Ong seong woo as Naufal Syabil
"maafkan aku, yang terlambat mencintaimu" - Syabil
"cinta itu bagaikan hipnotis, melakukan apapun untuk orang yang di cintainya tanpa menyadari seberapa sakit yang di rasa" - Riani Febiola
------------------------------------------------------------------------
"aduh, sakit" ujar riani kecil yang jatuh dari sepeda roda dua milik syabil.
syabil kecil berlari menghampiri riani
"sakit ya?" tanya syabil kecil dengan suara gemasnya
riani menangis melihat lutut yang tergores akibat terkena seretan aspal.
"ayo, aku bantu, kamu bisa jalan kan?"
riani mengangguk pelan masih menangis.
syabil membenarkan rantai sepedanya lalu ia pakai untuk mengantar riani ke kerumahnya.
"ibu...riani jatuh dari sepeda"
teriak syabil di depan rumah riani.
syabil dan riani tetanggaan, kedua orang tua mereka sangat akrab sudah seperti keluarga.
bahkan sebelum syabil dan riani lahir, mereka sudah menjadi tetangga dekat.
wanita paruh baya keluar dari rumah dan menghampiri gadis kecilnya yang masih menangis.
"ya ampun dek, kan udah mama bilang jangan pakai sepeda bang syabil"
"tadi udah syabil larang bu, tapi riani tetap mau coba sepeda syabil" ujar syabil sedikit takut
takut kalau syabil di salahkan oleh ibu riani.
ibu riani senyum tipis dan mengusap rambut syabil
"iya bil, ibu tahu, emang riani ajah yang nakal"
"yuk, masuk ke dalam. ibu udah selesai masak, syabil ikut makan ya"
"iya bu"
------------------------------------------------------------
"riani....main yuk"
teriak syabil di depan rumah riani, riani yang mendengar suara syabil dari kamar, langsung keluar
"main kemana bil? itu kok kamu pakai stiker bola?"
"iya, kita nonton bola yuk, bareng papa aku"
riani tertawa, merasa lucu melihat syabil
"lucu banget kamu bil, aku ijin sama mama dan ayah aku dulu ya, masuk sini"
"aku tunggu di luar ajah"
------------------------------------------------------
riani dan syabil sudah akrab sejak kecil, namun setelah lulus sd.
mereka terpisahkan, syabil harus pindah ke kampung halamannya di yogyakarta karena nenek syabil sakit-sakitan dan keluarga syabil yang merawat.
riani menangis tersedu-sedu ketika keluarga syabil pamit sebelum berangkat ke kampung.
"udah riani, kamu jangan nangis, nanti kita ketemu lagi ya" ujar syabil menenangkan
"tapi aku maunya sama syabil terus"
sebenarnya kedua orang tua riani juga merasakan apa yang riani rasakan, karena selama ini keluarga syabil lah yang selalu menolong keluarga riani jika mereka sedang kesulitan begitupun sebaliknya.
"maafin kita ya, kalau kita ada salah-salah kata dan perbuatan" ujar papa syabil
"kita juga minta maaf, kita sering ngerepotin, makasih banyak ya selama ini udah banyak bantu kita" balas ayah riani
kedua orang tua riani & syabil saling berpelukan.
sang ayah yang menahan nangis dan sang ibu yang tidak bisa menahan tangisnya, karena pasti akan saling merindu.
riani & syabil pun ikut berpelukan lalu syabil menyalimi ibu & ayah riani.
merekapun berangkat.
"ma..riani mau nikah ajah sama syabil"
ujar riani kecil masih dalam tangisnya, mama & ayah riani tertawa kecil
"iya, nanti kalau sudah besar, riani sama syabil ya" ujar mama riani
"udah, jangan nangis lagi" ujar ayah riani
ayah dan mama riani saling menatap dan menggelengkan kepala, masih kecil kok ngertiaan ajah soal nikah, dasar anak kecil fikir mereka.