Jam beker berdering keras di dalam kamar yang penuh dengan nuansa putih dengan wallpaper bermotif bunga-bunga. Wanita berambut hitam legam akhirnya membuka mata dan memperlihatkan manik hijaunya yang jernih dan indah.
"Kau sudah bangun, Honey?" tanya suara berat di samping Bella.
"Seperti biasa, kau selalu bangun lebih cepat dariku George" ucap Bella.
Bella memberi ciuman singkat pada George ketika melihat matanya yang memelas dan turun dari tempat tidur.
***
Bella mengambil sepasang roti yang sudah dipanggang dan mengolesinya dengan selai kacang yang merupakan favorite George. Setelah selesai mengoleksi roti, ditaruhnya di atas piring dan diberikannya pada George yang sedang serius membaca koran pagi.
"Honey, memangnya ada berita apa sampai kau serius sekali membacanya?" tanya Bella dengan wajah penasaran.
"Terjadi pembunuhan lagi" jawab George sambil menutup koran dan mulai melahap rotinya.
"Malang sekali" ucap Bella sambil duduk dan mulai melahap rotinya juga.
"Yang lebih malang lagi, kepalanya terputus dari tubuhnya, bahkan ini adalah kasus yang belum terpecahkan sejak 3 tahun yang lalu" ujar George.
Bella menjatuhkan rotinya sesaat setelah mendengar penuturan George. Tangannya bergetar dan keringat sedikit demi sedikit keluar dari pori-pori kulitnya. Otaknya memutar kembali ingatan yang coba dia hapus keberadaannya. Ingatan yang seharusnya tidak ada di dalam otaknya.
"Honey, kau tidak apa-apa?" tanya George khawatir.
"Tidak apa-apa" jawab Bella mengendalikan ekspresi wajahnya. "Bukankah sekarang waktunya kau pergi bekerja" ucap Bella.
"Apa kau tidak apa-apa kutinggal sendirian?" tanya George khawatir.
Bella mengangguk kecil sembari tersenyum. George mendaratkan ciuman singkat di kening Bella dan pergi keluar rumah.
Bella beranjak dari tempat duduk tapi kakinya benar-benar lemasdan tidak bertenaga. Kejadian 3 tahun lalu benar-benar membuatnya menderita depresi yang berkepanjangan akibat kecemasan. Seharusnya dirinya menceritakan semua yang terjadi pada malam itu malah memilih bungkam seribu bahasa. Dia terlalu takut untuk mengungkapkannya pada orang lain, bahkan pada keluarga dan juga suaminya. Dia tidak akan sanggup jika orang-orang disekitar dirinya disakiti dan bernasib sama seperti wanita malang itu. Bella menghapus air mata yang sedari tadi mengalir dan mencoba untuk tidak mengingatnya lagi. Dia beranjak dari tempat duduk dan mengambil mantel lalu pergi keluar rumah.
Hari ini setelah berkunjung ke rumah bibi Courtney, Bella pergi ke supermarket untuk membeli persediaan makanan di kulkas yang sekarang tinggal sedikit. Ketika sudah sampai, Bella mengambil keranjang belanjaan dan dengan cepat mengambil barang-barang yang dibutuhkan. Setelah di rasa dirinya cukup, dia pergi ke kasir dan membayarnya lalu pergi ke luar supermarket. Bella berhenti di halte bus seperti yang dikatakan oleh George ditelfon agar mudah untuk menjempunya. Ditatapnya arloji dan hari mulai menunjukkan pukul 10 malam.
Bella mengedarkan pandangan dan belum terlihat tanda-tanda George menjemputnya tetapi matanya berhenti karena menangkap pemandangan janggal di persimpangan jalan. Berdiri seorang pria dengan tatapan lurus mendekati dirinya keluar dari kegelapan.
Tubuh Bella bergetar dan keringat keluar dari tubuhnya ketika pria yang menatapnya ternyata membawa sepotong kepala ditangan kirinya dan juga pisau dengan darah yang masih membasahi salju. Tiba-tiba pria itu berlari menghampiri Bella dan Tanpa pikir panjang Bella berlari dengan sangat kencang meninggalkan halte bus dan barang-barang belanjaan yang masih ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BESIDE ME
Mystery / ThrillerBella, saksi pembunuhan yang menewaskan seorang gadis dengan kepala yang terpenggal. Kasus sama dengan yang terjadi 3 tahun lalu ketika kepolisian dihebohkan dengan serangkaian pembunuhan yang terjadi dengan ciri yang sama dengan saat ini yaitu tubu...