Lucas

29 4 0
                                    

Kudengar suara pintu depan diketuk, tuk tuk...
Dan suara pintu terbuka,
Kriett....

Aku langsung bergegas menuju ruang tamu untuk melihat seseorang itu.
Ya, benar! Ayah Lia. Untuk apa orang itu datang kemari, fyuh merusak suasana saja!

Ibuku, ayahku, serta abang dan adikku berkumpul di ruang tamu, berbicara dengan ayah Lia. Penasaran, akupun ikut bergabung ke dalamnya.

Baru saja aku akan duduk di sofa itu ayahku berkata,

"Mila, kau di kamar saja bersiap. Bukankah pria itu akan menjemputmu malam ini?"

"Tapi, ayah..." aku mengelak

"Sudahlah, ayo masuk bersiap. Biarkan ayah berbicara dengan pak Yanto"

Ya, Pak Yanto namanya. Ayah dari putri tenar di SMA 2, Lia. Seorng pria yang merupakan pejabat, yang namanya selalu terpampang di layar televisi maupun di lembaran koran.

Ya sudahlah, tidak mau berdebat aku langsung menuju kamar untuk kembali bersiap.

Aku mengambil kotak make up ku kembali. Kotak make up berwarna pink dihiasi glitter bertuliskan stiker huruf M yang terpampang jelas disana.

Kubuka kotak itu, kuambil beberapa alat make up dan mengoleskannya di wajahku. Kemudian tidak lupa aku memakai parfum yang kubeli saat travelling di Australia. Ya, mungkin itu agak sedikit sombong, tapi biarlah. Biarlah kali ini Mileka bebas untuk berbicara.

Aku memakai gaun berwarna merah jambu pemberian pria itu, serta memakai sepatu boots H&M masih dengan pemberian pria itu. Aku mengambil tas selempang pink dan memasukkan ponsel serta dompetku. Tidak lupa aku membawa sweater, untuk berjaga-jaga apabila nanti kedinginan, karena kebetulan aku memiliki alergi dingin.

Kudengar suara klakson mobil untuk kedua kalinya. Aku sudah tidak ragu mengira itu adalah si "pria" karena jam sudah menunjukkan pukul 7 malam. Itu sudah waktunya "dia" menjemputku.

Kudengar ayah memanggilku dengan suara setengah berteriak dari bawah. Tidak ingin berlama-lama, aku langsung bergegas menuju ruang tamu. Kulihat masih ada Pak Yanto disana, berbicara bersama ibuku. Sedangkan aku tidak melihat ayah. Mungkin sedang menyambut kedatangan "dia".

Aku berpamitan terhadap ibuku, adikku, dan abangku. Kemudian aku pergi ke pintu depan untuk menemuinya. Kulihat ayah sedang mengobrol dengannya, mereka terlihat sangat akrab. Aku tidak ingin mengganggu mereka, tetapi aku juga tidak ingin berlama-lama. Langsung aku berpamitan kepada ayah dan menaiki mobil "dia".

Tidak lupa ayah berkata

"Antarkan Mila pulang sebelum pukul 21.00"

"Shiyap om"

Bahkan sosok "dia" itu membukakan pintu mobilnya untukku.

Di mobil

Di mobil kami masih terlihat canggung, tidak ada yang memulai pembicaraan. Dia terlihat sibuk menyetir mobil, dan aku terlihat sibuk memainkan ponsel. Dan tiba tiba dia memutar radio di mobilnya.

Di radio itu terdengar berita menghebohkan.

"Cafe Sweetie yang terletak di jln. Ahmad Yani terbakar akibat kelalaian petugas listrik. Kebakaran masih terus berlanjut, pihak pemadam kebakaran masih dalam perjalanan menuju cafe tersebut. Diharapkan para pengendara motor maupun mobil menjauhi tempat itu dalam sementara waktu" ucap seseorang dari radio tersebut.

"Hah?! Bukankah itu cafe yang akan kita datangi" ucapku agak sedikit berteriak.

"Iya, lalu bagaimana sekarang?" tanya nya.

"Pesta Mia bagaimana?" ucapku balik bertanya

"Entahlah.. Aku akan menepi dulu di depan" ujarnya

"OK, biar kucoba telpon Mia"

Aku menekan tombol angka pada ponselku, dan akhirnya terhubung pada ponsel Mia.

"Halo, Mia?"

"Iya ada apa Mila?" ucapnya balik bertanya

"Apa kau jadi mengadakan pesta di Cafe Swetie?"

"Tidak, tadi siang pihak cafe menolak karena sudah ada jadwal malam ini"

"Oh syukurlah, yasudah aku ke on the way sekarang"

"Okay" ujarnya menutup telpon dariku.

"Apa katanya?" Tanya dia

"Mia mengadakan pesta di rumahnya, apakah kau bisa mengantarku kesana?" Tanyaku

"Okay, kita on the way" ujarnya

Beberapa menit kemudian, kita sampai di rumah Mia....

Lagi lagi "dia" membukakan pintu untukku

Tidak lupa kuucapkan "terima kasih" kepadanya, walaupun itu sangat pelan. Mungkin hanya dia dan aku yang mendengarnya.

Di dalam rumah Mia kami berpesta untuk merayakan anniversary mia dengan johan. Kami bernyanyi, berdansa, makan, dan minum di pesta itu.

Tiba-tiba kudengar seseorang berbicara di atas panggung memanggil namaku.

"Teruntuk Mileka Anandya Evelyn..."

Semua orang melihat ke arah panggung lalu berbalik secara berulang-ulang menatapku.

"Hari ini, tanggal 9 Agustus 2018. Akan membacakan sebuah puisi untukmu karya Lucas Jonathan Octavianus," ucapnya

Ya, Lucas adalah sosok "dia". Sosok yang beberapa minggu terakhir ini memiliki perhatian lebih terhadapku.

Beginilah puisi nya:

Mila...
Biarlah namamu menjadi kata dalam puisiku
Kata yang selalu ada dalam pikiranku
Kata yang selalu ada dalam hatiku
Dalam jiwaku, dan dalam hidupku

Mila...
Biarlah namamu menjadi kalimat dalam puisiku
Kalimat yang selalu diucapkan banyak orang
Kalimat yang terpampang dalam media massa, papan reklame, dan media lainnya

Mila...
Biarlah namamu menjadi bait dalam puisiku
Bait dimana orang bisa menyanyikannya
Menyebut baitmu dalam setiap katanya

Mileka Anandya Evelyn..
Biarlah namamu tertulis di dalam setiap puisi di dunia...

-Lucas Jonathan Octavianus-

Begitulah demikian puisi yang ia ucapkan malam itu, puisi yang tidak akan pernah kulupakan sampai saat ini...


Okeh, gimana? Udah mulai keliatan kan isi ceritanyaaa:))
AYO ATUH GAIZ VOTE, COMMENT, LIKE, SHARE, FOLLOW.

Ditunggu kelanjutannya? Ayo dong vote dulu ceritanya

SALAM DARI AUTHOR YANG MIRIP JENNIE


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

_the poetry of love_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang