merusak senyum manis dari Nami, aku akan datang untuk membunuhmu!"

"Aku tidak akan melakukan itu..."

"Apa kau mengerti?!"

"Aku mengerti!"

Luffy membuka matanya perlahan setelah mendapati mimpi tersebut.

'Kenapa aku bermimpi tadi? Apa Nami sedang menangis?'Pikir Luffy gelisah.

"Kau sudah bangun. Kenapa? Apa kau bermimpi tentang Ace lagi?"Tanggap Rayleigh saat melihat Luffy sudah bangun dari tidurnya.

"Tidak, aku tidak bermimpi tentang Ace."

"Syukurlah kalau kau tidak memimpikannya lagi. Itu berarti kau mulai menerima kematian Ace, Luffy."

Luffy mengangguk untuk menanggapi ucapan Rayleigh, Luffy memikirkan tentang mimpinya tadi, soal janjinya pada paman kincir.

"Kalau begitu, Luffy, makanlah, aku sudah menyiapkan makanan untukmu."

"Tidak, aku makannya nanti saja."Tolak Luffy yang suatu keajaiban menolak makanan dan tentu saja hal itu membuat Rayleigh terkejut.

"Huh? Tumben sekali kau menolak makanan."Tanggap Rayleigh.

"Rayleigh, aku harus pergi ke pohon aneh itu dulu."Ucap Luffy sambil bangkit berdiri.

"Pohon aneh? Maksudmu pohon yang tidak ada binatang liar yang berani mendekatinya?

"Ya."

"Untuk apa kau kesana?"

"Ada yang harus kulakukan sebentar."Jawab Luffy lalu berlari untuk menghampiri pohon aneh tersebut.

Setelah sampai didepan pohon tersebut, Luffy menghampiri topi jeraminya yang dia taruh disana, lalu mengambilnya dari sana.

Luffy memandang sesaat topi jeraminya itu, sebelum memeluk topinya itu.

'Nami, jangan menangis! Tersenyumlah, Nami!'

* * *

Nami terpaku sesaat saat dia mendengar suara Luffy didalam kepalanya yang menyuruhnya untuk tidak menangis.

"Luffy..."Gumam Nami lirih.

Tubuhnya berhenti gemetaran setelah mendengar suara Luffy didalam kepalanya.

Sesuatu yang hilang dari tubuh Nami terasa kembali lagi ke tubuhnya. Nami merasa kalau dia mulai hidup kembali.

Perlahan, Nami melengkungkan bibirnya ke atas sambil menghapus air matanya.

"Ya. Aku tidak akan menangis lagi, kapten."Ucap Nami sambil tersenyum.

"Ada apa, gadis muda? Kenapa kau tiba-tiba tersenyum sendiri? Apa kau sudah gila?"

"URUSAI!"Teriak Nami garang sambil memukul kakek tua itu.

* * *

Luffy tersenyum kecil sambil menatap topi jeraminya itu.

Perasaannya sudah kembali tenang dan tidak gelisah saat dia bangun tidur tadi.

"Paman kincir, aku akan selalu menjaga senyum manis dari Nami. Itulah janjiku padamu."

One Piece Oneshot StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang