"Marshaaa and the Beaaar!!!!" Mahraffil mengejek perempuan yang berjalan berlawanan arah darinya saat hendak ke kantin.
"Ish...apaan sih lo. Ganggu aja deh! Dasar si polisi gadungan." Marshadelina, si gadis yang diejek membalas mengejek.
Beginilah keseharian kedua orang itu di sekolah. Setiap bertemu pasti kayak kucing biru dan tikus coklat yang ada di televisi.
"Udah deh Sha! Kacangin aja tuh, Raffil si PG." Teman disebelah Marsha, Airuzilla atau yang biasa mereka panggil Illa menyahut.
"Hello Ai!" Fikowi. Teman sekelas Raffil menyapa dengan mengacak rambut Illa. Illa pun melotot garang suruh dilepaskan.
"Jangan galak-galak, nanti cantiknya ilang loh" Fiko mengomentari, tangannya masih sibuk mengacak rambut Illa.
"Hush!" Marsha menyentil tangan Fiko dari temannya. "Jangan pegang-pegang temen gue, tangan lo tu najis."
"Enak aja! Tangan gue bersih tau!Atau jangan jangan, lu iri karna gak diperlakukan seperti itu sama temenku ini." Fikowi menunjuk Raffil disebelahnya.
"Mana mungkin! Bertemu dia aja gue udah 'eneg' apalagi sampai disentuh. Makin ilfeel aku." Marsha mengibaskan tangannya ke arah Raffil.
Raffil memasang wajah hendak muntah. "Siapa juga yang pengen nyentuh lo. Bisa-bisa alergi berketurunan gue."
"Udah deh Sha, Illa. Yuk! Katanya mau ke kelas, waktu kita menipis loh." Teman mereka yang satunya, Listania atau Nia melerai percakapan tersebut. "Lagian katanya mau nonton. Bakalan telat nih!"
"Ya udah, daripada disini sama dua makhluk tak jelas ini, mendingan gue marathon drakor."
"Sama, lebih baik aku nonton anime." Illa menimpali.
Mereka bertiga berbalik pergi dan meninggalkan dua makhluk adam tersebut.
Tiba di depan kelas mereka,
KELAS XII MIPA 1....
Jangan! Jangan kepikiran kalau kelas mereka ini seperti kelas yang pintar dan teladan pada umumnya.
"Woyy! Mabar yok! Mumpung kuota gue banyak nih!" Ketua kelas, Airhamin Hemudan mengajak semua anak cowok di kelasnya bermain game online bareng.
"AYOO!" Hampir semua laki-laki di kelas itu menjawab, kemudian berkumpul kearah ketua kelas mereka.
Kebanyakan orang di kelas mereka ini jarang ke kantin. Bukannya kantin tak menyediakan masakan enak, tapi karena kemalasan mereka untuk pergi berjalan kesana membuat mereka tetap diam di kelas. Biasanya, kalau ingin ke kantin mereka selalu berombongan, baik itu yang laki-laki atau yang perempuan. Yah, seperti ada aturan tak tertulis yang menerangkan: pergi satu pergi semua.
"Guys! Pr fisika dah belom?" Tanya Rebika Artini.
"Belum." Jawab hampir seisi kelas, tanpa memandang si penanya.
"Gue juga belom sih, tapi kita kerjain tu tugas se-ka-rang!" Perintahnya Rebi.
"Ahhhh!" Mereka semua mendesah kecewa.
"Kerjain tugas dulu! Nanti baru mabar atau mau yang lain! Mau dihukum Bu Api ya kalian?" Saran plus ancam Rebi.
Dengan malas-malasan (kebanyakan yang malasnya laki-laki sih), mereka kembali ke meja masing-masing, mengambil alat tulis dan kembali lagi ke tempat si ketua kelas. Ya! Ketua kelas!
Mereka berencana mengerjakan pr bersama dengan hasil bersama pula. Itulah kebiasaan kelas ini.
"Bu Afi, Rebi! A-FI, bukan A-PI." Marsha membenarkan sesaat setelah masuk kelas dan duduk di kursinya. Ia mengambil handphone dan memasang headset di telinga. Begitu pula dengan kedua temannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MatB (Pending)
Novela Juvenil"MARSHA and the BEAR" *Jangan pikir ini adalah cerita yang diadaptasi dari nama film kartun yang mirip diatas! Pokoknya JANGAN! Ini bukan cerita yang bersejarah seperti film Ainun Habibie Bukan juga cerita baperan seperti film Dilan 1990 Bukan pula...