Cempaka

49.6K 2.3K 139
                                    

Wajahnya yang ayu dengan senyum menawan di kenal bernama Cempaka, dia adalah kembang pelacur di sebuah rumah bordil yang sudah lama berdiri resmi sejak jaman penjajahan Belanda terletak di tengah kota yang di miliki tuan Dhaneswara Dewata sebagai cicit penerus bisnis dunia malam tersebut yang di turunkan mendiang kedua orang tuanya kepada beliau.

Kecantikan Cempaka memang tersohor dari mulut ke mulut, tidak segan para lelaki yang datang ke rumah bordil hanya ingin menemui dan melihat kecantikan seorang Cempaka. Mengeluti pekerjaan sebagai pelacur pasti banyak tidak enaknya meski ada memohon cintanya di balas, ada mencaci bahkan kebanyakan mencibir.

Tidak ada yang mau terlahir sebagai seorang pelacur, begitupun Cempaka yang hidup sebatang kara sejak kedua orang tuanya meninggal tanpa sanak keluarga yang peduli, pendidikan yang minim tidak mampu membuatnya memperoleh pekerjaan yang layak saat ia memutuskan merantau ke kota. Pertama kali ia menginjakan kakinya ke kota besar Cempaka malah di timpa kesialan, ia di tipu seorang lelaki yang menjanjikannya pekerjaan, tahunya ia di lecehkan hingga keperawanannya hilang.

Keputusan bodoh mungkin dalam hidupnya dalam kekalutan ia memutuskan menjual diri pada lelaki hidung belang demi mengisi perutnya yang lapar, dan tanpa Cempaka sadari ia terjerumus semakin dalam ke lembah nista, sampai ia bertemu dengan tuan Dewata yang menyelematkannya dan memberi tempat tinggal padanya. Hidupnya memang sudah berubah menjadi hitam Meski demikian ia selalu tegar menjalani hidupnya yang teramat pahit. Hanya rumah bordil ini satu satunya tempatnya bernaung berharap sececah kebahagian kelak menghampirinya.

Cempaka pernah kecewa, pernah terluka pada janji manis seorang lelaki padanya, mas Anas, lelaki baik hati di mata Cempaka, sayang lelaki itu sudah memiliki istri. Tapi kesungguhan mas Anas yang ingin mempersunting Cempaka membuat wanita itu larut dalam hubungannya.

Setiap malam mas Anas bertandang ke rumah bordil hanya untuk menyalurkan hasrat rindu di dalam jiwa, dan dengan lemah lembut Cempaka menyambut beliau dengan senyum termanisnya.

Tapi setelah malam naas itu di mana mas Anas mengajak bertemu Cempaka di luar, alasan beliau ingin memperkenalkan pada kedua orang tuanya, malang bagi Cempaka, mobil mereka di cegat dan Cempaka di perkosa dengan brutal oleh dua lelaki tanpa belas kasihan.

Yang membuat Cempaka terpukul keduanya adalah saudara mas Anas. Bernama Aksa dan Elang. Cempaka tidak mampu berbuat apapun, karena dia hanya wanita kotor yang tidak mampu menuntut hak harga dirinya meski telah di perkosa.

Sejak peristiwa naas itu, mas Anas tidak terlihat lagi menginjakkan kakinya ke rumah bordil. Rasa sakit hati cukup Cempaka yang pedam, ia pun enggan menceritakannya pada sahabatnya Antari sampai sahabatnya itu sudah bahagia bersama lelaki di cintainya.

Cempaka tersenyum saat membaca surat dari Antari yang mengabarinya sudah melahirkan seorang jagoan tampan. Cempaka turut bahagia atas kebahagian menaungi Antari, ingin sekali kalau ada waktu ia berkunjung ke desa, memeluk dan menghabiskan waktu bersama Antari.

Mengingat ke belakang, perjalanan hidup Antari dan akhirnya berakhir manis bersama Juragan Ganjar membuat Cempaka percaya akan takdir kebaikan dari Sang Kuasa. Cukup bersabar dan berdoa apapun terjadi dalam hidup, kita sebagai manusia hanya menjalani hidup dengan semestinya tanpa meminta lebih, kalau Sang Kuasa sudah berkehendak lain dan melimpahkan kebahagian anggap itu lah bonus yang di berikan.

Cempaka melipat kertas surat itu sesaat selesai membacanya yang di selipkannya di bawah bantal, ia menatap langit yang di selimuti awan senja dari jendela kayu yang masih terbuka.

Cempaka melangkah berniat menutup jendelanya. Belum sempat ia merapatkan jendela ia di kejutkan dengan kehadiran lelaki yang menahan jendelanya tetap terbuka. Sontak kedua mata Cempaka membulat memperhatikan lelaki tampan dengan senyumnya yang menawan menyelinap masuk melalui jendelanya.

"Berani sekali kamu menemuiku, ndak tau aturan rumah bordil ini, jam bertamu nanti malam." Protes Cempaka.

"Apa kamu lupa siapa aku? aku ini lelaki terhormat apa kata orang kalau melihat aku berkunjung ke rumah bordil hanya menemui wanita kotor sepertimu, bisa tercoreng nama baikku." Katanya sinis membuat Cempaka berdecak kesal.

"Apa kamu ndak sadar menyelinap masuk ke bilik kamarku kalau orang lain tahu akan lebih membuatmu malu. Tuan Elang Janitra." Kata Cempaka menekan nama lelaki itu yang di perkiraan berusia 29 tahun.

Elang adalah saudara ketiga dari mas Anas meski lain ibu karena bapak mas Anas menikah lagi. Sikap sombong dan arogan Elang tidak pernah berubah berbanding terbalik dengan mas Anas dan Aksa jauh lebih kalem, meski Aksa salah satu lelaki pernah memperkosanya tapi beliau tidak sungkan menampakan ketertarikannya pada Cempaka, sering beliau juga datang ke rumah bordil ini hanya untuk bersama Cempaka, padahal Tuan Aksapun sudah memiliki tiga istri sebelumnya.

Elang duduk di pinggir dipan menepuk sampingnya meminta Cempaka duduk di sebelahnya.

"Sini kamu, tenang saja ndhak ada yang tahu aku ke mari."

Cempaka menghela nafasnya, ia duduk di samping lelaki itu yang memperhatikannya seksama.

"Aku kesini bukan ingin menyentuh tubuh kotormu, tapi ada kabar yang ingin aku sampaikan." Kata Elang.

"Kabar apa toh?"

Kening Elang mengerut dalam, sejenak ia hanya diam enggan bicara. Cempaka memutar bola matanya, lelaki ini sifatnya aneh, katanya mau nyampaikan sesuatu tapi malah bungkam.

"Kalau ndhak mau bicara ya sudah, aku sedang sibuk." Kata Cempaka berdiri tapi segera di cegah Elang yang menariknya paksa dan mendudukan Cempaka kembali.

"Soal mas Anas." Kata Elang buka suara.

Kenapa lagi Elang bawa nama mas Anas, sudah jelas Cempaka tidak ada hubungan lagi dengan beliau, atau memang Elang sengaja membuka luka lama Cempaka.

"Aku ndak sengaja mendengar pembicaraan keluarga kemarin malam dan..."

"Dan apa toh, cerita itu yang benar jangan setengah-setengah." Protes Cempaka.

"Dia akan datang kemari untuk meminangmu."

Sekejap pupil mata Cempaka terbuka lebar, ia tidak menyangka akan kebenaran berita itu.

"Ngaur kamu,"

"Aku serius, jadi ku pinta kamu tolak lamaran mas Anas."

"Kenapa?"

"Issshh dasar wanita ndhak tahu diri, lakukan saja, lagian kamu ini gundik, toh, wanita hina ndhak pantas masuk ke keluarga besarku apa lagi menjadi kakak iparku, ndhak sudi aku."

Hati Cempaka rasanya memanas tapi ia enggan berdebat karena memang mulut Elang sangatlah lancang tapi herannya lelaki ini malah sering menyentuhnya paksa.

"Ini hidupku, kamu ndhak berhak ikut campur." Tukas Cempaka berdiri.

"Aku datang ke mari hanya memperingatimu, kalau kamu tetap menyetujuinya, aku pastikan kamu akan menyesal." Kata Elang melengos pergi meloncat keluar dari jendela.

"Dasar lelaki egois." Gumam Cempaka.

Ingatan Cempaka bergulir pada mas Anas, ternyata beliau masih mengingat Cempaka, selama ini Cempaka pikir mas Anas sudah melupakan Cempaka karena sudah berbulan-bulan tidak ada kabar berita.

Hati Cempaka menjadi galau, apa iya mas Anas akan meminangnya? Pertanyaan yang terus mengelayut di dalam benak Cempaka karena ia terlalu penasaran alasan apa mas Anas dulu menghilang malah datang ingin menjadikannya salah satu istri. Atau Elang sengaja mengada ada hanya untuk mengkerjainya. Cempaka lekas menutup jendela kayu itu, tidak perlu ia keras berpikir kalau benar nanti akan ada buktinya.

Tamat

CempakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang