My Precious Life (Bag 4 - Karya Tuhan dalam Hidupku)

19 1 0
                                    

Disadur dari Buku "My Precious Life" oleh Selvi Pritawati Sudarlin.

Editor : Lamsihar Iruel

"Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku." (Galatia 2:20)


Hanya Tuhan yang tahu apa yang terbaik buat kita, karena Tuhanlah yang menjadikan kita. Kita boleh ada, bernafas, berkarya, dan hidup hanya karena anugerahNya. Namun Kadang kala kita hanya mau enaknya sekarang, mau segalanya mudah sekarang saja. Namun Tuhan melihat hari esok, Dia tahu apa yang akan terjadi dari apa yang kita alami sekarang ini, semuanya untuk kebaikan kita. Aga kita lebih menghargai hidup dari setiap perjuangan kita. Dan dalam setiap perjuangan kita ada KaryaNya yang indah, yang akan kita nikmati bersamaNya.

***
Saya pernah mengalami gagal melihat kasih Tuhan dalam hidup saya. Saya (sebagai anak kecil yang peminder kala itu) hanya fokus pada keadaan dan kecacatan fisik saya.. Dan saya sama sekali tidak tahu apa yang ada di balik ketidaksempurnaan saya. Yang saya tahu hanyalah saya harus hidup dalam sebuah penantian yang panjang yang tidak jelas sebuah penantian yang panjang yang tidak jelas berjalan kemana. Tak ada yang bisa saya lakukan di rumah, selain duduk, menonton TV , kemudian tidur lagi. Setiap hari selalu begitu. jenuh memang, namun aku tak punya pilihan lain selain terus dan terus menjalaninya dengan tabah.

Aku tidak bisa bersekolah, karena keadaan ekonomi orang tuaku. Lagi pula mama sibuk mengurus adikadikku yang juga sekolah. sedangkan jika aku sekolah aku harus ditunggui, sampai pulang sekolah. Selain itu karena keadaan emosiku yang labil, aku tidak suka keramaian, aku tidak suka bertemu banyak orang. akhirnya aku tidak bersekolah... hidup pun bertambah menjadi tidak pasti, hanya kebosanan yang memenuhi batin ini. Namun keingintahuan ku sangat tinggi. Aku ingin bisa membaca sendiri. aku suka buku dongeng. Dan adikku selalu membacakannya untukku.

Aku suka buku-buku.. Papa senang sekali membawakan buku bacaan dari perpustakaan sekolah tempat ia mengajar. Dan aku senang melihat isi atau gambar-gambarnya yang penuh warna. Aku tidak bisa membacanya. tapi aku suka buku-buku itu. Setiap hari mama membantu adikku belajar mengeja, belajar mengenal abjad, berhitung, dan belajar yang lain juga. Dan aku diam-diam mengikutinya. Dan menurut papa aku punya kecerdasaan lebih dari pada adik-adikku. Aku cepat menangkap Pelajaran, dan setelah adikku bisa membaca aku belajar dengannya, sampai aku bisa membaca sendiri. Hari-hariku sedikit sampai aku bisa membaca sendiri.

Hari-hariku sedikit menyenangkan dengan buku-buku yang aku baca. Aku membaca apa saja, dari koran bekas, sampai kardus, dan bungkus makanan. dinding di rumah ku penuh berisi coretan-coretan polpen, kapur, pensil dan sepidol adikku. Kami bermain guru-guruan dengan aku sebagai muridnya. Namun aku tak puas dengan bisa membaca sendiri, aku juga ingin bisa menulis... Dengan Tanganku yang kaku dan keras tentu saja sangat tidak mudah untuk memegang pensil atau polpen. Rasanya sakit sekali melawan kakunya. Sampai-sampai aku seperti mandi, karena keringat seluruh tubuhku. namun semangat itu.. Yang membuat aku tidak mau menyerah.

Dalam pikiranku, "aku harus bisa!" Dengan tangan kiri ku lah aku berjuang belajar menulis. Tanganku kananku sulit digerakan, kalau di angkat tangan kananku bergetar. namun masih bersyukur karena tangan kiri ku sedikit bisa, dan akhirnya aku pun bisa menulis. Namun karena tanganku tidak normal, tulisanku jelek sekali, tapi masih bisa dibaca, walaupun bentuknya sangat mirip cacing kepanasan. Namun ternyata sangat menyenangkan bisa membaca dan menulis. Dan akhirnya hari-hariku mempunyai semangat hidup.

Karena sudah bisa menulis pelan-pelan semua perasaanku aku tuangkan di dalan tulisanku. Aku tak pernah berpikir bahwa apa yang aku tulis adalah sebuah karya sastra seorang penulis.. Bagiku apa yang aku tulis hanyalah sebuah perasaan ku tentang hidup, aku tulis hanyalah sebuah perasaan ku tentang hidup, kekecewaan dan penolakan ku tentang keadaanku. satu tulisan yang masih aku ingat, itu tulisan yang membuat mama menangis. kurang lebih begini bunyinya. "AKU ADALAH DAUN KERING, ADAKAH ORANG YANG AKAN MENCINTAIKU NANTI?" air mata mama mengalir di pipinya. Mama pun jadi memikirkan keadaanku kelak, siapa yang akan mengurusku kalau nanti ia dipanggil pulang oleh Tuhan? Karena yang mama tahu saat itu, hanya mama, papa, dan adikku yang menyayangi diriku.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 17, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Kesaksian Hidup - My Precious LifeWhere stories live. Discover now