Saat pulang ke rumah, Takami di datangi oleh kakak tiri nya, dan kakak tiri Takami bertanya kepada Takami "Itu baju siapa?, Lo curi ya?, Ga cukup ya seragam bekas yang gue kasih untuk lo?" Ucap kakak tiri Takami
Takami menggelengkan kepala nya lalu berkata "Ga kok kak, ini tadi Takami nabrak anak kelas lain, terus baju nya kotor, dia suruh Takami cuciin baju nya" Ucap nya dengan nada lembut "Hmm.. Ok, kali ini kakak percaya" Ucap nya sinis "Makasih kakak" Ucap Takami sambil tersenyum-----
Sesampai nya di kamar mandi, Takami mulai menyuci baju anak yang dia tabrak tadi
Ia tidak tau harus mulai dari mana, ia bingung yang mana sabun pencuci baju dan pemutih baju
Ia sembarang ambil saja, ia mengambil pemutih baju
Kemudian, ia mulai menyikat baju itu dengan pemutih baju"Seperti nya udah bersih nih..." Ucap nya dalam hati
Kemudian ia menjemur nya di luar rumah*
*
*
Keesokan hari nya, ia membawa baju itu dan mengembalikan baju itu kepada pemilik nya
Betapa terkejut nya sang pemilik baju itu, saat tau baju nya luntur"Lo ini apaan sih?!!" Bentak nya kepada Takami "Hah? Emang kenapa?" Ucap nya nada rendah
"Lo ga liat baju gue?! Luntur ini!!! Baju gue warna hitam, masa lo kasih pemutih sih?!!!" Ucap nya geram sambil menggigit rongga samping mulut nya
"Oh iya!!! Gue nyadar, lo kan buta pantesan ga bisa nyuci baju, dasar buta lo!!! Bisa nya cuma nyusahin orang aja!!! Emak ama bapak lo ga malu ngelahirin lo ya?!!!!!" Bentak nya
Takami hanya diam saat mendengar itu semua
Ia ingin menangis, tapi ia menahan tangisan nya ituTakami kemudian pergi meninggalkan orang itu
Ia pergi ke tempat yang sepi
Dimana tidak ada orang satupun"Ibu... Perkataan itu menyakiti hati Takami, tolong Takami ibu..., agar Takami kuat menghadapi perkataan itu" Ucap nya sambil menangis dan menundukkan kepala nya
"Ibu... Jika ibu mendengarkan perkataan orang tadi, Takami mohon lupakan semua itu, Takami takut ibu sedih, Takami takut kalau ibu menangis di surga sana. Takami mohon lupakan semua itu" Ucap Takami sambil menangis-----
Takami menuju ke ruang kelas, meraba lantai lorong sekolah itu dengan tongkat nya
Sesampai nya di kelas, Takami di datangi oleh teman sekelas nya yang jahil itu
Takami di bully dengan teman sekelas nya itu
Tongkat Takami yang di gunaka untuk berjalan sehari - hari, mereka lempar kesana - kemari
Dan alat bantu dengar yang di pakai Takami untuk mendengar, juga di copot oleh mereka"Wow, alat apa ini?" Ucap Keita
"Ntah... Kaya nya alat bantu dengar nya deh... Cobain yuk" Ucap Kensuke
"Wah... Jelas banget denger nya..." Ucap Keita sambil terkagum dengan alat bantu dengar itu
"Gue coba juga dong..." Ucap Kensuke
"Oi buta... Gue ambil ya alat ini!" Ucap Keita kepada TakamiNamun... Takami tidak mendengar semua orang itu katakan, karena dia hanya memasang satu di telinga kiri nya, dan diambil oleh mereka
Untung saja, Takami hanya membawa satu waktu itu, kalau tidak ia tidak bisa mendengar lagi karena semua alat bantu dengar nya itu diambil semua oleh orang itu
Setelah itu... Tongkat yang dipakai Takami untuk berjalan dipatahkan oleh orang itu*
*
*
Saat pulang sekolah, Takami tidak bisa bergegas dari tempat duduk nya
Karena tongkat yang ia pakai, sudah dipatahkan oleh orang itu
Takami mencoba meraba semua meja dikelas itu untuk mencari tangkai sapu atau benda lain untuk dipakai nya untuk berjalan nanti
Namun... Usaha dia itu sia - sia, karena semua sapu itu telah disimpan ke dalam lemari di kelas nya dan di kunciIa kemudian berfikir, bagaimana cara nya agar dia bisa pulang
Kemudian... Ia mendapat sebuah ide
Ia mengambil kertas dari tas nya dan membuat lubang dikertas itu seperti braelli dan melemparkan nya kejendela kelas nya
Ia berharap, ada yang mengambil kertas itu dan membaca nya
Namun... Ia kemudian berfikir kedua kali nya, mana mungkin di sekolah ini yang bisa membaca braelliSetelah itu, ia terkejut saat ada orang yang masuk ke dalam kelas dan berteriak
"Apakah kau yang membuat braelli ini?" Ucap orang tersebut
Namun... Takami tidak mendengar orang ituBersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
For You
RandomAku mempunyai seorang teman yang begitu kuat dalam segala hal Sahabat yang selalu dekat denganku Namun.... Aku mencintainya pada saat yang tidak tepat