3.

810 154 12
                                    

(Backsound : Song Ji Eun, Sung Hoon - Same)


Cermin besar yang terpampang di dalam ruangan luas, terdapat seseorang yang tengah berseka rapih. Ia memakai jeans dan jaket denim. Tak lupa kacamata berlensa hitam. Katanya sih untuk menghindari pandangan.

Kini, jam dinding sudah menunjukan pukul 9 pagi. Terfokus ia penuh gaya merapihkan surai dengan jemari yang dijadikan sebagai sisir dadakan. Juga dengan lelaki bertubuh lebih jangkung, yakni Chanyeol.

Kyungsoo pergi ke meja buffet yang  tersedia tas mini dan sebelumnya sudah ia siapkan. Ia meraihnya lalu menggandong. Serta-merta Kyungsoo langsung tancap gas tanpa rem berlari keluar rumah.
Kecepatan lari Kyungsoo diatas rata-rata karna diberi sekuat renaga, kemudian sampailah ia tepat di hadapan pintu. Jemarinya mengutak-atik kunci yang masuk ke dalam lubang.

Ckklleekk..

Krriieett..

Deg!

Terpaku sangat Kyungsoo dibuat oleh pandangan diluar rumahnya. Tubuhnya tegap nan kaku bukan main, juga kedua mata yang membelalak.  Angin kian berseliweran menyapa keberadaannya. Termasuk beberapa makhluk pergi kesana kemari sesuka hati. Ada yang terbang bebas, bermain diatas pohon lebat dan menyeret tubuhnya di permukaan tanah.

Mengenaskan.

Spontan Kyungsoo memejamkan mata kuat tak ingin menatap salah satu dari mereka. Hatinya berdegup kencang dengan desiran darah yang terus mengalir cepat. Tempo hembusan nafasnya pun tidak teratur kembali.

"Haahh.. Haahhh.. Ya Tuhan.. Berkatilah aku. Tolonglah aku,"

Grrreepp..

Tubuh Kyungsoo sedikit tersentak sebab mendapatkan kontak fisik berupa sentuhan tepat di bahunya.

"Kyung? Tenang. Kamu jangan takut," bisik Chanyeol di telinga Kyungsoo bertujuan melawan ketakutannya.
Kyungsoo mendengar jelas bisikan dari pria bersuara bass itu termasuk sentuhannya. Kyungsoo membelalak mata dan menoleh ke samping dimana Chanyeol berpijak, hingga mereka melakukan kontak mata.

"Aku akan melindungimu." Chanyeol bertanggung jawab atas ucapannya sembari lengan kokohnya mengalung tepat di pinggang Kyungsoo.

Kedua kaki Kyungsoo berjalan pelan tanpa ragu diiringi oleh Chanyeol yang berada disampingnya. Dan benar saja Kyungsoo tak perlu takut, justru mereka semua yang menghindar lalu memberi ruang untuk ia berjalan.

Entah karna Kyungsoo yang berani atau karna keberadaan Chanyeol.

****

Namja mungil berkacamata hitam di siang bolong ini tengah menikmati  es kopi yang ia sruput. Jemarinya senantiasa mengutak-atik ponsel canggih keluaran terbaru. Dan keberadaan Chanyeol yang terduduk di bangku taman.

"Kyungsoo, bukankah kau ingin menolongku?" ujar Chanyeol dan dihadiahi oleh tolehan kedua mata dari Kyungsoo. Ia bukan tak mau menolong, hanya saja tidak mengerti. Apa yang mesti ia perbuat?

"Ne.. Ne.. Apa yang mestiku lakukan sekarang huh?" Kyungsoo melempar kembali pertanyaan dengan suara yang begitu pelan, agar tidak ada yang curiga kepadanya oleh orang-orang yang berluntang-lantung.

"Haahh.. Akupun tidak tahu,"

Kyungsoo mendongkakkan kepalanya, menatap langit berwarna biru dihiasi oleh awan putih. Sembari mencari-cari ide yang mesti ia simpulkan disini segera. Tidak berat sebenarnya  ia mengolah informasi sebanyak atau sulit apa, karena ia orang yang begitu pintar. Jika tidak pintar, mana mungkin ia memegang Cabang DO.Corp?

Telapak tangannya terselip masuk diantara saku, merogoh benda padat dengan penuh kecanggihan. Ia menekan-nekan ponsel layar sentuh itu mencari kontak seseorang yang mesti ia hubungi.

Klik!

Tuutt..

Tuutt..

Tuutt..

"Yeobeoseyo Baekh?"

"Ne Kyung? Ada yang bisaku bantu?"

"Kamu ada dimana? Aku mau ke Rumah Sakitmu nih."

*****


14.00 KST

Netranya bertemu tatkala melirik pada pergelangan tangannya dengan jarum pendek yang menunjukkan angka 2 sore. Kyungsoo tengah terduduk jengah di lobby Rumah Sakit. Baekhyun tak kunjung datang, membuat Kyungsoo tak sabaran.

'Lama sekali!' dumel Kyungsoo dalam hati.

Hingga tak lama kemudian, Baekh datang menghampiri Kyungsoo tergesah-gesah. Peluh menghiasi pelipisnya, dan dada yang berkembang-kempis.

"Haahh.. Haahh.. Mianhae Kyung.. Haahh.. Ahhh capek juga ternyata," lirih Baekhyun bertekuk lutut di hadapan Kyungsoo.

Namja mungil itu mengabaikannya, dan langsung berbicara to the point. Kyungsoo berkata, "Baekh, bantu aku."

"Bantuhhh apaahhh??"

"Aku ingin melihat berkas daftar kematian di Rumah Sakit ini."

&&&&

Next?

The Half HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang