37

9.9K 1.4K 132
                                    

"Bagaimana?" tanya Bangchan menatap sosok imut didepannya yang baru saja keluar dari ruang ICU. Seungmin berjalan lemas dan duduk disampingnya.

Namja bermata bulat itu mengangguk.

"Aku masih belum tau bagaimana kedepannya hyung. Beberapa saraf otaknya masih mati" ujarnya lemah, Bangchan menatap cemas namja itu.

"Istirahatlah, kau pasti lelah"

"Eum, hyung.."

"Hyung ku akan sembuh kan?" tanya Seungmin dengan suara tanpa semangatnya, dan baru kali ini Bangchan melihat Seungmin seperti itu. Yang ia tau namja imut itu begitu polos, ceria, dan menggemaskan.

"Tentu, itu berkatmu"

"Ahh, aku harus berterima kasih pada Kimchan"

"Haruskah kita kesana?" tawar Bangchan dan namja itu menatapnya semangat.

"Kau mau mengantarku?"

"Istirahatlah dulu, lalu kita kesana"

Seungmin menghela nafas kesal, namun Bangchan menarik pelan kepalanya untuk ia sandarkan pada bahu kekar namja Aussie itu.

"Tidurlah"

Seungmin hanya diam, mengedipkan matanya lucu sambil merasakan degup jantungnya yang tak beraturan.

"Tidur, aku tau kau masih membuka matamu" ujar namja itu membuat Seungmin dengan cepat memejamkan matanya. Memang benar ia memejamkan matanya, tapi pikirannya masih berkeliaran kemana-mana. Apalagi saat hidungnya mencium aroma harum dari tubuh Bangchan.

.

Menit berganti menit, Bangchan mengelus surai halus namja yang sudah terlelap itu. Sesekali tersenyum manahan gemas saat telinganya mendengar dengkuran Seungmin.

"Kau telah bekerja keras Seungmin ssi" gumamnya pelan, namja itu akan menyenderkan kepalanya pada kepala Seungmin tapi atensinya kini tak sengaja tertuju pada sosok namja manis yang menatapnya kecewa. Jeongin

Ia tak tau kenapa. Bukankah namja itu bersama Hyunjin sekarang, tapi mengapa tatapannya seperti itu.

Jeongin masih terdiam ditempatnya, melepaskan genggaman tangannya pada Hyunjin membuat namja tampan itu menatapnya heran.

"Jeong?"

"Jeongin!"

Jeongin berbalik arah, berjalan secepat mungkin pergi dari sana. Awalnya ia akan menjenguk Jisung, tapi melihat pemandangan tadi membuatnya sakit.

Jadi ini alasan Bangchan tak membalas pesannya beberapa hari terakhir? Sungguh ia kesal.

Jeongin terus berjalan cepat, tak peduli suara Hyunjin meneriaki namanya beberapa kali hingga ia merasakan tubuhnya ditarik paksa dari belakang.

"Jeongin, kau itu kenapa?"

"..."

"Bangchan?"

Jeongin masih bungkam, air mata kembali menggenang dipelupuk matanya membuat Hyunjin paham apa yang terjadi dengan namja manis itu sekarang.

"K..kau sungguh menyukai lelaki itu?"

Tidak, Jeongin bahkan tak tau bagaimana isi hatinya saat ini. Ia ingin menjawab 'ya' tapi tatapan Hyunjin yang seperti itu membuatnya bimbang.

Sial, keadaan begitu menyulitkan.

.

.

"Yeobbo, Yongbinie sedang apa? Apa dia rewel?" tanya Felix pada sosok dalam sambungan teleponnya.

"Dia baru saja mandi dan tak mau tidur. Cepatlah pulang. Kenapa kau selalu sibuk eoh? Aku juga merindukanmu"

Felix tersenyum gemas, akhir-akhir ini ia memang terlalu sibuk hingga melupakan keluarga kecilnya menunggu dirumah.

"Baiklah, setelah ini aku pulang. Aku masih menunggu Jihyo"

"Jihyo?"

"Ya, dia kecelakaan saat mencoba melarikan diri dari polisi. Sudahlah, kututup. Jangan lupa memberi Yongbin susu"

"Baiklah. Hati-hati sayang"

"Arraseo"

Felix memutus sambungan teleponnya dan kembali duduk di lobby ruang tunggu. Bersama 2 orang polisi yang juga menunggu disana, menunggu buronan mereka yang tengah menjalani operasi. Ya, siapa lagi kalau bukan Jihyo.

cklek

Pintu itu terbuka, menampilkan sosok dokter dengan seragam hijaunya.

"Kau walinya?" tanya dokter tersebut

"Tidak, dia buronan dok. Tapi katakan pada kami bagaimana kondisinya"

Dokter itu mengangguk paham.

"Tidak ada organ dalam yang mengalami kerusakan. Hanya saja tulang kakinya hancur jadi kami harus mengamputasi keduanya. Juga kemungkinan besar dia akan mengalami kebutaan, kita tunggu saja bagaimana selanjutnya. Kami masih belum bisa memastikannya karena pasien belum sadar" jelas sang dokter dan Felix mengangguk.

"Apakah dia akan segera sadar?"

"Hmm, kurasa tak akan memakan waktu lama. Setelah ini dia akan dipindahkan keruang inap biasa untuk pemulihan. Kalau begitu saya permisi"

Dokter itu berlalu pergi setelah berpamitan dengan Felix juga 2 orang polisi dibelakangnya.

'Ini balasan untukmu Jihyo ssi'

.

.

to be continue

Possessive 「hyunjeong」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang