kehidupan setelah kematian

19 2 0
                                    

"Ahhh tanganku sudah tidak kuat lagi" ucap Zahra seraya tangannya terlepas perlahan

Sebuah cahaya putih bersinar, taman yang begitu indah dengan bunga yang beraneka warna. Tiba-tiba muncul sesosok wanita cantik yang begitu dikenal Zahra.

"Bunda-aa Ara kangen sama bunda" ucap Zahra seraya berlari mendekati ibunya

"Kenapa bunda cantik sekali dengan gaun putih ini. Ara ingin bersama bunda. Ara mau bunda hiks hiks hiks" tambah Zahra. Namun ibu nya hanya tersenyum seraya mengecup kepala Zahra

"Bunda harus pergi sayang, bangun lah Ara sayang. Banyak orang yang menunggumu disana, bunda akan selalu bersamamu" ucap Ibu Zahra seraya menunjuk ulu hati Zahra.

"BUNDAAA.............."Teriak Zahra

"Kamu sudah bangun nak?" Tanya seorang wanita paruh baya.

"I-iyaa, akuu dimana bibi" tanya Zahra pelan

"Namaku Azzura, 7 hari yang lalu suamiku menemukanmu di bibir kawah Aden. Akhirnya ia membawamu ke rumahku" jelas Azzura

Selama itukah aku tertidur. Ahhh... Aku pasti telah merepotkan bibi ini. Batin Zahra

"Ter-terimakasih telahhh me-menolongku bibi" balas Zahra

"Siapakah namamu gadis cantik" tanya Azzura

"Namaku Zahra, Az-Zahra...." Balas Zahra

"Apakah kamu ingat rumahmu nak? Siapa orang tuamu?" Tanya Azzura

Tuhan, apa yang harus aku katakan. Jika aku jujur, aku takut saudariku akan mencelakai ku lagi. Tapi jika aku berbohong, apa yang akan terjadi padaku. Batin Zahra dengan gundah

"A-akuu tidak tau dimana rumahku bibi. Yang aku ingat, rumahku di pedesaan jauh dari kawah Aden" ucap Zahra

"Maukah kamu ikut berdagang bersama bibi nak? Bibi dan paman tinggal di kota Dammam?" Tanya Azzura dengan tulus

Zahra POV

Setelah aku mengetahui sedikit cerita dari bibi Azzura, bahwa dirinya belum memiliki putri membuatku sedih. Sebenarnya aku ingin ikut ke Dammam dan membantu paman dan bibi. Namun bagaimana keadaan ayahku sekarang? Beliau pasti sangat menghawatirkan ku.

"Tapi apakah aku tidak akan merepotkan paman dan bibi nanti" tanyaku pelan

"Memilikimu sebagai putriku adalah anugrah terindah untukku nak" ucap Azzura sambil memeluk hangat diriku

Senja berganti petang. Saat matahari telah bersembunyi di balik gelapnya malam, akhirnya paman pulang. Setelah berbenah beberapa bawaan akhirnya kami bertiga pergi ke kota Dammam.

 Setelah berbenah beberapa bawaan akhirnya kami bertiga pergi ke kota Dammam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kota Dammam)

(Pantai di Dammam)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Pantai di Dammam)

(Natasha Rizki as Zahra)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Natasha Rizki as Zahra)

(Dewi Sandra as Azzurri Azzura)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Dewi Sandra as Azzurri Azzura)

(Dewi Sandra as Azzurri Azzura)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Paman Usman)

Paman Usman, merupakan suami dari bibi Azzura yang bekerja sebagai pedagang di pasar, sedangkan bibi Azzura seorang tabib. Selama tinggal bersama mereka berdua, zahra terus belajar tentang obat-obatan. Paman dan bibi sangat menyayangi Zahra sepertinya buah hati mereka sendiri.
Kehidupan yang indah terus dijalani Zahra, tak terasa hari berganti bulan dan bulan pun berganti tahun. Zahra semakin hari semakin pandai meracik obat herbal buatannya. Menurutnya, membantu orang sakit merupakan impian barunya untuk masa depan. Mereka bertiga hidup dengan sangat bahagia.

Called me Az-ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang