sadar..

17 3 1
                                    

Aku tersadar dari tidurku...mereka bilang ini tidur panjangku....keluargaku sahabatku.

Aku melihat sekelilingku. Ah ia aku berada di rumah sakit ternyata. Aku mencoba bangun dari tidurku...di bantu oleh sahabat ku.

Aku tidak tau keluargaku sudah kemana...aku hanya sendiri di sini...seolah semuanya menghilang...

Aku mencoba berjalan di bantu oleh beberapa orang yang tidak ku kenal.
"Berapa lama aku tidak sadar?" Tanya ku
"3 tahun "
"Apa? Dan di mana keluarga ku?"
"Awalnya kamu bangun 2 tahun yang lalu tapi koma lagi dan kamu baru bangun setelah setahun kemudian yaitu sekarang" jadi mereka yang ku lihat setahun yang lalu?.

Aku mencoba berjalan di bantu mereka. Dengan otot-ototku yang mulai kaku. Sudah hampir setahun aku di rawat di sini tapi aku tidak melihat siapapun yang menjengukku.

Aku berjalan keluar untuk menghirup udara segar. Yang ku ingat terakhir adalah kalau aku kehilangan anakku dan suamiku menyerahkan surat cerai padaku yang berakhir pada sebuah kecelakaan.

Di taman itu aku melihat sepasang insan dan anak laki-laki di pangkuan perempuan itu. Saat pria dari pasangan perempuan itu menoleh...aku seperti mengenali pria itu...degup jantungku berdegup kencang setelah mengetahui itu siapa. Ya...itu suamiku...eh bukan lagi..

Aku berjalan masuk ke rumah sakit dengan buru-buru...tak sengaja aku menabrak orang yang membuatku terjatuh...
"Apa kamu tidak apa-apa?" Tanya nya.
" tidak apa- apa" ucapku sambil mendongak.
" selly.." ucapku...itu sepupu dari mantan suami ku
"Kak...Rani" ucapnya terkejut.
"Kamu di sini ngapain sell?" Tanyaku.
Dia menarikku duduk di sebuah kursi di depan ruangan" itu..putrinya kak lisa masuk RS"
"Kak lisa sudah menikah? " tanya ku
Dia hanya mengangguk.
" sudah lama ya..." ucapku menatap langit-langit.
Dia tersenyum sambil memelukku dengan tatapan yang penuh arti...
"Kak Ran gak ingin ketemu sama Al?" Tanyanya...
Aku hanya menggeleng.

Aku berdiri menatapnya.
Dan pergi meninggalkannya...
Duduk di kursi bangkar setelah ganti baju dan menyiapkan barang-barangku. Karena hari ini aku telah boleh pulang.

Aku kerecepsionis untuk menanyakan biayaku yang mungkin akan menghabiskan seluruh isi tabungan ku.
Resepsionisnya bilang kalau biayaku sudah di bayar oleh mas Al. Dan aku di suruh menandatangani bahwa aku telah membawa bayiku dari sini dan keluar dari sini...aku membelalakkan mataku...bayiku masih hidup? Aku langsung berlari mencari sally...dan kebetulan aku menemukannya...

Aku meminta penjelasan dari dia..dan dia hanya terdiam dan menganggukkan kepalanya..." aku merasa hampa dan kosong selama ini sell....di cerai dan kehilangan anak aku" ucapku mulai menangis...serasa di himpit suaraku muali serak dan nafasku tercekat. Dia mencoba memegang bahuku...aku menepisnya...

Flash back.

Di luar ruangan yang aku duduk dengan selly aku mendengar kalau keluarganya berbincang tentang pernikahan mas Al dengan Nuri..yang aku tidak ketahui itu siapa. Aku merasa sesak...dan pergi meninggalkan selly.

Aku sempat melihat kemesraan mas Al dengan perempuan itu... dan menggendong seorang anak kecil...aku marasa hatiku makin sesak.

Flash back end

Aku melangkah gontai dan air mataku meluruh..."kak Ran..aaku akan menjelaskan nya" kata selly yang membiatku melihatnya kembali.

" anak yang kak Ran lihat adalah anak kakak...dan mas Al" ucapnya ku potong...
" dia akan menikah dengan perempuan itu ...kenapa keluargamu begitu tega padaku sell? Segitu buruk kah aku?"
Tanyaku mulai senggugukan...
Selly meluruh di kaki ku...
"Maaf kak Ren..." ucapnya menagis. Aku terdiam mematung melihat ibunya mas Al...mama Wati di pintu dengan wajah yang datar dan sesikit terkejut. Aku berbalik meninggalkan mereka semua. Hatiku sangat sesak...jantungku seolah berhenti...aku mencoba marasa baik-baik saja...tapi ya semuanya tidak baik-baik saja.

Ting tong...suara bel apartemen ku. Aku membukanya dan melihat selly berdiri di situ...aku mencoba menutup tapi dia menahanku.
"Aku mohon kak...tolong jangan biarkan mas Al menikah dengan si Nuri nuri itu...aku mohon..." katanya...

Aku masih terdiam menatapnya...
"Kamu masih istrinya...kamu bisa mencegahnya...selamatkan Andri darinya...anakmu kak...datanglah pagi-pagi ke rumah sebelum merka berangkat ke amerika" ucapnya pergi meninggalkan ku karena aku tidak meresponnya sama sekali.

Aku menutup pintu apartemen itu dengan perlahan dan menidurkan tubuhku di sofa sambil memijit pangkal hidungku...aku tidak bisa tidur semalaman. Pagi pun tiba tapi aku masih terjaga...aku mandi dan cepat-cepat kerumahnya...menemui mas Al dan meminta penjelasan atas semua ini.

Pada saat aku mengetuk pintu rumah itu...kak lisa membuka pintu dan terkejut..aku hanya tersenyum...

"Ran..masuk."..ucapnya...
Aku masuk...dan melihat anak kecil berselang infus di tangannya sedang duduk sambil bermain...aku tersenyum dan mengelus pipinya...
"Namanya Karin..."
"Dia sangat manis dan lincah" ucapku..yang di angguki lisa

"Aku ingin ketemu mas Al...secara pribadi.." ucapku lembut menahan air mataku yang mulai muncul. Dia mengangguk.."dia berada di kamar kalian" ucapnya...aku mulai menaiki tangga..dan membuka pintu yang ternyata tidak di kunci...
Aku melihat anak kecil yang kemarin sedang bermain di lantai dengan mainannya...aku memeluk dan menciumnya...dia hanya tersenyum dan mulai asik bermain lagi...aku mendekati mas Al yang masih tertidur dengan selimut yang berantakan...aku mendekat...dan duduk di sampingnya...

Perlahan aku mengelus punggungnya...dia tidur telungkup sambil memeluk guling.
"Mas.." ucapku lembut sambil tetap mengelus punggungnya...dia berbalik dengan mata sayu dan merah...dan memindahkan kepalanya ke pangkuan ku..aku hanya tersenyum tipis..sifatnya tidak pernah berubah...aku masih istri sahnya...jadi aku tidak salah melakukan ini.

Aku mengelus kepalanya...setelah aku mengingat dia akan mempunyai penggantiku...aku berhenti mengelus kepalanya...dan dia membuka matanya yang awalnya terpejam dengan sempurna...aku mencoba berdiri...dia memeluk perutku...dan dia mengarahkan tangan kanan ku di dadanya...sambil menggerakkan tangan ku. Dia mengisyaratkan ku untuk mengelusnya...
"Aku tahu kamu sakit hati dan hancur..aku melihatmu di rumah sakit" katanya...aku melihatnya yang masih terpejam.. dan mulai mengehentikan tangan ku..dia memegang tangan ku lagi dan menggeleng..."jangan berhenti..."ucapnya..aku masih terdiam.."Aku merasa sakit dan sesak di dadaku perlahan hilang dengan elusan tangan mu" ucapnya...

Dia memeluk perutku...dan menyurukkan mepalanya tepat di perutku...aku masih terdiam...dan menatap kosong ke anak kecil yang bermain dengan asik...

Dia duduk dan menangkup pipiku menghadapnya..."Ya...dia anak kita Ran...namanya Andri"katanya lembut.. aku masih terdiam...perlahan aku merasa benda kenyal berada di bibirku...ya dia menciumku...awalnya hanya menempel..lama-lama dia melumatnya lembut...aku merasa dia menyalurkan segalanya dari ciuman itu...frustasi,rindu,cinta,marah,dan takut kehilangan.

Aku masih diam tidak membalasnya...dia terdiam dan melepaskan ciumannya..dan memelukku erat...aku masih diam..."kamu mempunyai hutang penjelasan yang banyak padaku" aku berbisik di telinganya lembut tapi sarat akan ketegasan dan marah yang terselip dingin di kalimat itu...

Dia mengangguk di belakang kepalaku..dan memelukku erat. Aku membalas pelukannya dan mengelus punggungnya...aku merasakan tubuhnya menegang kaget..."pergilah mandi..aku dan Andri akan menunggumu di bawah" ucapku melepas pelukannya...aku melihat dia perlahan bangkit dan menggendong Andri...dalam pelukannya aku melihat dia seperi berbisik...dan mulai mendekat ke arahku...aku berdiri dan dia menyerahkan Andri padaku...aku menerima nya...dia tersenyum...anak itu melihatnya...dia hanya mengangguk.. dan pergi masuk ke kamar mandi..."Mama..." ucapnya mengalungkan kedua tangannya di leherku...air mataku mengalir deras..."ia nak ini mama.." ucapku mencium kedua pipinya dan keluar dari kamar itu menuju ruang keluarga...

Di ruang keluarga aku melihat Mama wati bersama dengan Nuri..dan di sampingnya ada sepasang suami istri yang umurnya mungkin hampir sama dengan mama wati. Aku perlahan menuruni tangga...aku di perhatikan oleh mereka semua termasuk mama wati yang menatapku tercengang dan tidak suka...aku tau tatapan itu tidak berubah...aku membalas tatapan tidak suka mama wati saat aku bersama andri dengan tegas yang tersirat bahwa Andri adalah milikku ..dia anakku...aku mengabaikan mereka dan tidak ingin membuat keributan di pagi hari dan berjalan membawa Andri ke taman belakang rumah.

Dengan mengabaikan mereka mungkin akan mengurangi luka di hatiku dan bersama Andri rasa sakit nya seolah berkurang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My babyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang